https://malang.times.co.id/
Kopi TIMES

Ngopi Pagi: Ego

Sabtu, 17 April 2021 - 07:11
Ngopi Pagi: Ego Ketua PW LP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma, Noor Shodiq Askandar

TIMES MALANG, MALANG – Hal yang seringkali membuat sulit untuk menyelesaikan persoalan itu jika masing masing fihak yang berbeda pendapat saling mempertahankan egonya sahabat ngopi pagi. Persoalan tidak akan mungkin selesai, jika masing masing fihak bertahan bahwa pandangan dan pemikirannyalah yang paling benar. Jika salah satu atau kedua belah tidak mau saling menurunkan keegoannya, maka selamanya akan terjadi jurang pemisah yang membedakan diantara kedua belah fihak.

Keegoan inilah yang bisa jadi kemudian menimbulkan perpecahan dan yang lebih parah terjadinya peperangan antar bangsa, antar suku, antar kelompok, dan lain sebagainya. Kita semua bisa belajar dari sejarah perjalanan bangsa di dunia ini dimana keegoanlah yang sering kali kemudian menimbulkan pertumpahan darah. Keegoan Jerman yang merasa rasnya lebih tinggi dari yang lain dengan nazinya yang kemudian menyerang bangsa lain di berbagai belahan dunia. Begitu juga bangsa Jepang yang merasa lebih superior kemudian menjajah negara lain.

Padahal sejarah pula yang kemudian membuktikan bahwa keegoan jugalah yang pada saatnya mengakibatkan kehancuran peradaban sebuah bangsa. Perang di Irak, Israil yang selalu tidak tenang dengan perlawanan Palestina, dan berbagai peristiwa lain, menunjukkan bahwa ego pada saatnya bisa mengakibatkan kerusakan yang parah atas sebuah bangsa dan negara di dunia.

Ego juga bisa mendatangkan kesombongan yang berlebihan pada diri seseorang yang kemudian merasa lebih benar, lebih baik, dan berbagai perasaan lebih lainnya. Padahal sejatinya, semua mahluq Allah swt itu pada posisi yang sama. Yang membedakan adalah kadar ketaqwaannya kepada Allah swt. Bukan pada kepintaran, apalagi merasa lebih pintar. Bukan juga pada kekuatan, apalagi kemudian merasa paling kuat dari yang lain. Ingat manusia itu adalah mahluq yang lemah di mata Allah swt dan selalu lekat dengan kesalahan dan kehilafan, kecuali Rasulullah saw yang ma’shum.

Ego juga yang dikemudian hari membuat orang merasa bisa melakukan apa saja. Bahkan dalam cerita sejarah, dapat memunculkan keangkuhan sampai ada yang merasa bisa menjadi Tuhan, atau setidaknya menyamakan dirinya dengan Tuhan. Kisah Fir’aun membuktikan, karena ego berlebihan yang kemudian merasa dirinya sebagai Tuhan sehingga dapat menentukan nasib masyarakatnya tanpa kehadiran Tuhan. Allah swt kemudian menunjukkan semua tidak mungkin terjadi tanpa kehendakNya. Atas kuasanya juga Allah set kemudian menghancur leburkan Fir’aun dan pasukannya sampai musnah dari muka bumi ini.

Pendek kata, ego diri sejatinya hanya akan mendatangkan kepuasan yang bersifat sementara, sementara disisi lain jalan kehancurannya telah terasa nyata adanya. Dengan demikian, buat apa angkuh, kalau sejatinya kita ini rapuh. Buat apa sombong, kalau sejatinya kit aini kosong melompong. Bagaimana dengan sahabat ngopi pagi semua ???

*) Penulis Noor Shodiq Askandar adalah Ketua PW LP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

_______
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

Pewarta :
Editor : Yatimul Ainun
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.