TIMES MALANG, MALANG – Era digitalisasi membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan bangsa indonesia khususnya Kota Malang sebagai kota pendidikan. Termasuk dalam hal pemilihan umum dalam waktu dekat ini. Ini adalah tantangan besar selanjutnya yang harus di pecahkan oleh para calon Wali Kota yang akan bersaing di pemilu tahun 2024.
Pemilihan Wali Kota Malang tahun 2024 ini menjadi sorotan karena ketatnya persaingan antar calon dan maraknya berita kebencian dalam berkampanye. Tiga pasangan calon yang bertarung adalah Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin, Heri Cahyono-Ganis Rumpoko, dan Mochamad Anton-Dimyati Ayatullah.
Masing-masing pasangan calon memiliki visi dan misi yang kuat untuk memajukan Kota Malang. Namun sayangnya, debat dan kampanye mereka sering kali diwarnai oleh serangan pribadi dan ujaran kebencian.
Kampanye para calon walikota tidak lepas dari ujaran kebencian. Serangan pribadi dan fitnah sering kali mewarnai kampanye, baik di media sosial maupun dalam pertemuan langsung dengan warga. Hal ini tentu saja merusak esensi dari demokrasi yang seharusnya menjadi ajang adu gagasan dan visi untuk kemajuan Kota.
Di Malang, penyebaran berita hoax menjadi masalah serius. Kasus-kasus di Kota Malang yang banyak sekali di selewengkan dan dibuat bahan adu domba di kalangan menengah kebawah, Ini menunjukkan betapa mudahnya Hoax cepat menyebar dan mempengaruhi opini publik.
Penyebaran hoax menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi. Hoax yang beredar sering kali berisi informasi yang tidak benar dan bertujuan untuk memecah belah masyarakat serta mempengaruhi persepsi pemilih.
Ujaran kebencian dalam kampanye tidak hanya merugikan para calon, tetapi juga masyarakat. Warga menjadi bingung dan sulit menentukan pilihan karena informasi yang diterima sering kali tidak objektif. Selain itu, suasana kampanye yang penuh dengan kebencian juga dapat memicu konflik sosial di tengah masyarakat.
Masi banyak sekali pro kontra di pemilu tahun ini tapi jangan jadikan itu sebagai alasan untuk perpecahan di Kota Malang tercinta ini. Masi banyak oknum yang berkeliaran melakukan kegiatan diluar yang merugikan banyak pihak seperti perusakan fasilitas, penyebaran berita tidak baik melalui media besar seperti membuat video tiktok, instagram, pesan berantai melalui WhatsApp, dan masi banyak lagi.
Tantangan yang dihadapi para calon Wali Kota Malang sangat berat. Meskipun era digital membawa banyak kemudahan dan inovasi, dampak negatifnya terhadap pemilu calon Wali Kota Malang 2024 tidak boleh diabaikan. Banyak sekali berseliweran meme ataupun kata-kata kebencian yang muncul di berbagai platform media.
Seharusnya dengan adanya digitalisasi bisa semakin meningkatkan daya nilai jual yang tinggi untuk para calon Wali Kota, tapi dengan para pendukung yang fanatik media digital yang canggih ini dipersalah gunakan. Penting digaris bawahi untuk penyelenggara pemilu, calon wali kota, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan ini dan memastikan pemilu yang adil, aman, dan transparan.
Seharusnya ini adalah ajang untuk para paslon dan para pendukung untuk berjuang mempromosikan program program unggulan mereka masing masing, bukan malah untuk saling menjatuhkan pihak lawan. Seharusnya juga ini adalah ajang untuk Kota Malang yang lebih baik mendatang dengan mengkampanyekan pemilu aman bukan malah saling adu domba antar pendukung.
Meskipun kampanye kali ini diwarnai oleh banyak kontroversi, masih ada harapan bahwa pemilihan Wali Kota Malang dapat berjalan dengan lebih baik. Para calon diharapkan dapat lebih fokus pada program kerja dan solusi untuk masalah kota, serta menghindari ujaran kebencian yang hanya merusak demokrasi.
Warga Malang juga diharapkan dapat lebih kritis dalam menyikapi informasi yang diterima dan memilih calon berdasarkan visi dan misi yang ditawarkan, bukan berdasarkan serangan pribadi atau fitnah.
Pemilihan Wali Kota adalah momen penting bagi masa depan Kota Malang. Oleh karena itu, semua pihak, baik calon, tim kampanye, maupun masyarakat, harus berperan aktif dalam menciptakan suasana pemilihan yang damai, adil, dan demokratis.
***
*) Oleh : Rafi' Ulil Amri, Satgas GM FKPPI dan ITSK RS Dr. Soepraoen.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Menangkal Hoax dan Ujaran Kebencian Pemilihan Wali Kota Malang 2024
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |