TIMES MALANG, JAKARTA – Arus mudik lebaran sudah dimulai jumat minggu lalu masyarakat yang hendak mudik jelang hari raya Idul Fitri 1446 Hijriah perlu mengetahui bagaimana lalu lintas sekarang. Sebabnya, arus mudik Lebaran sudah dimulai sejak Jumat (21/3/2025) yang ditandai dengan arus kendaraan menuju Trans Jawa maupun Trans Sumatera.
Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Pol Agus Suryanugroho mengatakan, jumlah kendaraan yang melalui Trans Jawa H-10 Lebaran sudah mencapai 158.000 unit.(Kompas.com 25/3/20).
Pemandangan yang kerap kita lihat setiap satu tahun sekali, banyaknya masyarakat yang meninggalkan tempat tinggal pulang mudik ke kampung halaman untuk merayakan lebaran bersama keluarga. Bagi yang belum mudik tentunya banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh setiap warga masyarakat untuk pulang kampung.
Beberapa diantaranya adalah menjaga kondisi kesehatan, membawa barang-barang secukupnya dan mempesiapkan kendaraan yang akan menjadi alat transportasinya sebaik mungkin.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya berkomunikasi dengan RT atau warga setempat (yang tidak mudik) untuk menitipkan rumahnya, agar rumahnya selama ditinggalkan mudik dalam kondisi terjaga dan aman. Ritual kegiatan tahunan ini akan selalu ada dan menjadi kebudayaan tersendiri di Indonesia.
Mungkin, kebiasaan masyarakat mudik menjelang lebaran hanya satu-satunya di Indonesia, namun unik karena disana melekat nilai-nilai makna guyub selalu sebagai ciri khas masyarakat Indonesia.
Dari awal perencanaan, perjalanan sampai ke tempat tujuan tentunya masyarakat membutuhkan informasi-informasi yang terbaru, tepat dan akurat sebagai panduan pada saat mereka akan menjalani mudik. Memang hanya sebatas informasi namun memiliki makna penting dan menentukan bagi ribuan orang yang akan mudik kekampung halaman nantinya.
Disinilah media massa memainkan peran penting didalam mendukung dan menjaga kelancaran bagi seluruh masyarakat yang akan mudik. Bisa jadi para awak media massa banyak yang tidak mudik, mengingat tugas mereka tidak kalah pentingnya didalam memberikan informasi-informasi penting bagi masyarakat mudik.
Media massa dengan fungsi-fungsinya tentunya harus mampu menjadi acuan bagi masyarakat yang akan mudik, titik-titik jalan macet, jalan bermasalah, pos-pos istirahat yang disediakan pihak keamanan selama di perjalanan minimal menjadi informasi utama yang harus sampai pada masyarakat.
Bisa jadi masyarakat akan bingung apabila tidak mendapatkan pendampingan informasi dari media massa. Penempatan para jurnalis pada titik strategis jalan wajib dilakukan oleh media massa didukung dengan tim pemberitaan.
Selain itu komunikasi, koordinasi dengan pihak keamanan (TNI /Polri), polisi satuan lalulintas, dinas perhubungan dan masyarakat setempat lokasi jalan, intens terus dilakukan dalam rangka menambah bahan-bahan informasi penting yang akan disampaikan pada masyarakat.
Fungsi Media massa
Dalam rangka turut serta melancarkan proses mudik masyarakat yang akan pulang kampung, media massa harus dapat memaksimalkan fungsi-fungsi medianya. Dimana fungsi-fungsi ini merupakan motor utama bagi media massa dalam melaksanakan tugas kegiatannya.
Menurut Haris (2008) dalam Iqbal (2022) media massa mempunyai fungsi: mendidik, menghibur, menyiarkan informasi dan mempengaruhi.
Dalam fungsi informasi kualitas aktualitas informasi yang terkait dengan kondisi lalulintas, jalur alternatif, karakteristik cuaca wilayah tertentu, termasuk lokasi daerah rawan longsor, banjir dan masalah keamanan yang akan dilewati oleh masyarakat termasuk didalamnya mengenai tanda-tanda gambar petunjuk lalu lintas wajib disampaikan agar masyarakat tidak kebingungan.
Dari aspek fungsi edukasi media massa berperan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai keselamatan berkendaraan, tips mudik yang aman, menjaga kondisi fisik saat berkendaraan, cara menggantikan spare part yang bermasalah.
Informasi yang disampaikan divariaskan dengan simulasi visual melalui melalui tampilan layar yang jelas agar masyarakat dapat langsung menerima dan memahaminya.
Tidak kalah penting dalam fungsi pengawasan yang menjadi prioritas adalah mengenai layanan-layanan publik yang disediakan oleh pemerintah. Apabila dalam layanan yang disediakan, layanan yang diberikan oleh para petugas keamanan terlalu kaku, tidak bersahabat, fasilitas layanan yang tidak lengkap untuk pos keamanan dan istirahat. Misal fasilitas untuk ibu hamil yang minim, masyarakat yang disabilitas. Hal ini bisa dijadikan kritisi pada pemerintah.
Prinsip jurnalisme dalam fungsi media massa yang objektif, netral dan berimbang disertai etika jurnalisme yang baik, tentunya akan membangun opini publik yang kondusif bagi semua pihak, baik pemerintah dan para pemangku kepentingan terutama pada kondisi mudik masyarakat secara umum.
Secara umum media massa mempunyai peran penting, strategis dan menentukan didalam mengawal kegiatan mudik bagi masyarakat yang akan berlebaran ke kampung halamannya.
Dalam hal ini media massa sebagai ujung tombak informasi dalam rangka terciptanya keamanan, kesuksesan dan kelancaran mudik lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah tahun 2025.
***
*) Oleh : Agus Budiana, Jurnalis dan Pendiri Lembaga Studi Kajian Jurnalistik Media (LSKJ Media).
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |