https://malang.times.co.id/
Opini

Menembus Misteri Lailatul Qadar Bersama Rumi

Senin, 24 Maret 2025 - 17:17
Menembus Misteri Lailatul Qadar Bersama Rumi Prof. Ahmad Zainul Hamdi, Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Agama RI

TIMES MALANG, JAKARTA – Di laman Mathnawi, Rumi berpuisi: Al-Haq adalah Lailatul Qadar itu yang tersembunyi di antara malam-malam lainnya sehingga jiwa dapat menguji dirinya setiap malam. Tidak semua malam adalah Lailatul Qadar, namun tidak seluruh malam hampa darinya 

Di dalam sebuah majelis, salah seorang jamaah bertanya kepada Ar Rumi, “Karena Allah memiliki kasih sayang yang sangat luas pada hamba-Nya, apakah setiap orang yang benar-benar mencari kebenaran akan mendapatkannya?

Dengan lembut Ar Rumi menjelaskan: 

نرجو الحق تعالى أن يهىّء لنا تلك الحال، ألتى هي عنايته، ألتى هي فوق جهد و سعي لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ هذالكلام و ذالك الكلام شئ وآحد، جذبة من جذبات الله تعالى خير من عبادة الثقلين. يعنى عندما تتدخل عنايته تفعل فعل مأة جهد و أكثر من ذالك. ألجهد جميل و جيّد و مفيد، ولكن ماذ يكون أمام عنايته تعالى؟  

Arti bebasnya seperti ini: Kita berharap semoga Allah memudahkan jalan itu untuk kita. Jalan yang merupakan pertolongan-Nya. Jalan yang melebihi segala daya dan upaya. “Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan.”  

Ayat di atas semakna dengan ungkapan ini: “Satu saja tarikan Allah SWT itu lebih baik daripada ibadahnya orang-orang yang tekun.” 

Artinya, jika pertolongan Allah mengintervensi amal manusia, maka pertolongan itu telah melakukan ratusan kali lipat perjuangan, dan bahkan lebih. Perjuangan itu indah, baik, dan bermanfaat, tapi apalah artinya perjuangan itu jika dibanding dengan pertolongan Allah.  

Jalaluddin Ar Rumi, seorang penyair dan sufi besar asal Persia, memiliki pandangan yang mendalam dan penuh makna tentang Lailatul Qadar. 

Dalam karya-karyanya, Rumi membicarakan Lailatul Qadar sebagai momen spiritual yang mendalam. Lailatul Qadar bukan hanya tentang satu malam mulia yang momentumnya begitu misterius, tetapi juga mencerminkan keadaan hati dan jiwa seseorang yang terhubung dengan Sang Pencipta. 

Bagi Rumi, pencarian Lailatul Qadar adalah pencarian kemuliaan al-Haq (Allah) itu sendiri. Allah adalah Zat yang Lahir dan yang Batin. Dialah yang keberadaan-Nya terang benderang, sekaligus Misteri Maha Misteri. Dialah Sang Maha Penyayang yang ancaman-Nya juga sangat menggentarkan Jiwa.

Tidak heran jika Rudolf Otto menggambarkan pengalaman ketuhanan dengan istilah mysterium tremendum et fascinans. Mysterium adalah pengalaman itu sama sekali berbeda dari apa pun yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. 

Pengalaman itu membangkitkan reaksi keheningan yang mendalam. Tremendum bermakna kedahsyatan yang luar biasa hingga kita dibuat meringkuk tak berdaya. Fascinans merujuk pada sifat penyayang dan baik hati.

Dalam syair-syairnya, Rumi sering menggambarkan Lailatul Qadar sebagai malam di mana tirai antara dunia fana dan dunia Ilahi terbuka, memungkinkan cahaya Ilahi masuk ke dalam hati yang bersih. 

Penemuan Lailatul Qadar sesungguhnya adalah momentum kasyf al-mahjub (terbukanya tirai) antara dunia fana dengan alam malakut. Lailatul Qadar adalah malam ketika cinta melampaui segalanya; ketika rahmat Allah turun seperti hujan; dan hati manusia bersinar seperti bintang-bintang di segala penjuru langit.

Setiap kita memiliki potensi untuk mengalami Lailatul Qadar jika kita sanggup membersihkan hati dari sifat-sifat duniawi dan terus berjuang mendekatkan diri kepada Allah dengan sepenuh hati.

Pada akhirnya, seluruh pencarian yang menguras air mata ini menemukan jawabannya hanya karena tarikan cinta Allah. Inilah yang disampaikan Rumi di atas: “Jika pertolongan Allah mengintervensi amal manusia, maka pertolongan itu telah melakukan ratusan kali lipat perjuangan, dan bahkan lebih.” 

 “Jika bukan karena tarikan cinta Laila, tak akan Qais menemukan kekasihnya.”

***

*) Oleh : Prof. Ahmad Zainul Hamdi, Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Agama RI.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.