TIMES MALANG, JAKARTA – Kisah perintah puasa Ramadan sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW menjadi pengetahuan yang penting bagi umat muslim. Hal ini menandakan bahwa perintah puasa merupakan salah satu kewajiban bagi seluruh umat muslim baik sebelum kedatangan dan zaman Nabi Muhammad.
Bulan Ramadan 2023 ini menjadi salah satu bulan yang sangat dicintai oleh Allah SWT dibandingkan bulan lainnya. Kisah perintah puasa Ramadan menjadi pembuktian besar bahwa kualitas perintah puasa Ramadan. Bahkan Allah telah menurunkan perintah tersebut jauh sebelum zaman Rasulullah dengan beberapa kriteria yang tentunya berbeda dengan praktik saat ini.
Untuk memahami lebih jauh maka berikut ini adalah beberapa mekanisme penting yang perlu untuk diperhatikan terkait kisah-kisah perintah puasa Ramadan yang datang sebelum zaman Rasulullah dan diwajibkan kepada semua umat Islam.
Kisah Perintah Puasa Nabi Nuh
Kisah perintah puasa pertama dan tergolong berada di dalam zaman sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW terjadi pada masa Nabi Nuh AS. Pada zaman Nabi Nuh ini terdapat juga beberapa perintah langsung dari Allah SWT terkait kewajiban untuk berpuasa.
Hal ini bahkan didukung dengan beerapa ayat dalam alqura yang menyebutkan bahwa adanya puasa diwajibkan tidak hanya kepada umat Islam pada saat zaman nabi, akan tetapi juga orang-orang sebelumnya. Dalam surat Al Baqarah ayat 183,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa perintah menjalankan ibadah puasa juga terjadi jauh sebelum kedatangan nabi Muhammad. Bahkan Kisah perintah puasa pertamkali di bulan Ramadan adalah nabi Nuh AS, ketika dia keluar dari bahteranya.
Seorang Mujahid berkata bahwa telah tegas pertanyaan dari Allah SWT bahwa setiap umat telah ditetapkan untuk berpuasa Ramadan. Aspek ini tentunya mempertegas bahwa kualitas puasa menjadi sangat penting untuk dilakukan oleh semua umat islam.
Melalui Kisah perintah puasa dari nabi Nuh yang hidup dan berdakwah jauh sebelum masa Nabi Muhammad ini menjadi penting juga untuk diperhatikan dari aspek kualitas puasa yang tidak boleh ditinggalkan oleh seluruh muslim. Sebab allah sangat senang kepada orang yang berpuasa.
Kisah Perintah Puasa Kepada Nabi Daud
Kisah perintah puasa selanjutnya serta juga tergolong berada di dalam zaman sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW terjadi pada masa Nabi Daud AS. Pada zaman Nabi Daud ini terdapat juga beberapa perintah langsung dari Allah SWT terkait kewajiban untuk berpuasa.
Allah menyariatkan pada Nabi Daud dan umatnya untuk melakukan perintah puasa. Mereka diwajibkan melaksanakan ibadah puasa bahkan untuk seumur hidup, hal ini juga dilakukan melalui cara puasa secara berselang-seling satu hari puasa kemudian keesokkannya tidak.
Kisah perintah puasa yang dikenal dengan Puasa Daud ini disyariatkan lewat beberapa hadits Rasulullah SAW , diantaranya,
أحب الصلاة إلى الله صلاة داود عليه السّلام وأحب الصيام إلى الله صيام داؤد : وكان ينام نصف الليل ويقوم ثلثه وينام شدشه ويصوم يوما ويفطر يوما
Melalui riwayat dari Abdullah bin Amru radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda," Shalat (sunnah) yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat (seperti) Nabi Daud as. Dan puasa (sunnah) yang paling dicintai Allah adalah puasa (seperti) Nabi Daud AS.
Melalui hadist ini juga dikenal bahwa ada beberapa pendapat yang mengatakan terutama pendapat dari Bukhori bahwa Nabi Daud tidur separuh malam, lalu shalat sepertiganya 1 / 3 - nya dan tidur seperenamnya lagi. Beliau puasa sehari dan berbuka sehari.
Selain itu juga ada beberapa peguat hadits lainnya yang menegaskan mengenai Kisah perintah puasa khususnya puasa Daud
ضم يوما وأفطر يوما فذلك صيام داؤد عليه السّلام وهو أفضل الصيام فقلت : إني أطيق أفضل من ذلك . فقال النبي ﷺ لا أفضل من ذلك
Dari Ibnu Umar radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Puasalah sehari dan berbukalah sehari. Itu adalah puasanya nabi Daud as dan itu adalah puasa yang paling utama. Aku menjawab," Aku mampu lebih dari itu". Nabi SAW bersabda," Tidak ada lagi yang lebih utama dari itu". (HR Bukhari) .
Bahkan melalui Kisah perintah puasa khususnya puasa Daud ini perintah untuk melakukan Puasa Daud masih dijalankan oleh beberapa umat muslim saat ini. Tentunya sebagai salah satu representasi mengenai pentingnya untuk melakukan ibadah puasa secara konsisten dan terus-menerus untuk mendapatkan ridho dan rahmat dari Allah subhanahu wa ta'ala
Kisah Perintah Puasa Siti Maryam
Kisah perintah puasa terakhir serta juga tergolong berada di dalam zaman sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW datang dari perempuan sholehah yakni Siti Maryam.
Seperti yang telah diketahui bahwa siti Maryam merupakan wanita suci yang mengandung bayi Nabi Isa ' alaihissalam. Hal itu bisa dilihat dari beberapa ayat dalam Al Quran, bahkan denga keistimwaannya ada surat khusus yang diberi nama langsung surat Maryam.
Kisah perintah puasa terhadap siti Maryam ini tentunya memiliki cara serta mekanisme yang sedikit berbeda. Perlu umat muslim ketahui bahwa cara puasa yang dilakukan Maryam bukan hanya tidak makan atau tidak minum, lebih dari itu, beberapa sumber menyebutkan bahwa puasa siti Maryam juga tidak boleh berbicara kepada manusia.
Dalam surat Maryam ayat 26,
فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
“Makan, minum, dan bersukacitalah engkau. Jika engkau melihat seseorang, katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernazar puasa (bicara) untuk Tuhan Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu, aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.”
Sesuai dengan Kisah perintah puasa inilah juga maka ketika ada orang yang bertanya mengenai siapa ayah dari putera yang ada di gendongannya , tentunya secara otomatis siti Maryam saat itu tidak menjawab dengan perkataan.
Maryam kemudian hanya bisa menunjuk kepada Nabi Isa, anaknya itu, lalu Nabi Isa yang masih bayi itu menjawab semua pertanyaan kaumnya. Seperti dalam surat Maryam ayat 30,
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا
Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia (akan) memberiku Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang nabi”
Semua Kisah perintah puasa ini tentunya bisa memberikan asumsi besar serta gambaran utama kepada semua kaum muslimin mengenai pentingnya melakukan ibadah puasa secara konsisten dan maksimal. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Perintah Puasa Sebelum Zaman Nabi Muhammad SAW
Pewarta | : Yatimul Ainun |
Editor | : Imadudin Muhammad |