https://malang.times.co.id/
Opini

AI, Pendidikan, dan Orang Tua

Jumat, 28 Februari 2025 - 16:45
AI, Pendidikan, dan Orang Tua Wildan Pradistya Putra, Pendidik di Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) Malang.

TIMES MALANG, MALANG – Pada 2024 lalu, dunia dihebohkan dengan kematian remaja berusia 14 tahun di Amerika Serikat. Ibu remaja tersebut menggugat pembuat chatbot kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI).

Dalam gugatannya dia menyebut putranya meninggal karena bunuh diri pada Februari setelah dia mengembangkan hubungan virtual dengan chatbot berdasarkan identitas karakter Game. Hal ini memang patut menjadi perhatian bersama.

AI yang mulai populer sejak tahun 2022 terus masuk ke sendi-sendi kehidupan masyarakat kita, terbaru Meta AI yang muncul akhir tahun 2024 dan DeepSeek yang merupakan Chatbot AI asal China muncul awal 2025.

Khusus Meta AI kemunculannya begitu menyedot animo dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia karena dapat langsung digunakan pada aplikasi WhatsApp. Terlebih hampir semua kalangan menggunakan aplikasi tersebut. Sekali klik muncul berbagai macam informasi yang dengan mudah diakses oleh berbagai macam pihak.

Writer Buddy sebuah situs alat penulisan AI mempublikasin hasil riset tentang statistik penggunaan AI dan perilaku lalu lintas masyarakat dunia dalam menggunakan situs berbasis AI yang dilakukan September 2022-Agustus 2023.

Hasilnya, Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara dengan pengguna AI terbanyak, yaitu 1,4 miliar kunjungan. Indonesia masih di bawah Amerika yang menempati urutan pertama dengan 5,5 miliar kunjungan dan India yang menempati urutan kedua dengan 2,1 miliar kunjungan.

Peristiwa yang terjadi di Amerika Serikat pada awal tulisan ini barangkali bisa sangat berkaitan dengan apa yang ada disekitar kita. Kekhawatiran terhadap penggunaan teknologi  memang cukup beralasan.

Dampak negatif teknologi bisa menjadi ranjau yang bisa meledak jika tidak ditangani dengan bijak. Kontrol diri anak-anak yang masih belum  begitu kuat ditambah informasi instan yang mereka dapat dari AI bisa membuat anak malas menelaah lebih juah informasi yang mereka dapatkan.

Sebenarnya baru-baru ini, saya pun telah menguji reaksi beberapa AI terhadap pencarian informasi yang bersifat negatif. Hasilnya respon AI cukup baik. AI tidak memberikan informasi yang diminta. Bahkan, AI memberikan arahan untuk dengan memberi nomor hp pihak yang dapat mengatasi masalah.

Hal ini tentu perlu disambut baik tapi masih perlu ditingkatkan. Perusahaan AI seharusnya bisa mengembangkan sistem yang sesuai dengan usia anak dan melibatkan orang-orang yang ahli dalam dunia anak. Hal ini bertujuan agar penggunaan AI bisa disesuaikan dengan usia pengguna.

Etika Penggunaan AI untuk anak-anak juga perlu diajarkan di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan. Sekolah perlu menjelaskan bagaimana teknologi bekerja, manfaat, dan dampak negatif AI. Jangan biarkan anak-anak menggunakan AI tanpa pengetahuan dasar yang cukup.

Anak-anak harus diberi bekal untuk menentukan kapan harus dan tidak harus menggunakan AI. Melihat aplikasi AI yang terus berkembang, pembekalan AI yang diberikan sekolah harus dilakukan secara berkala.

Dibanding AI, orang tua sebenarnya memiliki pengalaman yang lebih unggul dan bisa membuat pertimbangan bijak terhadap permasalahan yang dihadapi anak.

Orang tua pun harus memantau dan mengontrol penggunaan AI anak secara berkala. Orang tua bisa menggunakan dan memberi contoh dalam penggunaan AI bersama anak. Sebab, peran orang tua tidak bisa digantikan AI.

Penggunaan AI tidak selalu berdampak negatif untuk anak-anak. Jika digunakan dengan tepat AI bisa membantu anak dalam berbagai aspek.

Namun, pengembangan AI perlu ditingkatkan dengan menyesuaikan usia anak demi melindungi anak dari hal-hal negatif. Mari pantau anak-anak kita agar lebih bijak dalam menggunakan teknologi.

***

*) Oleh : Wildan Pradistya Putra, Pendidik di Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.