https://malang.times.co.id/
Kopi TIMES

Strategi Kebudayaan Holistik: Menyikapi Konversi Taman Budaya Jawa Timur di Malang

Rabu, 27 Maret 2024 - 13:36
Strategi Kebudayaan Holistik: Menyikapi Konversi Taman Budaya Jawa Timur di Malang Redy Eko Prastyo, Ketua Kompartemen IKA UB, Mahasiswa S3 Sosiologi FISIP UB-Awarde BPI dan Beasiswa Pendidikan Indonesia-Skema Pelaku Budaya 2022

TIMES MALANG, MALANG – Sebagai seorang Penggiat Budaya, Praktisi Seni dan Pembakti Kampung Budaya, izinkan saya membagikan sudut pandang terkait pentingnya strategi kebudayaan yang holistik dalam konteks perubahan fungsi Taman Budaya Jawa Timur di Malang. Tulisan ini akan mengeksplorasi dinamika yang terjadi dan bagaimana kita dapat menyikapinya dengan bijak.

Memahami Strategi Kebudayaan dan Pentingnya 

Kebudayaan merupakan cerminan dari identitas sebuah bangsa. Strategi kebudayaan melibatkan perencanaan dan implementasi kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan nilai-nilai budaya di tengah masyarakat. Memahami strategi kebudayaan berarti menganalisis cara-cara dimana kita dapat secara efektif menjaga warisan budaya sambil menghadapi tantangan modernisasi dan globalisasi.

Kebudayaan tidak berdiri sendiri; ia terhubung dengan aspek-aspek lain seperti ekonomi, politik, dan sosial. Oleh karena itu, strategi kebudayaan yang efektif harus melibatkan pendekatan yang komprehensif. Ini berarti mempertimbangkan bagaimana kegiatan kebudayaan dapat memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi lokal, memperkuat identitas sosial, serta mendukung stabilitas politik.

Mengembangkan strategi kebudayaan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk komunitas lokal, lembaga pendidikan, pengusaha, dan para seniman. Keterlibatan mereka adalah kunci untuk mencapai tujuan strategi kebudayaan yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Jika Anda membaca undang-undang pemajuan kebudayaan, Anda akan menemukan bahwa Indonesia, negeri dengan keanekaragaman budaya terbesar di dunia, baru-baru ini menetapkan dasar untuk tata kelola kebudayaannya. DPR dan pemerintah membuat undang-undang ini, yang dikenal sebagai Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Undang-undang ini merupakan terjemahan atau turunan dari pasal 32 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa:

Pertama "Negara memajukan" Di sini, kata "negara" digunakan karena amandemen UUD 45 tahun 2000 yang mengganti kata "pemerintah". 

Kedua, kata "memajukan" dan frasa "di tengah peradaban dunia" menunjukkan keyakinan dan upaya untuk mendudukkan diri setara di antara bangsa-bangsa lain. Selain itu, istilah "memajukan" sering digunakan setelah Perang Dunia II untuk menggambarkan kembali negara-negara Eropa yang sebelumnya dijajah. 

Ketiga, berbicara tentang kata "memajukan" dan kata "menjamin kebebasan" menunjukkan bahwa masyarakat harus terlibat dalam memajukan kebudayaan. Ini hanya dapat dicapai jika negara menjamin adanya kebebasan bagi masyarakat. 

Keempat, dengan merujuk pada anak kata "masyarakat dalam memelihara mengembangkan nilai-nilai budayanya", ini berarti bahwa setiap warga Indonesia adalah pelaku budaya yang bebas.

Setelah diterjemahkan, setidaknya empat pengertian ini menjadi dasar pengetahuan tentang Pemajuan Kebudayaan. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, istilah "memajukan" memiliki konteks khusus. Jadi, apa artinya "Pemajuan Kebudayaan?" Mengikuti evolusi zaman, istilah harus memiliki arti baru yang lebih relevan dengan konteks saat ini. 

Memajukan tidak hanya berarti membuat yang tradisional menjadi yang modern, tetapi juga membuat yang tradisional menjadi hulu yang modern, dan yang modern menjadi guru kekinian bagi yang tradisional, sehingga keduanya saling menguatkan satu sama lain. Singkatnya, "memajukan" berarti mempertahankan kebudayaan yang ada dan tersedia, serta mengubahnya agar sesuai dengan kemajuan zaman. 

Taman Budaya Jawa Timur di Malang: Sebuah Studi Kasus

Dikutip dari sebuah berita digital dari laman Times Indonesia (https://timesindonesia.co.id/ekonomi/490972/taman-krida-budaya-malang-bakal-disulap-jadi-hotel-berbintang) "Ini berita baik, ada salah satu investor akan membangun hotel di Suhat. TKBJ mau dibangun hotel," ujar Arif, Selasa (26/3/2024).

Diketahui, TKBJ sendiri merupakan aset milik Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang berada di wilayah Kota Malang. Maka, dalam rencana ini Disnaker-PMPTSP Kota Malang hanya memfasilitasi soal perizinan investasi yang terjadi di Kota Malang. "Mekanismenya itu antara investor dengan provinsi. Kita hanya membantu dari segi perizinannya," ungkapnya.

Taman Budaya Jawa Timur di Malang adalah contoh nyata dari sebuah ruang publik yang didedikasikan untuk kebudayaan. Taman ini telah lama menjadi pusat kegiatan seni dan budaya di kawasan tersebut, menawarkan platform bagi seniman lokal untuk menampilkan karya mereka, serta menjadi tempat bagi masyarakat untuk menikmati dan belajar tentang kekayaan budaya Jawa Timur.

Taman Budaya ini berdiri di atas tanah yang strategis dan menjadi salah satu ikon penting di Malang. Dengan adanya taman ini, generasi muda memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan seniman, mengeksplorasi berbagai bentuk ekspresi budaya, dan mengembangkan apresiasi terhadap warisan budaya mereka.

Namun, dalam beberapa minggu terakhir, ada rencana perubahan yang signifikan terhadap fungsi taman ini. Perubahan ini mengundang berbagai reaksi dari kalangan seniman, aktivis budaya, dan masyarakat umum. Beberapa menyambut perubahan ini sebagai langkah menuju modernisasi dengan menitik tekankan pada perkembangan ekonomi semata, sementara yang lainnya khawatir akan kehilangan ruang publik yang khusus untuk kebudayaan.

Konversi Taman Budaya Jawa Timur dan dampaknya terhadap komunitas

Konversi Taman Budaya Jawa Timur menjadi pusat perbelanjaan dan hiburan telah menimbulkan banyak pertanyaan mengenai masa depan ruang publik kebudayaan. Perubahan ini telah menarik perhatian luas dan memicu diskusi tentang bagaimana kita menghargai dan melestarikan ruang kebudayaan di tengah perkembangan kota.

Dampak dari konversi ini cukup kompleks. Di satu sisi, pembangunan komersial dapat memberikan manfaat ekonomi, seperti peningkatan pariwisata dan lapangan kerja. Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa ruang komersial ini akan mengurangi akses masyarakat terhadap kegiatan kebudayaan dan mengikis identitas lokal.

Pertanyaan yang muncul adalah, apakah kita bisa menemukan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan pelestarian kebudayaan? Apakah mungkin untuk menciptakan ruang multifungsi yang dapat melayani kebutuhan komersial sambil tetap menjaga nilai-nilai budaya? Ini adalah tantangan yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia dalam mengelola pertumbuhan dan pelestarian warisan mereka.

Pentingnya strategi kebudayaan yang holistik

Menghadapi tantangan tersebut, strategi kebudayaan yang holistik menjadi sangat penting. Strategi yang holistik mempertimbangkan semua aspek kehidupan masyarakat, termasuk sosial, ekonomi, pendidikan, dan lingkungan. Pendekatan ini mengakui bahwa budaya adalah aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan dan harus dikelola dengan cara yang memperhatikan kebutuhan masa depan serta menghormati masa lalu.

Strategi kebudayaan yang holistik juga memerlukan visi jangka panjang yang mencakup perlindungan dan promosi warisan budaya. Ini menuntut perencanaan yang cermat dan implementasi kebijakan yang dapat mendorong partisipasi masyarakat, mendukung seniman lokal, dan memastikan bahwa kebudayaan tetap relevan dan hidup di hati masyarakat.

Sebuah strategi kebudayaan yang sukses adalah yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai budaya ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, menyediakan ruang bagi ekspresi kreatif, serta mempromosikan dialog dan pemahaman lintas budaya. Dalam konteks ini, peran pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan masyarakat umum sangatlah penting.

Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Mengembangkan Strategi Kebudayaan 

Dalam mengembangkan strategi kebudayaan, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Pertama, pemahaman yang mendalam tentang konteks lokal sangat diperlukan. Ini termasuk sejarah, nilai-nilai sosial, dan dinamika masyarakat yang membentuk lanskap budaya setempat.

Kedua, partisipasi masyarakat harus menjadi inti dari proses perencanaan strategi kebudayaan. Warga lokal adalah penjaga terbaik dari warisan budaya mereka dan harus dilibatkan dalam setiap tahapan pembuatan keputusan. Ini akan memastikan bahwa strategi yang dikembangkan relevan dan dapat diterima oleh masyarakat.

Ketiga, pendekatan yang inklusif dan aksesibilitas adalah kunci. Kegiatan budaya harus terbuka untuk semua lapisan masyarakat, tanpa diskriminasi. Aksesibilitas juga berarti memastikan bahwa fasilitas dan program budaya dapat dijangkau oleh berbagai kelompok, termasuk orang dengan disabilitas dan komunitas yang kurang beruntung.

Keempat, keberlanjutan ekonomi dari kegiatan kebudayaan harus diperhatikan. Ini melibatkan penciptaan model bisnis yang dapat mendukung seniman dan institusi budaya, serta memastikan bahwa mereka dapat terus berkembang dalam jangka panjang.

Kelima, pendidikan dan pengembangan kapasitas adalah aspek penting lainnya. Anak muda harus diajarkan untuk menghargai dan melindungi warisan budaya mereka, sementara seniman dan pekerja budaya perlu memiliki keterampilan yang memadai untuk menavigasi dunia yang terus berubah.

Meningkatkan Kesadaran akan Ruang Kebudayaan Publik

Kesadaran akan pentingnya ruang kebudayaan publik harus ditingkatkan di kalangan masyarakat. Ruang-ruang ini tidak hanya tempat untuk menikmati seni dan budaya, tetapi juga sebagai forum untuk dialog dan pertukaran ide, yang mampu memperkaya kehidupan komunal.

Kampanye informasi dan edukasi dapat membantu masyarakat memahami nilai intrinsik dari ruang kebudayaan publik. Melalui media sosial, seminar, dan acara komunitas, kita dapat menyebarkan pesan tentang bagaimana ruang-ruang ini berkontribusi pada kesejahteraan sosial dan identitas kolektif kita.

Selain itu, program-program yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam kegiatan kebudayaan dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi. Inisiatif seperti festival seni lokal, lokakarya kebudayaan, dan program pendidikan seni di sekolah dapat menciptakan koneksi yang lebih kuat antara masyarakat dan ruang kebudayaan publik.

Melibatkan Komunitas dalam Pelestarian Warisan Budaya

Pelestarian warisan budaya bukan hanya tugas para ahli dan pemerintah; komunitas lokal juga memiliki peran yang sangat penting. Mereka adalah pembawa tradisi yang hidup dan memiliki pengetahuan mendalam tentang praktik budaya mereka.

Program pelestarian harus dirancang untuk memfasilitasi partisipasi aktif dari komunitas. Ini bisa berarti mengadakan pertemuan komunitas untuk mendiskusikan rencana pelestarian, atau menciptakan proyek-proyek yang memberdayakan masyarakat setempat untuk mengelola sumber daya budaya mereka sendiri.

Pelatihan dan pendidikan juga penting untuk memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk pelestarian warisan budaya tetap hidup. Inisiatif seperti magang dengan seniman dan pengrajin berpengalaman, serta program pertukaran budaya antar komunitas, dapat membantu dalam pelestarian dan transmisi pengetahuan budaya.

Kerjasama dan Kemitraan untuk Strategi Kebudayaan yang Sukses 

Kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan komunitas adalah faktor penting dalam pengembangan dan implementasi strategi kebudayaan yang efektif. Kolaborasi ini dapat membawa berbagai perspektif dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pemerintah dapat berperan sebagai fasilitator dan pengatur, menciptakan kebijakan yang mendukung inisiatif kebudayaan dan menyediakan dana atau insentif untuk proyek-proyek yang memenuhi kriteria tertentu. Sementara itu, sektor swasta dapat berkontribusi melalui sponsor atau kemitraan dalam acara kebudayaan, yang dapat membantu meningkatkan profil dan visibilitas seni dan budaya.

Lembaga pendidikan, seperti universitas dan sekolah, dapat menjadi pusat penelitian dan pengembangan ide-ide baru dalam bidang kebudayaan. Mereka juga dapat membantu dalam mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pelindung dan promotor warisan budaya di masa depan.

Menilai Efektivitas Strategi Kebudayaan 

Untuk memastikan bahwa strategi kebudayaan memiliki dampak yang positif, perlu ada mekanisme untuk mengevaluasi efektivitasnya secara teratur. Ini melibatkan pengumpulan dan analisis data tentang bagaimana program dan kebijakan kebudayaan mempengaruhi masyarakat.

Indikator kinerja, seperti jumlah pengunjung ke acara kebudayaan, tingkat partisipasi masyarakat dalam program pelestarian, atau dampak ekonomi dari kegiatan seni dan budaya, dapat memberikan gambaran tentang seberapa baik strategi tersebut bekerja.

Umpan balik dari masyarakat juga sangat penting dalam proses evaluasi. Survei, wawancara, dan forum diskusi dapat memberikan informasi berharga tentang persepsi dan pengalaman masyarakat terkait dengan inisiatif kebudayaan.

Kesimpulan: Peran Strategi Kebudayaan yang Holistik dalam Melestarikan dan Mempromosikan Warisan Budaya 

Strategi kebudayaan yang holistik memainkan peran penting dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya. Pendekatan yang komprehensif dan inklusif dapat memastikan bahwa kebudayaan tetap menjadi bagian penting dari masyarakat kita, bahkan di tengah tekanan modernisasi dan perubahan sosial.

Kita harus terus berupaya untuk menciptakan dan mendukung ruang publik kebudayaan, melibatkan komunitas dalam pelestarian warisan budaya, dan mempromosikan kerjasama antar berbagai pihak. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa warisan kebudayaan yang kaya akan terus hidup dan dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Strategi kebudayaan harus terus beradaptasi dan berevolusi seiring dengan perubahan zaman, tetapi tujuan utamanya tetap sama: untuk merayakan, melestarikan, dan memperkaya kehidupan kita melalui kebudayaan. Mari kita berkolaborasi dan berinovasi untuk menjaga kebudayaan tetap relevan dan hidup di hati setiap individu.

***

*) Oleh : Redy Eko Prastyo, Ketua Kompartemen IKA UB, Mahasiswa S3 Sosiologi FISIP UB-Awarde BPI dan Beasiswa Pendidikan Indonesia-Skema Pelaku Budaya 2022

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.