TIMES MALANG, MALANG – Perayaan Dies Natalis ke 63 Universitas Brawijaya tahun ini bakal dimeriahkan oleh Titi Rasi. Sebuah pameran seni rupa bertajuk yang akan digelar di Auditorium Universitas Brawijaya (UB), Malang, pada 14–19 November 2025. Pameran ini menghadirkan dua belas karya instalasi batik monumental karya seniman asal Malang, Bambang Sarasno atau yang akrab dikenal dengan nama SAR.
Pameran ini merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Brawijaya, Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB), dan Yayasan Indrokilo, yang menaungi karya-karya Bambang Sarasno. Pameran “Titi Rasi” menghadirkan pendekatan yang berbeda dalam melihat batik. Kata “titi” dalam bahasa Jawa berarti menapaki atau mencermati, sedangkan “rasi” merujuk pada gugus bintang di langit. Melalui metafora tersebut, SAR mengajak pengunjung untuk membaca ulang hubungan antara manusia, alam semesta, dan simbol-simbol tradisi.
Bambang Sarasno menyiapkan pameran karya lukisan TITIRASI di auditorium UB.
Bambang Sarasno mengatakan bahwa ada dua belas karya batik berukuran 3x2,5 meter yang ditampilkan dalam pameran ini mewakili dua belas rasi bintang zodiak. Setiap karya tidak hanya hadir sebagai kain batik, tetapi juga sebagai medium naratif dan eksperimental yang memadukan motif tradisional, proyeksi cahaya, dan elemen performatif.
“Titi Rasi bukan hanya pameran yang dilihat, melainkan pengalaman multisensori yang dirasakan,” terang Bambang.
Secara estetik, Titi Rasi berangkat dari gagasan post-classic—sebuah pendekatan untuk melampaui batas-batas tradisi tanpa menanggalkan akarnya. Dalam karya-karya SAR, batik dan kosmologi Jawa menjadi fondasi utama, lalu diperkaya dengan teknologi dan sensibilitas visual masa kini.
“Tradisi tidak ditinggalkan, tetapi dijadikan dasar untuk membuka percakapan baru antara motif dan tubuh, antara galaktika dan manusia,” imbuhnya.
Melalui pendekatan ini, SAR menghadirkan pengalaman yang imersif dan reflektif, mengajak penonton menelusuri kembali keterhubungan antara manusia, kosmos, dan nilai-nilai kulturalnya.
Bambang Sarasno telah mengabdikan lebih dari empat dekade hidupnya pada dunia seni rupa, terutama batik dan seni pertunjukan. Ia mulai mengenal batik sejak bergabung dengan Sanggar Seni Rupa Arti pada 1974–1975, tempat yang menjadi fondasi pembentukan karakter artistiknya.
Perjalanannya tak lepas dari peran aktif di berbagai lembaga seni. Ia mendirikan Sanggar Arti pada 1975, aktif di Dewan Kesenian Malang (1978–1986), serta turut membangun Lembaga Kesenian Indrokilo pada 1982–1986. Pada 2013, ia mendirikan Teater Komunitas, ruang lintas disiplin yang menggabungkan seni rupa, teater, dan musik.
Kiprah internasionalnya juga tercatat ketika SAR menjadi perwakilan Indonesia di Encompass Trust (2009–2016). Eksperimen uniknya dalam menggabungkan batik dengan seni pertunjukan dimulai sejak awal 1980-an, berpuncak pada karya monumental Metamorfosa Batik Performing Arts (2013).
Karya seri Batik Bertabur Bintang menjadi kelanjutan eksplorasinya. Dalam seri ini, SAR menafsirkan simbol-simbol zodiak dalam motif dan warna batik. Seri tersebut kini dihadirkan kembali dalam pameran Titi Rasi.
Pameran Titi Rasi menjadi contoh konkret sinergi antara universitas dan alumni dalam mendukung perkembangan seni dan kebudayaan. Sri Widji Wahyuning Utami, Ketua Bidang Komunikasi PP IKA UB, yang mewakili Ketua Umum IKA UB Mohammad Fatah, menjelaskan bahwa acara ini merupakan hasil kolaborasi erat antara UB, IKA UB, dan Yayasan Indrokilo.
“Acara ini murni inisiatif alumni yang disupport dan difasilitasi oleh IKA UB. Ini bagian dari upaya besar kami untuk menemukan dan melibatkan sebanyak mungkin potensi alumni dalam kegiatan IKA UB,” ujarnya.
Ia menambahkan, IKA UB membuka ruang bagi alumni dari berbagai bidang untuk berkolaborasi. “Kami mengundang alumni yang memiliki ide dan inisiatif untuk muncul dan mengemuka, difasilitasi dan disupport oleh IKA UB. Kami memiliki jejaring, SDM, dan sumber daya yang harus dimanfaatkan agar alumni semakin maju dan bersinergi,” tambahnya.
Selama pameran, juga akan ada performnce art dari Doddy Hernanto (Mr D.), dr Ragilda S. Ked. (Alumni FKUB), Juga Dhen Hidayat celloist. (*)
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |