TIMES MALANG – Sebagai wujud komitmen dalam memperkuat kepercayaan publik dan transparansi di industri perdagangan berjangka, Dupoin Indonesia menggelar Dupoin Regulatory Insight Forum 2025 dengan tajuk “Memperkuat Kepercayaan dan Transparansi di Pasar Keuangan Indonesia.”
Forum ini menjadi wadah dialog terbuka antara lembaga regulator dan pelaku industri keuangan untuk membahas arah penguatan ekosistem pasar keuangan yang sehat, aman, dan berkelanjutan.
Acara dihadiri lebih dari 100 peserta, terdiri dari pelaku industri, regulator, dan nasabah Dupoin yang antusias mengikuti sesi diskusi interaktif bersama para pemangku kebijakan utama.
Perwakilan Bank Indonesia, Yoanita Historiani, menekankan pentingnya sinergi antarotoritas untuk meningkatkan literasi publik terhadap produk derivatif.
“Kami terus menjaga koordinasi lintas otoritas agar pengawasan semakin efektif dan perlindungan konsumen semakin kuat. Pelaku industri seperti Dupoin juga berperan penting dalam memberikan edukasi yang sesuai dengan profil investor,” ujar Yoanita, Senin (27/10/2025).
Ia menambahkan bahwa BI berkomitmen memperkecil kesenjangan antara pelaku industri dan masyarakat demi menciptakan pasar keuangan yang modern dan kompetitif.
Sementara itu, Kepala Biro Pengawasan dan Penindakan BAPPEBTI, Matheus Hendro menyoroti pentingnya edukasi publik untuk menekan maraknya investasi ilegal dan fenomena fear of missing out (FOMO).
“Banyak masyarakat belum memahami risiko yang mereka hadapi. Literasi seperti ini harus dilakukan rutin agar mereka paham sebelum terjun ke perdagangan berjangka,” tegas Hendro.
Dari sisi bursa, Yazid Kanca Surya menyoroti peran literasi digital dalam menghadapi tren investasi daring yang berkembang pesat.
“Kami rutin mengadakan talkshow, webinar, dan kerja sama dengan universitas untuk meningkatkan literasi perdagangan berjangka bagi masyarakat dan calon investor,” jelas Yazid
Sementara Bimahyunaidi Umayah dari OJK menegaskan pentingnya tata kelola yang baik dan transparansi sebagai fondasi utama kepercayaan publik.
“Setiap pelaku industri harus memastikan usahanya tidak hanya patuh terhadap regulasi, tapi juga berorientasi pada perlindungan konsumen. Informasi yang disampaikan kepada nasabah harus jujur, jelas, dan tidak menyesatkan,” ungkap Umayah.
Ia menambahkan, kolaborasi erat antara regulator dan pelaku industri seperti Dupoin menjadi kunci menciptakan ekosistem derivatif yang sehat dan berintegritas.
Dari sisi pelaku industri, Direktur Utama Dupoin Indonesia, Gunawan Herman, menegaskan bahwa regulasi bukanlah penghambat, melainkan dasar terbentuknya kepercayaan publik.
“Regulasi adalah bentuk perlindungan. Dalam industri ini, kepercayaan adalah segalanya. Kepatuhan terhadap aturan sudah menjadi bagian dari budaya kerja kami, mulai dari prinsip anti pencucian uang hingga transparansi dalam setiap proses,” kata Gunawan.
Gunawan menegaskan, forum ini tidak ditujukan untuk promosi, melainkan langkah nyata Dupoin membangun reputasi yang kredibel dan menjembatani komunikasi antara regulator, pelaku industri, dan masyarakat.
“Kepercayaan tidak bisa dibangun sendiri. Harus bersama regulator, bursa, dan masyarakat. Forum ini adalah komitmen kami untuk memperkuat transparansi dan kepercayaan di pasar berjangka Indonesia,” pungkasnya. (*)
| Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama | 
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |