TIMES MALANG, BANYUWANGI – Hari Raya Idul Fitri selalu menjadi momen yang sangat dinanti oleh masyarakat Indonesia. Selain sebagai ajang untuk beribadah dan berkumpul dengan keluarga, perayaan hari raya juga memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Setelah pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, sektor UMKM menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan eksistensinya. Namun, perayaan hari raya bisa menjadi salah satu pendorong utama dalam pemulihan ekonomi, dengan mendorong peningkatan konsumsi dan mempercepat perputaran uang di tingkat lokal.
Opini ini akan mengulas bagaimana perayaan hari raya dapat berdampak positif pada pemulihan ekonomi melalui UMKM lokal dengan berbagai perspektif yang akan dikaji, mulai dari fakta sosial, literatur, teori, hingga implementasi di lapangan.
Perayaan hari raya Idul Fitri memiliki dampak besar dalam kehidupan sosial masyarakat. Hari raya bukan hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga menjadi waktu bagi masyarakat untuk bersilaturahmi, berbagi kebahagiaan, dan mempererat hubungan antar keluarga, tetangga, serta komunitas.
Pada perayaan hari raya ini, tradisi membeli berbagai kebutuhan seperti pakaian baru, makanan, hingga hadiah untuk keluarga atau teman sangat umum dilakukan. Selain itu, masyarakat juga cenderung mengadakan kegiatan sosial seperti bagi-bagi takjil atau zakat, yang juga memberikan dampak sosial positif.
Di sisi lain, bagi UMKM lokal, momen ini adalah waktu yang sangat penting karena mereka dapat memperoleh lonjakan penjualan yang signifikan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada setiap perayaan hari raya Idul Fitri, konsumsi masyarakat Indonesia meningkat hingga 10% dibandingkan dengan hari biasa.
Hal ini menunjukkan bahwa momen perayaan sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang pada gilirannya meningkatkan perekonomian lokal. Namun, momen perayaan juga memberikan tantangan tersendiri bagi UMKM.
Banyak UMKM yang kesulitan dalam memenuhi permintaan yang melonjak, baik dalam hal stok barang maupun tenaga kerja. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pelaku UMKM untuk bekerja sama dalam memanfaatkan potensi pasar ini seoptimal mungkin.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perayaan hari raya Idul Fitri memang berperan penting dalam pemulihan ekonomi, khususnya bagi sektor UMKM. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2020 mencatat bahwa perayaan Idul Fitri saja mampu menyumbang lebih dari 30% terhadap pendapatan sektor UMKM dalam setahun.
Perayaan hari raya Idul Fitri di Indonesia juga dikenal dengan peningkatan konsumsi barang-barang seperti pakaian, makanan, perhiasan, hingga perabot rumah tangga. Hal ini didorong oleh kebiasaan masyarakat yang merasa perlu untuk menyambut hari raya dengan cara meriah, yang juga melibatkan konsumsi barang dan jasa lokal.
Oleh karena itu, perayaan hari raya menjadi kesempatan emas bagi UMKM untuk mendapatkan hasil pasar yang lebih besar. Selain itu, literatur tentang ekonomi berbasis komunitas juga mengungkapkan bahwa perayaan hari raya dapat memperkuat solidaritas sosial dan meningkatkan kolaborasi antar pelaku ekonomi lokal.
UMKM yang berkolaborasi dengan pelaku usaha lain, seperti petani, pengrajin, dan penyedia jasa transportasi, dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang saling menguntungkan.
Dalam teori ekonomi, salah satu konsep yang relevan dengan perayaan hari raya adalah Teori Permintaan dan Penawaran. Pada momen perayaan hari raya, permintaan akan barang dan jasa meningkat secara signifikan.
Ini menyebabkan adanya pergeseran permintaan di pasar, yang dalam teori ekonomi dapat meningkatkan harga barang dan mempercepat perputaran uang.
Selain itu, Teori Ekonomi Multiplier juga bisa diterapkan di sini. Ketika masyarakat mengeluarkan uang untuk membeli produk lokal, uang tersebut tidak hanya berputar pada satu transaksi, tetapi juga dapat merangsang perekonomian secara lebih luas.
Misalnya, seorang pembeli yang membeli pakaian dari UMKM lokal, uang tersebut akan digunakan oleh pemilik UMKM untuk membeli bahan baku, membayar tenaga kerja, atau bahkan memperluas usaha mereka. Hal ini berkontribusi pada perekonomian lokal secara keseluruhan.
Teori Ekonomi Keberlanjutan juga relevan dalam konteks ini. Perayaan hari raya bisa memotivasi UMKM untuk memproduksi barang yang ramah lingkungan, menjaga keberlanjutan usaha, serta mendukung ekonomi hijau melalui produk yang lebih berkelanjutan dan etis.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang mendukung pemulihan ekonomi, khususnya untuk UMKM. Salah satunya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yang bertujuan untuk memperkuat UMKM dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Salah satu poin penting dalam undang-undang ini adalah pemberian fasilitas bagi UMKM untuk mendapatkan akses terhadap pembiayaan, pelatihan, dan bantuan teknologi. Selain itu, pemerintah juga memperkenalkan berbagai program bantuan sosial dan insentif pajak untuk UMKM yang terdampak pandemi.
Misalnya, Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk UMKM yang diluncurkan pada tahun 2020, yang memberikan dukungan langsung kepada pelaku usaha kecil untuk bertahan selama masa-masa sulit.
Pemerintah juga mengupayakan kebijakan yang memudahkan UMKM dalam melakukan transaksi digital, seperti melalui platform e-commerce, yang sangat relevan di tengah situasi pandemi dan transformasi digital yang semakin berkembang.
Di lapangan, implementasi kebijakan ini tidak selalu berjalan mulus. Banyak UMKM yang kesulitan dalam beradaptasi dengan teknologi digital dan harus menghadapi tantangan terkait pemasaran dan distribusi produk. Namun, dengan adanya dukungan dari pemerintah, sektor UMKM mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Sebagai contoh, di Jakarta, banyak UMKM yang mulai mengembangkan usaha mereka melalui platform digital seperti Tokopedia dan Bukalapak. Peningkatan pesanan selama perayaan hari raya membantu mereka untuk meningkatkan pendapatan dan memperluas pasar mereka, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional.
Implementasi ini juga memerlukan kesadaran dari pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan memperbaiki kualitas produk mereka agar bisa bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Beberapa UMKM bahkan mulai memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran yang efektif, menghubungkan mereka langsung dengan konsumen tanpa perantara.
Di luar negeri, khususnya di negara-negara dengan komunitas Muslim yang besar seperti Turki dan Malaysia, perayaan hari raya juga menjadi momentum yang penting untuk pemulihan ekonomi.
Di Turki, misalnya, pemerintah menyediakan berbagai insentif untuk UMKM dalam bentuk pengurangan pajak dan subsidi. Hal ini mendorong sektor UMKM untuk lebih produktif selama periode perayaan.
Di Malaysia, UMKM didorong untuk berpartisipasi dalam program-program promosi yang disponsori oleh pemerintah, seperti bazar ramadhan dan perayaan Idul Fitri, yang tidak hanya berfungsi sebagai ajang penjualan tetapi juga sebagai sarana untuk memperkenalkan produk lokal ke pasar yang lebih luas.
Perayaan hari raya memiliki peran yang sangat penting dalam pemulihan ekonomi, khususnya bagi sektor UMKM lokal. Melalui peningkatan konsumsi masyarakat, UMKM lokal dapat merasakan lonjakan penjualan yang membantu mereka bertahan dan berkembang setelah pandemi.
Berbagai kebijakan yang mendukung UMKM, seperti akses pembiayaan dan pembekalan digital, semakin mempercepat proses pemulihan ini. Namun, untuk mencapai pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, pelaku UMKM, dan masyarakat dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang saling mendukung.
Implementasi teknologi dan inovasi dalam produk dan pemasaran juga sangat penting untuk memastikan bahwa UMKM dapat bersaing di pasar global. Dengan semangat kebersamaan yang tinggi saat perayaan hari raya Idul Fitri, diharapkan sektor UMKM dapat semakin kuat dan siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Perayaan hari raya Idul Fitri bukan hanya menjadi ajang untuk berkumpul, tetapi juga menjadi momen penting untuk memperkuat perekonomian lokal.
***
*) Oleh : Mukzitun Husnah, Mahasiswi Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas KH. Mukhtar Syafaat Blokagung Banyuwangi.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |