TIMES MALANG, SURABAYA – Museum Pendidikan Surabaya menyediakan ruang edukasi, riset, dan kreasi bagi masyarakat. Museum ini merupakan museum tematik yang menjadi wadah pelestarian sejarah dan budaya bangsa.
Terletak di tepi Sungai Kalimas, tepatnya di Jl. Genteng Kali No. 10 Surabaya, museum bergaya arsitektur kolonial bercat serba putih itu menjadi bagian penting sejarah dunia pendidikan.
Pada 1948, bangunan museum tersebut merupakan gedung yayasan pendidikan Taman Siswa cabang Surabaya. Sampai akhirnya, pada tahun 90-an, peminat Taman Siswa menurun sebab pada saat itu berbarengan dengan banyak sekolah-sekolah formal yang berdiri. Taman Siawa pun terpaksa pindah ke daerah Sambikerep, Surabaya Barat.
Setelah Taman Siswa mengalami relokasi. Gedung bekas Taman Siswa sempat tidak terurus dan terbengkalai. Hingga pada 2017, Pemkot Surabaya memberikan perhatian lebih terhadap bangunan-bangunan tua dan kawasan kota lama.
Oleh Dinas Pariwisata, bangunan ini diubah menjadi museum pendidikan. Pada 25 November 2019, Museum Pendidikan Surabaya diresmikan, bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional.
Anak kecil memperhatikan koleksi buku kuno di dalam etalase kaca yang berada di museum Pendidikan Surabaya. (FOTO: M. Arif Rahman Hakim/TIMES Indonesia).
Koleksi-koleksi piranti pendidikan dalam musem ini dikumpulkan dari berbagai tempat dan cara, mulai dari mengumpulkan dari sekolah-sekolah, membeli barang-barang kuno yang berkaitan dengan pendidikan, sampai menerima hibah dari para kolektor.
Terdapat lebih dari delapan ratus koleksi yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Seperti mesin tik kuno, proyektor kuno, kamera, tempat pensil, peralatan tulis, seragam siswa, buku-buku pelajaran, dan banyak lagi.
Koleksi-koleksi ini dikumpulkan dan diklasifikasikan dalam empat kelompok zaman: masa pra-aksara, masa klasik (kerajaan), masa kolonial, dan masa kemerdekaan. Selain memajang berbagai koleksi yang dimiliki, tersedia juga perpustakaan mini yang dikelola langsung oleh dinas perpustakaan Surabaya.
Sejak 2024, Museum Pendidikan Surbaya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya membuat program kerja dalam dunia kependidikan yang juga dimasukkan dalam kurikulum ajar wilayah Surabaya.
Sekolah-sekolah dari jenjang dasar hingga menengah-atas dijadwalkan dalam agenda yang telah ditata oleh dinas untuk mengirim siswa mengunjungi museum-museum yang ada di Surabaya. Tak terkecuali Museum Pendidikan ini.
“Kami akan terus mengembangkan kembali materi yang ada di sini, koleksi-koleksi, juga program-program yang ada. Sehingga masyarakat nantinya dapat lebih mengenal Museum Pendidikan Surabaya ini,” ungkap Nanda Azkia, staf Museum Pendidikan Surabaya.
Hari operasional museum buka mulai Selasa-Minggu. Tutup saat Senin. Ketika hari-hari biasa, pengunjung umunya didominasi dari dalam kota. Banyaknya para pelajar, seringkali datang untuk mengerjakan tugas, membikin vlog, dan membuat laporan. Sedangkan pada akhir pekan, atau saat hari libur, lebih sering para pengunjung berasal dari kalangan keluarga dan luar kota. (*)
Pewarta | : M. Arif Rahman Hakim (Magang MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |