TIMES MALANG, MALANG – Cita-cita besar dicanangkan Universitas Islam Negeri (UIN) Maliki Malang melalui Maliki Interdisciplinary Journal (MIJ). Jurnal yang dikelola kampus Islam negeri terbesar di Malang itu berencana menerbitkan 1.000 karya tulis ilmiah. 

Karya-karya tersebut tidak hanya terbatas pada jurnal ilmiah, namun juga mencakup artikel ilmiah populer. Dalam perjalanannya, mahasiswa UIN Malang yang terlibat mendapatkan pelatihan khusus dalam penulisan kedua jenis karya ilmiah tersebut.

Perlu dicatat bahwa karya ilmiah yang terpublikasi di jurnal ilmiah dan artikel ilmiah populer memiliki perbedaan signifikan. Jurnal ilmiah biasanya mencakup hasil penelitian atau studi ilmiah yang mendalam, membutuhkan pemahaman spesifik dan lebih terfokus pada lingkaran akademik. Di sisi lain, artikel ilmiah populer lebih ringan dan ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh khalayak umum, namun tetap memiliki dasar ilmiah yang kuat.

Dalam kerjasama ini, MIJ mendapatkan dukungan dari media online nasional TIMES Indonesia. Dr.H. Miftahul Huda, anggota editorial boards MIJ, menjelaskan, "MJI bekerja sama dengan TIMES Indonesia untuk publikasi artikel ilmiah populer." 

"TIMES Indonesia tidak hanya membantu dalam hal publikasi, tetapi juga turut serta dalam proses pelatihan softskill penulisan artikel bagi para mahasiswa UIN Maliki Malang," tambah Miftah

Sementara, Kepala Pusat P2KA UIN Malang Drs. Moh Yunus, M.Si, menargetkan pada bulan Desember 2023, 1.000 karya ilmiah ini dapat terpublikasi. Langkah ini sejalan dengan tujuan peningkatan peringkat Webometrics UIN Malang pada Januari 2024.

"Kolaborasi seperti ini menunjukkan bagaimana institusi pendidikan dan media dapat bekerja sama dalam peningkatan kapasitas akademik dan softskill mahasiswa," pesannya.

Managing Editor MIJ UIN Maliki Malang, Segaf, SE., M.Sc. menambahkan, para penulis merupakan mahasiswa UIN Malang penerima beasiswa di kampus UIN Malang. "Saat ini jumlahnya 1.642 orang, mereka ada kewajiban menulis artikel tiap semester, disiapkan wadahnya di MIJ. Nanti juga mereka bisa menulis di TIMES Indonesia," ucap Segaf. (*)