TIMES MALANG, MALANG – Film edukatif mengenai parenting berjudul Biar Kuncup Itu Mekar diputar perdana di Aula Gedung Kuliah Bersama A19 Universitas Negeri Malang, pada (10/9/2024).
Dosen Departemen Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang, Dr. Karkono, M.A., sutradara dan penulis film Biar Kuncup Itu Mekar mengatakan, film menjadi salah satu alternatif media penyampai pesan yang efektif. Film yang merupakan perpaduan berbagai unsur seni, seperti drama, musik, dan artistik, dianggap dapat mudah merasuk ke pemikiran penonton. Hal ini yang menjadikan alasan Karkono untuk memproduksi film sebagai media sosialisasi dan edukasi ke masyarakat.
"Isu yang saya angkat adalah perilaku pengasuhan siswa di sekolah dan di rumah. Bahwa masih ada para guru dan orangtua yang menerapkan pola pengasuhan yang bisa dikatakan kurang tepat sehingga berdampak kurang bagus ke anak atau peserta didik," ujar Karkono saat acara diskusi dan pemutaran film berjudul Biar Kuncup Itu Mekar.
Diskusi sekaligus pemutaran perdana film tersebut turut dihadiri para pemain dan kru film.
"Peserta yang hadir hari ini berasal dari beragam latar belakang seperti para guru, orangtua, dan juga mahasiswa. Para mahasiswa adalah calon orangtua dan juga banyak di antara mereka yang kuliah di prodi pendidikan, berarti mereka juga calon guru, " tambah Karkono.
Wakil Dekan 1 Fakultas Sastra UM, Evynurul Laeli Zein, Ph.D., menyampaikan jika kegiatan diskusi dan pemutaran film ini sekaligus untuk memeriahkan Navastra Sambut Semester Gasal 2024. Navastra adalah salah satu event di Fakultas Sastra UM yang rutin digelar setiap awal dan tutup semester.
Salah satu peserta yang hadir adalah Rahmi Yulianti, S.Pd., guru di MTsN 6 Malang. Rahmi mengaku bahwa apa yang diangkat ke film adalah sesuatu yang sangat relevan dengan kondisi di sekolah. Sebagai pendidik, guru dituntut memiliki strategi dalam mengajar di sekolah agar bisa efektif, tujuan bisa tercapai tetapi tidak membuat siswa mengalami trauma.
Sementara itu, Feby Heynoek, salah satu pemain yang terlibat, menyatakan jika pengalaman baru terlibat dalam produksi film ini membuatnya lebih apresiatif terhadap karya sebab dia merasakan bagaimana proses di balik produksi sebuah film.
"Sungguh tidak mudah dan ini pengalaman yang seru. Telribat di balik layar, membuat saya tahu bahwa tidak sesederhana yang dibayangkan. Kita tentu akan lebih bijak dalam merespon atau mengkritisi sebuah karya, dalam hal ini film, sebab sudah merasakan bagaimana prosesnya.
Film bergenre drama ini dikemas mengharukan sehingga tidak sedikit penonton yang menitikkan air mata. "Meski ini film edukasi, tidak lantas kami mengabaikan sisi dramatis dalam film. Kami berusaha menyajikan karya yang tetap enak dinikmati tetapi tetap sarat pesan edukatif," kata Karkono.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Biar Kuncup Itu Mekar, Film Produksi Dosen Fakultas Sastra UM tentang Pengajaran Anak Sekolah
Pewarta | : M. Isnaini Wijaya (MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |