TIMES MALANG, MALANG – Generasi Z dan generasi Alpha tengah menjadi perbincangan yang memenuhi ruang diskusi publik baik di media sosial maupun secara langsung. Generasi Z dan generasi Alpha dianggap tidak setangguh generasi sebelumnya, yakni generasi Baby Boomer, generasi X dan generasi Milenial. Hal ini juga mempengaruhi karakter mereka dalam melakukan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.

Sebagai informasi, generasi Baby Boomers ialah mereka yang lahir tahun 1946-1964, generasi X lahir tahun 1965-1980, dan generasi Milenial lahir tahun 1981-1996. Sedangkan, generasi Z lahir tahun 1997-2012 dan generasi Alpha lahir tahun 2013-2025. 

Generasi Z dan generasi Alpha memang dianggap lebih mahir dalam bidang teknologi karena mereka lahir di era digital atau biasa disebut digital native. Namun, hal ini dianggap memiliki dampak positif dan negatif terhadap pengembangan karakter generasi itu sendiri. 

Kecenderungan dampak negatif ini lebih besar dan menjadi perhatian oleh banyak pihak. Beberapa kekurangan generasi Z dan generasi Alpha diantaranya, tingkat cemas dan stress yang tinggi, mudah mengeluh dan self proclaimed, keterbatasan keterampilan sosial, dan kurang menghargai proses serta cenderung ingin hal instan. 

Generasi Z dan generasi Alpha saat ini sebagian besar masih duduk di bangku sekolah. Hal ini menjadi peluang untuk membentuk karakter mereka karena usia anak yang masih muda cenderung masih mudah diarahkan dan bisa dibentuk karakternya. Ada beberapa pondasi yang dapat kita tanamkan dalam mengiringi pembentukan karakter mereka.

Pertama, biarkan mereka berusaha dalam mendapatkan yang mereka inginkan. Generasi Z dan Alpha merupakan generasi yang dalam memperoleh yang diinginkan serba cepat dan instan. Terkadang, sebagai orang tua kita tentu ingin segera menuruti keinginan anak semampu kita. Namun demikian, hal itu justru terkadang dapat merusak daya juang anak. 

Untuk itu, biarkan mereka berusaha terlebih dahulu dalam mendapatkan yang mereka inginkan. Beri mereka tantangan dan tuntunan agar lebih menghargai proses dan tidak selalu berorientasi pada hasil.

Kedua, ajarkan kecerdasan sosial dan emosional. Generasi Z dan Generasi Alpha  cenderung lebih banyak menghabiskan komunikasi lewat media sosial dibanding komunikasi secara langsung. Padahal, komunikasi secara langsung juga merupakan skill yang sangat penting. Kita sebagai orang tua perlu mengajarkan rasa empati kepada anak, menghargai pendapat mereka, serta biarkan mereka memecahkan masalahnya sendiri. 

Selain itu, ajarkan mereka tatakrama atau sopan santun dengan cara memberikan pemahaman dan contoh langsung yang dapat ditiru. Sebab, meskipun jaman sudah maju “adab lebih penting dari ilmu”. 

Generasi Z dan generasi Alpha merupakan generasi yang memiliki kelemahan tapi juga sebenarnya memiliki potensi besar. Kelemahan itu dapat diatasi dengan dukungan, pendidikan, pendampingan, serta pengembangan diri yang tepat. Jika generasi ini dibimbing dengan optimal, maka Indonesia ke depan akan menjadi lebih baik lagi. Sebab merekalah yang nantinya akan menjadi penerus perjuangan bangsa. Kita semua dapat berperan dalam mendidik dan membimbing. Mari ambil peran itu.

***

*) Oleh : Wildan Pradistya Putra, Pendidik di Thursina International Islamic Boarding School (IIBS), Malang. 

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.