TIMES MALANG, MALANG – Dosen Teknologi Pendidikan (TEP) Universitas Negeri Malang (UM), Ence Surahman MPd PhD banyak membongkar perilaku tidak jujur yang dilakukan oleh mahasiswa saat pembelajaran dilakukan secara online atau daring. Dia banyak mengetahui tindakan ketidak jujuran mahasiswa itu setelah melakukan survey untuk bahan disertasinya ketika menempuh pendidikan Doktoral di National Tsing Hua University (NTHU) Taiwan.
Ence menerangkan, dia telah meneliti perilaku tidak jujur mahasiswa saat pembelajaran online pada tahun 2019 hingga 2023. Dia melakukan survey kepada para mahasiswa yang ada di 26 universitas di Indonesia secara random. Hasilnya, 54 persen mahasiswa pernah terlibat dalam proses perilaku tidak jujur antara satu sampai tiga kali selama pembelajaran online.
"Ada yang sampai 10 kali, tapi hanya di bawah 30 persen," urain Dosen UM Malang ini.
Pria asal Garut Jawa Barat itu menyebut, potensi besar mahasiswa berbuat curang adalah ketika dosen memberi soal atau tugas dalam pilihan ganda dalam pembelajaran Daring. Berbeda ketika soal yang diberikan berupa esai, maka kecurangan tersebut cenderung lebih kecil, namun sangat berpotensi melakukan plagiasi.
"Ada juga yang memanfaatkan tools, termasuk lewat AI," katanya.
Menurutnya, sebenarnya segala bentuk kecurangan mahasiswa ketika pembelajaran Daring bisa diatasi dengan berbagai tool yang ada sehingga tenaga pendidik juga harus menyiapkan sistem pengawasan online yang memadai.
"Tapi itu bisa disiasati dengan mengubah bentuk penilaiannya. Dosen harus cermat saat memberi penilaian," tambahnya.
Meski begitu, Dia mengakui, pembelajaran online memang kerap kali menjadi solusi karena dapat memudahkan mahasiswa maupun dosen, dengan tidak harus datang ke kampus. Tapi hal itu juga melahirkan persoalan baru, utamanya pada kejujuran mahasiswa.
"Memang ada yang menyontek saat pembelajaran offline. Tapi saat pembelajaran online, jumlahnya lebih banyak karena tidak ada yang mengawasi," ucapnya.
Ence menyebut, kecurangan paling banyak dilakukan mahasiswa saat pembelajaran online adalah menyontek, plagiasi, dan kolusi, seperti bertukar jawaban dalam tugas kelompok. Bahkan ada juga mahasiswa yang menggunakan jasa joki untuk mengerjakan tugas atau ujian. " Dan memang ada akun yang menawarkan jasa joki di media sosial X atau Instagram," pungkasnya.(*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |