TIMES MALANG, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) menegaskan komitmennya dalam memperkuat kolaborasi riset internasional melalui pemanfaatan artificial intelligence (AI). Hal itu disampaikan oleh Rektor UB, Prof Widodo dalam forum internasional bergengsi yang melibatkan 12 negara dan universitas mitra dunia.
Prof. Widodo menjadi pembicara dalam International Symposium of 12 Countries, 12 Universities di Nanjing University of Posts and Telecommunications (NJUPT), Tiongkok, yang diikuti oleh Rusia, India, Malaysia, Filipina, Prancis, Kazakhstan, dan lainnya.
Forum ini mempertemukan para pemimpin perguruan tinggi dari berbagai negara untuk membahas peran AI dalam mendorong kerja sama pendidikan tinggi global.
Dalam paparannya, Prof. Widodo menekankan pentingnya menjadikan AI bukan hanya sebagai alat bantu teknologi, melainkan sebagai fondasi utama dalam memperkuat jejaring riset dan pendidikan lintas negara.
“AI bukan hanya alat teknologi, tetapi katalisator kolaborasi dan masa depan pendidikan tinggi,” tegas Prof. Widodo.
Ia memaparkan bagaimana UB telah menempatkan AI sebagai pilar penting dalam menciptakan lingkungan riset multidisipliner. Dengan keberadaan AI Centre dan Super Computer, UB mempercepat proses inovasi dan pengambilan keputusan berbasis data, serta membuka peluang riset lintas disiplin yang lebih luas.
Tak hanya itu, UB juga mengajak anggota konsorsium untuk bersama-sama mengembangkan kerja sama internasional berbasis AI, mulai dari pertukaran dosen, kolaborasi penelitian, hingga integrasi ekosistem pembelajaran digital antarnegara.
Pihaknya ingin membangun ekosistem yang tidak hanya digital, tetapi juga kolaboratif dan inklusif secara global. Dan AI adalah jembatan yang menghubungkan potensi-potensi ini.
Sementara itu, Kepala UPT Reputasi UB, Hendrix Yulis Setyawan, S.TP., M.Si., Ph.D., menyatakan bahwa forum ini menjadi panggung penting bagi UB untuk memperluas pengaruh akademiknya dalam skala internasional.
“Komitmen UB dalam integrasi AI mencerminkan kesiapan institusi dalam merespons tantangan transformasi digital global sekaligus memperluas international research network,” kata Hendrix.
Ia menambahkan bahwa partisipasi aktif UB dalam forum ini juga menjadi bagian dari strategi institusi untuk memperkuat reputasi akademik melalui pendekatan teknologi yang transformatif.
Dengan kehadiran pimpinan universitas dari 12 negara, simposium ini menjadi ajang strategis untuk merancang masa depan pendidikan tinggi yang lebih terhubung dan berkelanjutan. UB, melalui pendekatan berbasis AI, tampil sebagai salah satu penggerak utama dalam membangun model perguruan tinggi masa depan yang kolaboratif dan responsif terhadap perkembangan teknologi global. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |