TIMES MALANG, MALANG – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang terus berupaya menyatukan 25 Jemaah Haji yang berpotensi terpisah akibat penempatan pada Syarikah berbeda, khususnya bagi jemaah lansia, penyandang disabilitas dan mereka yang memiliki hubungan mahram.
Perlu diketahui, tahun ini Indonesia untuk pertama kalinya memberangkatkan jemaah dengan sistem delapan Syarikah. Pada awalnya, terdapat 48 Jemaah Haji asal Kota Malang yang kemungkinan tidak tergabung dalam rombongan keluarga atau kelompoknya.
“Setelah dilakukan pengajuan penggabungan kepada Kemenag pusat dan Kanwil, kini jumlah yang masih terpisah tersisa 25 jemaah,” ujar Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kota Malang, Ahmad Subhan, Rabu (21/5/2025).
Subhan mengungkapkan, meski ke-25 jemaah tersebut masih berada di bawah Syarikah berbeda, pihaknya telah berkoordinasi agar mereka tetap dapat disatukan setibanya di Arab Saudi.
“Kita sudah komunikasi dengan tim lapangan agar mereka dikumpulkan di sana. Jadi tetap bisa satu rombongan,” ungkapnya.
Namun, ia juga mengakui masih ada kendala teknis lain seperti perbedaan hotel yang disediakan oleh masing-masing Syarikah.
“Syarikahnya sudah diatur, tapi ada yang beda hotel. Kami akan tata dari sini agar tidak membingungkan jemaah nanti,” jelasnya.
Koordinasi dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) juga terus dilakukan guna memastikan jemaah, terutama lansia, mendapatkan pendampingan maksimal dan tidak terpisah dari kelompoknya.
Subhan memastikan seluruh jemaah lansia telah dikelompokkan dalam satu Syarikah, sehingga tidak termasuk dalam 25 jemaah yang berpotensi terpisah akomodasinya.
“Terkait lansia, semuanya sudah dalam satu Syarikah. Sudah kami prioritaskan,” tegasnya.
Sebagai informasi, tahun 2025 ini Kota Malang akan memberangkatkan sebanyak 1.196 jemaah, termasuk petugas haji. Mereka tergabung dalam kloter 76, 77, 80, dan 81 bersama jemaah dari Kabupaten Malang dan Kota Batu.
“Tiga jemaah batal berangkat. Satu meninggal dunia dan dua lainnya mengundurkan diri karena alasan kesehatan,” imbuhnya.
Jemaah Haji yang berangkat tahun ini merupakan pendaftar reguler dari Maret hingga Juni 2012 untuk porsi utama, serta hingga pertengahan Juli 2012 untuk porsi cadangan. Artinya, mereka telah menunggu keberangkatan selama sekitar 13 tahun.
Untuk jadwal keberangkatan, kloter dari Kota Malang dijadwalkan berangkat pada 23 hingga 27 Mei 2025. Subhan menegaskan, pengantar hanya diizinkan sampai titik keberangkatan di Kota Malang.
“Pengantar hanya sampai Balai Kota, Rampal, atau Kompi Angmor. Tidak boleh sampai Asrama Haji, karena nanti sudah ditangani oleh petugas resmi,” ucapnya.(*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |