https://malang.times.co.id/
Berita

Keluarga Besar Mantan Presiden Suriah Ditangkap

Sabtu, 28 Desember 2024 - 13:56
Keluarga Besar Mantan Presiden Suriah Ditangkap Orang-orang mengibarkan bendera Suriah era kemerdekaan selama demonstrasi merayakan jatuhnya presiden Suriah Bashar Assad di Damaskus pada hari Jumat. (FOTO: Arab News/AFP)

TIMES MALANG, MALANG – Keluarga besar mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad yang terdiri dari istrinya Rifaat al-Assad dan sejumlah sepupunya ditangkap petugas keamanan di bandara Beirut, Jumat (28/12/2024) saat berusaha terbang dengan paspor yang diduga palsu.

Menurut dua pejabat keamanan Lebanon seperti yang sempat disampaikan kepada Reuters, Rifaat al-Assad adalah paman dari pemimpin Suriah yang digulingkan Bashar al-Assad telah berangkat terlebih dahulu sehari sebelumnya.

Jaksa federal Swiss pada bulan Maret lalu mendakwa Rifaat atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan karena diduga memerintahkan pembunuhan dan penyiksaan terhadap pemberontakan tahun 1982.

Duraid Assad, putra Rifaat al-Assad dan menantunya Rasha Khazem, dan putri mereka, Shams, diselundupkan secara ilegal ke Lebanon dan berupaya terbang ke Mesir ketika mereka ditangkap itu.

Mengutip lima pejabat Lebanon yang mengetahui kasus penangkapan  tersebut, ditemukan bahwa Rasha Khazem, istri Duraid Assad, putra Rifaat, mantan wakil presiden dan adik laki-laki Hafez al-Assad serta putri mereka, Shams, diselundupkan secara ilegal ke Lebanon dan mencoba terbang ke Mesir ketika mereka ditangkap.

"Rifaat telah terbang sehari sebelumnya dengan paspor aslinya dan tidak dihentikan," kata para pejabat tersebut.

Kini istri dan putrinya ditahan oleh Keamanan Umum Lebanon.

Para pejabat yang berbicara kepada Reuters mengatakan, bahwa banyak anggota keluarga Assad telah melakukan perjalanan ke Dubai dari Beirut dan yang lainnya tetap tinggal di Lebanon sejak keluarga tersebut digulingkan pada 8 Desember lalu.

Kementerian luar negeri UEA tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email.

Para pejabat Lebanon mengatakan, mereka tidak tahu apakah Rifaat atau anggota keluarga Assad lainnya bermaksud untuk tetap tinggal di Dubai atau bepergian ke tempat lain lagi

"Pihak berwenang Lebanon belum menerima permintaan Interpol untuk menangkap mereka, termasuk Rifaat," kata para pejabat, meskipun jaksa federal Swiss pada bulan Maret lalu sudah mendakwa Rifaat atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Rifaat, yang kini berusia akhir 80-an, adalah mayor jenderal ditentara Suriah saat itu dan memimpin pasukan elit yang menumpas pemberontakan Ikhwanul Muslimin pada tahun 1982 di kota Hama, yang menewaskan lebih dari 10.000 orang.

Pada tahun 2022, kelompok pemantau independen Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah (SNHR) menduga bahwa antara 30.000 hingga 40.000 warga sipil telah tewas di Hama.

Kantor Jaksa Agung Swiss telah merujuk Rifaat untuk diadili atas tuduhan tersebut berdasarkan prinsip bahwa semua negara memiliki yurisdiksi atas kejahatan tersebut. Rifaat telah membantah bertanggung jawab.

Bulan ini, otoritas peradilan Swiss mengatakan mereka telah menyarankan persidangan tersebut dapat ditunda karena kesehatannya yang buruk.

Pembantaian Hama tahun 1982 sering digambarkan sebagai model bagi tindakan keras Bashar al-Assad terhadap pemberontakan yang dimulai pada tahun 2011 dan menggulingkannya bulan ini.

Ketika pemberontak merebut Hama pada tanggal 6 Desember, pemimpin mereka Ahmed al-Sharaa merujuk pada pembantaian Rifaat di sana, dengan mengatakan mereka akan "membersihkan luka yang telah berlangsung di Suriah selama 40 tahun."

Rifaat membantu kakak laki-lakinya Hafez merebut kekuasaan melalui kudeta pada tahun 1970, dan menjabat sebagai wakil presiden sebelum gagal menantang saudaranya untuk merebut kekuasaan dan pergi ke pengasingan.

Ia pernah tinggal di Swiss, Spanyol, dan Prancis, di mana pengadilan memutuskannya bersalah pada tahun 2020 karena memperoleh aset senilai jutaan euro menggunakan dana yang dialihkan dari negara Suriah. Pada tahun 2021, ia kembali ke Suriah.

Awal bulan ini, Menteri Dalam Negeri Lebanon Bassam Mawlawi mengatakan penasihat utama Assad, Bouthaina Shaaban telah terbang keluar dari Beirut setelah memasuki Lebanon secara legal.

Dalam wawancara dengan Al Arabiya, Mawlawi mengatakan, pejabat Suriah lainnya telah memasuki Lebanon secara ilegal dan sedang dikejar.

Perdana Menteri sementara Najib Mikati mengatakan pada hari Senin bahwa Lebanon akan bekerja sama dengan permintaan Interpol untuk menangkap mantan perwira intelijen Suriah Jamil Hassan, yang dituduh oleh otoritas AS melakukan kejahatan perang di bawah kendali Assad.

Jumat kemarin, istri dan putri salah satu sepupu mantan presiden Suriah Bashar Assad itu ditangkap di bandara Beirut, ketika mereka berupaya terbang dengan paspor yang diduga palsu.(*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.