TIMES MALANG, MALANG – Perjalanan Shofiyah Wardatul Jannah dalam membangun bisnis skincare bukanlah hal yang instan. Berawal dari seorang konten kreator yang sering meng-endorse produk kecantikan, kini ia telah sukses menciptakan brand skincare sendiri yang meraup omzet ratusan juta rupiah per bulan.

Tak hanya itu, di usia 22 tahun, Shofi, sapaan akrabnya, bahkan telah mampu memberangkatkan kedua orang tuanya umroh dari hasil jerih payahnya sendiri. Namun, di balik kesuksesan yang kini diraih, ada perjuangan panjang yang penuh tantangan.

Shofi awalnya dikenal sebagai konten kreator yang sering mempromosikan berbagai produk kecantikan. Namun, pengalaman pahit membuatnya sadar bahwa ia harus memiliki brand sendiri.

"Aku sering bantu produk orang lain viral, tapi setelah booming, aku malah dicoret dari endorsement. Dari situ aku sadar, lebih baik punya brand sendiri," ungkapnya.

Berangkat dari pengalaman tersebut, ia mulai mempelajari industri kecantikan lebih dalam, terutama mengenai ingredients terbaik dalam skincare. Dengan modal di bawah Rp10 juta, ia berani mengambil risiko dan memproduksi 100 pcs pertama berlabel Shoface Moist Glow.

"Modalnya dulu kecil banget, bahkan aku order ke pabrik dengan jumlah minimum karena keterbatasan dana. Tapi karena produknya memang bagus, akhirnya cepat diterima di pasaran," cerita Shofi.

Keberhasilan Shoface Moist Glow tak lepas dari strategi pemasaran yang simpel namun efektif. Shofi mengandalkan kualitas produk sebagai daya tarik utama, tanpa gimmick berlebihan.

"Aku nggak pakai strategi marketing yang ribet. Kuncinya adalah produk yang benar-benar bagus. Dari situ, orang-orang sendiri yang menyebarkannya," ungkapnya.

Perlahan tapi pasti, produknya mulai viral. Dalam waktu singkat, Shoface Moist Glow berkembang dengan jaringan reseller dan distributor di seluruh Indonesia. Kini, omzetnya sudah mencapai tiga digit per bulan, dan stok produk sering kali ludes dalam waktu singkat.

Kesuksesan ini tidak datang dengan mudah. Shofi tumbuh di keluarga yang pernah mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan, ibunya pernah berutang hanya untuk membeli beras.

"Dulu keluargaku benar-benar di titik terendah. Aku harus jualan sendiri untuk bayar sekolah. Tapi sekarang, Alhamdulillah, aku bisa membahagiakan mereka," kenangnya.

Salah satu impian terbesarnya adalah memberangkatkan kedua orang tuanya umroh, dan hal itu akhirnya bisa ia wujudkan dari hasil bisnisnya.

"Bisa melihat orang tua pergi umroh dari hasil jerih payah sendiri, itu kebahagiaan yang nggak ternilai," ujarnya dengan haru.

Dalam membangun bisnis, Shofi selalu menekankan pentingnya kualitas produk. Ia sendiri terlibat dalam pemilihan formula dan memastikan bahwa bahan yang digunakan aman serta efektif.

"Aku bukan sekadar owner, tapi aku benar-benar memastikan setiap ingredients yang dipakai berkualitas. Makanya, produk ini cocok untuk hampir semua jenis kulit," tegasnya.

Di tengah persaingan ketat industri skincare, ia memilih untuk tidak sekadar mencari keuntungan, tetapi juga memberikan manfaat bagi banyak orang.

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain," katanya, mengutip hadis Nabi Muhammad SAW.

Bagi Shofi, kesuksesan bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang keberanian untuk mencoba. Ia ingin menginspirasi anak muda, khususnya wanita, untuk berani mengambil peluang dan tidak takut gagal.

"Dalam bisnis, ada dua kemungkinan: sukses atau belajar dari kegagalan. Yang penting, jangan menyerah dan terus perbaiki diri," pesannya.

Ke depan, ia bercita-cita membawa Shoface Moist Glow ke pasar internasional dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi orang lain.

"Aku ingin menjadikan Shoface Moist Glow sebagai brand skincare terbesar di Indonesia dan bisa membantu lebih banyak orang," tutupnya. (*)