TIMES MALANG, MALANG – Tidak hanya menewaskan jutaan korban jiwa, pandemi Covid-19 juga mengancam mata pencaharian warga. Itulah yang dirasakan para pedagang kaki lima di kawasan Jalan Sumbersari, Kota Malang. Ditemui pada Jumat (24/09/2021) seorang pedagang jus menjelaskan bahwa pendapatan yang diperoleh awalnya mencapai Rp2 juta per bulan selama masa pandemi hanya berkisar Rp900 ribu per bulan.
“Sedihnya lagi itu kalau hujan, makin sedikit pembelinya,” ujar Erna Widyawati, salah seorang pedagang jus yang telah membuka usahanya selama kurang lebih 5 tahun.
Erna mengungkapkan, sebagian besar pembeli di kawasan Jalan Sumbersari adalah kalangan mahasiswa, mengingat kawasan tempat berjualan tersebut sangat dekat dari area kampus Universitas Negeri Malang, UIN Maliki Malang dan Universitas Brawijaya. Adanya covid-19 mengakibatkan semua kegiatan perkuliahan harus online. Alhasil para pedagang harus bersabar karena sepi pembeli.
Dengan ditemani suaminya, Erna tetap ikhtiar berjualan dari pukul 07.30 – 22.00 WIB setiap harinya. Demi menarik minat pelanggan, mereka selalu memenuhi etalase dengan buah-buah segar.
Duka karena anjloknya omzet juga dirasakan oleh pedagang lainnya.
Pedagang Cilok ikhtiar berjualan meski omzet turun pada Jumat (24/09/2021) (Foto: Nudiya Amburika/ TIMES Indonesia)
“Pendapatannya ya sangat berbeda. Diibaratkan sebelum pandemi itu perbulannya dapat 100 persen, ketika ada pandemi jadinya cuma 25 persen,“ kata Indah Permata Sari, penjual lalapan. Sari bahkan harus mengurangi satu karyawannya dari jumlah total dua karyawan akibat penurunan omzet.
Pemilik warung yang mengunggulkan sambal bawang lalapannya tersebut bahkan harus menonaktifkan akun delivery ordernya karena sepinya pelanggan akibat wabah Covid-19.
Seorang pedagang cilok juga menceritakan hal yang sama. Ia bahkan hanya dapat menggunakan hasil jualannya untuk kebutuhan sehari-hari karena sedikitnya keuntungan yang didapat dibanding masa sebelum adanya Covid-19.
“Sekarang cuma bisa buat makan sama modal jualan lagi. Ya buat kebutuhan lain juga tapi ya dicukup-cukupin. Kalau nggak cukup ya jualannya cuma sedikit. Dulunya bisa nyimpan 50.000, sekarang ya nggak bisa. Makan nggak hutang aja sudah Alhamdulillah“ jelas Siti, pedagang cilok yang harus berjalan dari rumahnya di Jalan Pisang Candi untuk dapat menjajakan jualannya di kawasan Jalan Sumbersari. (*)
Pewarta | : Nudiya Amburika [MG-388] |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |