https://malang.times.co.id/
Opini

Konsep Ekonomi Sirkular di Bulan Ramadan

Jumat, 07 Maret 2025 - 21:21
Konsep Ekonomi Sirkular di Bulan Ramadan Reni Helvira, M.E., Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pontianak.

TIMES MALANG, PONTIANAK – Bulan Ramadan merupakan waktu yang penuh berkah, di mana umat Islam berusaha meningkatkan ibadah dan ketakwaan. Selain itu, bulan suci ini dapat juga menjadi momentum untuk merenungkan kembali pola konsumsi dan produksi yang selama ini diterapkan.

Konsep ekonomi sirkular berbasis syariah menawarkan solusi yang relevan untuk mengatasi tantangan lingkungan dan sosial yang dihadapi masyarakat saat ini.

Ekonomi sirkular berfokus pada pengurangan limbah dan pemanfaatan sumber daya secara efisien. Dalam konteks syariah, prinsip ini sejalan dengan ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk menjaga lingkungan dan tidak berlebihan dalam konsumsi.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: "Dan makanlah dan minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" (QS. Al-A’raf: 31).

Ayat ini menekankan pentingnya moderasi dalam konsumsi, yang merupakan inti dari ekonomi sirkular.

Implementasi ekonomi sirkular di bulan Ramadan dapat dimulai dengan mengubah pola konsumsi makanan. Tradisi berbuka puasa sering kali diwarnai dengan penyajian makanan yang berlimpah, bahkan sering kali berujung pada pemborosan.

Mengadopsi prinsip ekonomi sirkular, masyarakat dapat lebih bijak dalam merencanakan menu berbuka puasa. Mengutamakan makanan lokal dan musiman tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga mendukung petani lokal.

Selain itu, mengolah sisa makanan menjadi hidangan baru dapat mengurangi limbah dan memberikan manfaat tambahan.

Hadits Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan pentingnya berbagi dan kepedulian terhadap sesama. Dalam sebuah riwayat, beliau bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Al-Quda’i dari Jabir).

Mengimplementasikan ekonomi sirkular berbasis syariah di bulan Ramadan dapat dilakukan dengan cara berbagi makanan kepada yang membutuhkan. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat solidaritas sosial, tetapi juga mengurangi pemborosan makanan.

Penerapan ekonomi sirkular juga dapat dilihat dari sisi produksi. Selama bulan Ramadan, banyak usaha kecil dan menengah (UKM) yang memproduksi makanan dan minuman.

Mendorong UKM untuk menerapkan praktik berkelanjutan, seperti penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan dan pengemasan yang dapat didaur ulang, akan memberikan dampak positif bagi lingkungan.

Selain itu, konsumen juga semakin sadar akan pentingnya memilih produk yang berkelanjutan, sehingga mendorong produsen untuk beradaptasi dengan permintaan pasar.

Pendidikan dan kesadaran masyarakat menjadi kunci dalam mengimplementasikan ekonomi sirkular berbasis syariah. Melalui kampanye dan sosialisasi, masyarakat dapat diajak untuk memahami pentingnya mengurangi limbah dan memilih produk yang berkelanjutan.

Sekolah, masjid, dan komunitas dapat berperan aktif dalam menyebarkan informasi dan praktik baik ini. Dengan demikian, bulan Ramadan tidak hanya menjadi waktu untuk beribadah, tetapi juga untuk berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Pada konteks yang lebih luas, pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendukung ekonomi sirkular. Kebijakan yang mendukung inovasi dan investasi dalam teknologi ramah lingkungan akan mempercepat transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Selain itu, insentif bagi pelaku usaha yang menerapkan praktik berkelanjutan dapat mendorong lebih banyak orang untuk berpartisipasi.

Bulan Ramadhan memberikan kesempatan emas untuk menerapkan ekonomi sirkular berbasis syariah. Dengan mengubah pola konsumsi dan produksi, masyarakat dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Melalui kesadaran dan tindakan kolektif, bulan suci ini dapat menjadi momentum untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.

Mari bersama-sama menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang tidak hanya penuh berkah, tetapi juga berkontribusi pada masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

***

*) Oleh : Reni Helvira, M.E., Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pontianak.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.