https://malang.times.co.id/
Kopi TIMES

Efek Domino Viralitas di Media Sosial

Senin, 06 Januari 2025 - 14:44
Efek Domino Viralitas di Media Sosial Mohammad Hairul, Kepala SMPN 1 Curahdami, Bondowoso. Dewan Pakar Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bondowoso.

TIMES MALANG, BONDOWOSO – Media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Tombol-tombol sederhana seperti like, share, dan comment telah mengubah cara kita berinteraksi, berbagi, dan mencari validasi dari orang lain. 

Di balik kemudahan dan kenyamanan ini, ada efek psikologis mendalam yang sering diabaikan. Efek mental dari tombol viralitas dapat mempengaruhi kesehatan mental individu, terutama di kalangan generasi muda yang tumbuh besar dengan media sosial sebagai bagian integral dari kehidupan mereka.

Tombol-tombol viralitas di media sosial memberi rasa kepuasan instan yang dihubungkan dengan penerimaan sosial. Ketika seseorang mendapatkan banyak like atau share, itu bisa meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan dorongan emosional. 

Sebaliknya, ketika respons yang diharapkan tidak tercapai, bisa muncul perasaan cemas, kecewa, atau bahkan rendah diri. Fenomena ini dikenal sebagai social comparison, di mana kita membandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain yang tampaknya lebih sukses atau bahagia di media sosial.

Keinginan untuk selalu terlihat sempurna di media sosial juga menambah beban mental. Banyak orang merasa perlu untuk terus menciptakan konten yang menarik perhatian dan mendapatkan pengakuan. 

Hal ini dapat menyebabkan stres yang berkelanjutan, bahkan depresi. Paparan terus-menerus terhadap konten negatif atau berita buruk di media sosial juga dapat mempengaruhi suasana hati dan merusak kesejahteraan mental seseorang.

Cyberbullying atau perundungan daring adalah salah satu efek negatif dari tombol viralitas yang perlu mendapat perhatian serius. Ketika komentar atau unggahan seseorang menjadi viral, itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan, termasuk komentar negatif atau pelecehan. 

Bagi banyak orang, terutama remaja, menjadi korban cyberbullying dapat merusak harga diri mereka dan menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan dalam kasus ekstrem, bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Untuk mengatasi efek mental dari tombol viralitas, kesadaran dan edukasi tentang kesehatan mental menjadi sangat penting. Orang tua, guru, dan masyarakat umum harus memahami bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Edukasi tentang cara mengelola emosi, mengenali tanda-tanda gangguan mental, dan mencari bantuan harus dimulai sejak dini.

Platform media sosial juga bisa digunakan untuk menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Kampanye online yang mempromosikan "mental health awareness" atau "self-care" dapat membantu mengurangi stigma seputar gangguan mental dan mendorong orang untuk berbagi pengalaman mereka tanpa rasa takut atau malu.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek negatif tombol viralitas pada kesehatan mental. Salah satunya adalah dengan membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial. 

Menggunakan teknologi secara bijak, seperti menetapkan waktu tertentu untuk beristirahat dari media sosial, dapat membantu mengurangi tekanan yang dirasakan. Aplikasi pelacak waktu layar juga bisa menjadi alat yang berguna untuk membantu individu mengontrol penggunaan media sosial mereka.

Keterlibatan dalam aktivitas offline yang positif juga sangat penting. Kegiatan seperti olahraga, hobi, atau partisipasi dalam komunitas lokal dapat membantu mengalihkan perhatian dari media sosial dan meningkatkan kesejahteraan mental. Aktivitas ini tidak hanya memperkuat tubuh, tetapi juga menyediakan kesempatan untuk interaksi sosial yang lebih sehat dan membangun rasa komunitas yang kuat.

Dukungan dari keluarga dan teman-teman juga sangat penting dalam mengatasi efek mental tombol viralitas. Orang tua harus memainkan peran aktif dalam memahami apa yang dialami anak-anak mereka di media sosial dan mendukung mereka dalam menghadapi tekanan yang mungkin mereka rasakan. 

Komunikasi yang terbuka dan dukungan emosional dari orang-orang terdekat dapat memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi individu yang sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental.

Pemerintah dan lembaga pendidikan juga memiliki peran penting dalam menyediakan program dan sumber daya yang mendukung kesehatan mental. Konseling di sekolah, pelatihan untuk guru dan orang tua tentang kesehatan mental, serta kebijakan yang mendukung lingkungan digital yang sehat dapat membantu menciptakan ekosistem yang mendukung kesejahteraan mental.

Sebagai generasi yang hidup di era ini, kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ruang maya yang lebih sehat dan mendukung. Mari kita jadikan media sosial sebagai alat untuk saling menguatkan, bukan melemahkan. 

Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita bisa mengubah tekanan tombol-tombol viralitas menjadi peluang untuk membangun hubungan yang lebih bermakna dan autentik. Marilah kita bergerak bersama, menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas, dan menciptakan dunia digital yang lebih manusiawi. (*)

***

*) Oleh : Mohammad Hairul, Kepala SMPN 1 Curahdami, Bondowoso. Dewan Pakar Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bondowoso.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.