TIMES MALANG, BANGKALAN – Sejalan dengan SDGs target ke tujuh yaitu mendukung praktik pengadaan barang publik yang berkelanjutan. Pemkab Bangkalan melakukan salah satu upaya dengan mempromosikan praktik pengadaan publik yang berkelanjutan.
Pengadaan berkelanjutan di Indonesia adalah Pengadaan Barang Jasa yang bertujuan untuk mencapai nilai manfaat yang menguntungkan secara ekonomis tidak hanya untuk Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah sebagai penggunanya saja. Namun juga untuk masyarakat, serta signifikan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial dalam keseluruhan siklus penggunaannya.
Pengadaan berkelanjutan di indonesia didorong sejak perpres 12 Tahun 2021. Dalam pelaksanaannya, Pengadaan Berkelanjutan mempromosikan penggunaan hasil riset perguruan tinggi dengan memperkuat riset dan pengembangan Perguruan Tinggi yang mendukung ekonomi berbasis inovasi.
Kolaborasi Pemkab Bangkalan dan Universitas Trunojoyo
Banyak bentuk inovasi dilakukan untuk mendukung progarm Pengadaan Berkelanjutan ini. Salah satunya adalah upaya Pemkab Bangkalan dan Universitas Trunojoyo untuk mengubah sampah menjadi sumber energi terbarukan.
Salah satu mesin pengolah sampah di TPS3R Desa Tengket, Kecamatan Arosbaya (FOTO: LPPM Universitas Trunojoyo)
Awalnya, pada tahun 2023 ini, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangkalan membangun fasilitas pengolahan sampah di Desa Tengket, Kecamatan Arosbaya lewat pendanaan DAK bidang sanitasi. Pembangunan fasilitas ini dilakukan secara Swakelola dengan melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat Desa Tengket.
Fasilitas pengolahan sampah TPS3R yang sudah dibangun di Desa tersebut terdiri dari penyediaan fisik bangunan hanggar, bangunan kantor, pagar dan halaman, peralatan mesin pencacah dan pengayak manual, kereta dorong, mebuler, dan gerobak motor sampah.
Dalam perkembangannya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangkalan, Anang Yulianto, dan Kepala UPTD Pengelolaan Sampah di DLH Bangkalan, Makhlush Syadat, memulai kolaborasi dengan LPPM Universitas Trunojoyo untuk penyediaan Teknologi Pengolahan Sampah Kota dan Pedesaan Menjadi Sumber Energi Terbarukan di TPS3R Desa Tengket.
Kolaborasi ini memanfaatkan pendanaan platform 'Kedaireka Matching Fund 2023' dengan tim peneliti dan pengabdian masyarakat yang diketuai Anis Arendra dari Prodi Teknik Mesin Universitas Trunojoyo.
Kedaireka merupakan akronim dari Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka. Lewat Kedaireka, Kemendikbud RI ingin membangun suatu platform kerja sama antara perguruan tinggi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri serta pihak-pihak terkait.
"Melalui kolaborasi ini, fasilitas pengolahan sampah di TPS3R Desa Tengket yang semula didesain hanya untuk pemilahan dan daur ulang sampah mulai ditingkatkan ke level yang lebih tinggi lagi," ungkap Leny Marita, SE., MM., staf bagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Bangkalan, Rabu (27/12/2023).
Pengolahan sampah yang masih menyisakan residu sampah dan belum dapat dimanfaatkan secara ekonomis, kini lewat teknologi pengolahan residu mulai dimanfaatkan secara ekonomis. Dulu, sampah yang diolah menjadi briket arang di Rumah Daur Ulang DLH Bangkalan didesain ulang lagi. Disempurnakan, direplikasi dan dibangun yang baru untuk diimplementasikan di fasilitas pengolahan sampah di TPS3R Desa Tengket. Sehingga fasilitas pengolahan sampah TPS3R Desa Tengket benar-benar zero waste, yang keluar dari TPS3R hanya produk turunan dari olahan sampah yang bernilai ekonomi.
Tidak berhenti di situ, Yoga Dwitya, anggota Tim Peneliti dari Prodi Informatika Universitas Trunojoyo juga menyediakan Sistem Informasi pengolahan sampah untuk memudahkan manajemen dan administrasi operasional TPS3R. Selain itu, Arie Wahyu, anggota Tim Peneliti dari Prodi Sosiologi Universitas Trunojoyo juga memimpin sosialisasi, transfer teknologi dan pendampingan bagi Kelompok Penerima dan Pemelihara Program.
"Kolaborasi DLH Bangkalan menggunakan hasil riset LPPM Universitas Trunojoyo untuk memperkuat layanan TPS3R semakin meningkatkan nilai manfaat TPS3R yang menguntungkan secara ekonomis tidak hanya untuk Pemkab Bangkalan sebagai penggunanya tetapi juga untuk masyarakat Desa Tengket sebagai Kelompok Penerima dan Pemelihara Program," katanya.
Masyarakat Desa Tengket tidak hanya menerima fisik bangunan dan peralatan. Lebih dari itu, mereka juga menerima teknologi pengolahan residu sampah menjadi briket arang yang bernilai ekonomi. Mereka juga menerima Sistem Informasi pengolahan sampah untuk memudahkan manajemen dan administrasi operasional TPS3R, dan didampingi selama proses transfer teknologi.
"Kolaborasi penyediaan fasilitas TPS3R DLH Bangkalan bersama LPPM Universitas Trunojoyo dalam platform Kedairaka jadi contoh penerapan nyata dari pengadaan berkelanjutan," ucapnya.
Seperti Apa Kolaborasi Pengolahan Sampah di TPS3R Desa Tengket Itu?
Penanganan limbah di Kabupaten Bangkalan secara land fill di TPA yang dilakukan saat ini tidak dapat berkelanjutan. Perlu upaya dan teknologi pengolahan limbah kota yang berkelanjutan agar tidak membebani TPA. Serta mampu menekan biaya sosial dan lingkungan sekaligus mampu memberikan nilai tambah ekonomi dan memberikan dampak positif secara sosial.
"Kolaborasi lewat platform Kedaireka Matching Fund 2023 antara LPPM Universitas Trunojoyo dan dengan DLH Bangkalan ini dilakukan untuk menjadikan sampah sebagai sumber daya energi terbarukan dengan kegiatan pengembangan Teknologi Pengolahan Sampah Kota dan Pedesaan Menjadi Sumber Energi Terbarukan," kata Anis Arendra yang juga dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Trunojoyo.
Langkah awal pelaksanaan kolaborasi ini dimulai dengan koordonasi tim pengusul, mitra DLH Bangkalan bersama LPPM UTM yang ditugaskan sebagai Unit Pengelola Matching Fund. Koordinasi ini untuk menyatukan persepsi dalam rencana kegiatan program, mengalokasikan sumberdaya waktu dan personal untuk mendukung, monitoring, dan evaluasi aktivitas dalam program ini.
"Aktivitas membangun kesadaran pemilahan sampah dan pelatihan pemilahan sampah adalah salah satu aktivitas dalam pengkondisian masyarakat. Aktivitas ini sebagai pendahulu untuk membangun kesiapan SDM di TPS3R Kecamatan Arosbaya dan masyarakat sekitar sebelum inovasi teknologi pengolahan sampah menjadi briket arang diimplementasikan di TPS3R Kecamatan Arosbaya," ungkap Anis Arendra.
Pelaksanaan akitvitas itu melalui kegiatan MBKM Membangun Desa di Kecamatan Arosbaya. Sementara itu aktivitas fabrikasi mesin-mesin produksi briket dilaksanakan off-site di Laboratorium Sistem Manufaktur dan di sentra pengecoran logam di Klaten.
Di lain pihak, DLH Bangkalan berperan dalam persiapan lahan dan bangunan untuk fasilitas produksi briket. Fasilitas pengolahan sampah TPS3R yang dibangun dari pendanaan DAK di Desa Tengket terdiri dari penyediaan fisik bangunan hanggar, bangunan kantor, pagar dan halaman, peralatan mesin pencacah dan pengayak manual, kereta dorong, mebuler, dan gerobak motor sampah.
Setelah fasilitas bangunan hanggar, bangunan kantor, pagar dan halaman, pengolahan sampah TPS3R di Desa Tengket terbangun, program kegiatan inovasi teknologi pengolahan sampah menjadi briket arang dilanjutkan dengan aktivitas on-site perakitan instalasi mesin-mesin produksi briket di lokasi TPS3R Kecamatan Arosbaya. Kegoatan ini kemudian diikuti dengan aktivitas uji coba produksi briket. Pelaksanaan akitvitas ini melalui kegiatan MBKM Praktek Industri di TPS3R Kecamatan Arosbaya.
Dalam aktivitas uji coba produksi briket arang, DLH Bangkalan berperan dalam menyediakan utilitas listrik, air, dan perangkat perkantoran, serta manpower untuk menjalankan TPS3R. Kegiatan on-site inovasi teknologi pengolahan sampah menjadi briket arang didukung dengan aktivitas penyuluhan dan pelatihan operasional mesin melalui pendampingan transfer teknologi pengolahan briket, dan aktivitas pelatihan untuk perawatan dan trouble shooting mesin melalui pendampingan transfer teknologi perawatan mesin dan trouble-shooting.
Kegiatan Kedaireka kemuian dilanjutkan dengan aktivitas-aktivitas dari program inovasi sistem informasi pengolahan sampah sebagai Decision Support System untuk manajemen pengolahan sampah, yaitu: Analisis kebutuhan sistem. Pengembangan sistem informasi pengolahan sampah. Menghimpun data dan uji coba sistem informasi. Running sistem informasi pengolahan sampah. Implementasi Sistem Informasi ini didukung dengan aktivitas pendampingan tranfer teknologi sistem informasi pengolahan sampah.
"Kami juga melibatkan DLH Bangkalan dalam MBKM Praktisi Mengajar di Dalam Kampus melalui perkuliahan di bidang zero waste dan Refused Derrifed Fuel. Monitoring, evaluasi, dan pemantauan lapang dilakukan oleh LPPM UTM untuk menjamin implementasi inovasi yang diprogramkan dan target luaran aktivitas tercapai," paparnya.
Hasil dari kolaborasi dengan Pemkab Bangkalan itu, tegasnya, adalah beroperasinya fasilitas pengolahan sampah TPS3R Desa Tengket yang benar-benar zero waste, yang keluar dari TPS3R hanya produk turunan dari olahan sampah yang bernilai ekonomi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kolaborasi Inovatif Pemkab Bangkalan dan Universitas Trunojoyo: Ubah Sampah Jadi Sumber Energi Terbarukan
Pewarta | : |
Editor | : Faizal R Arief |