https://malang.times.co.id/
Berita

Mengenal Gus Idris, Dai Muda asal Malang yang Menyejukkan Hati

Senin, 28 Juli 2025 - 03:06
Mengenal Gus Idris, Dai Muda asal Malang yang Menyejukkan Hati Muhammad Idris Al Marbawy, Pendiri Majelis Thoriqul Jannah Malang.

TIMES MALANG, MALANG – Muhammad Idris Al Marbawy atau yang akrab disapa Gus Idris Al Marbawy merupakan salah satu tokoh muda Nahdlatul Ulama yang dikenal luas karena kiprah dakwahnya yang sejuk, merakyat, dan menyentuh hati umat. 

Ia lahir pada 21 September 1990 di Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, wilayah yang dikenal cukup terpencil, namun melahirkan tokoh besar.

Putra sulung dari Kiai Rodiyallah, pengasuh pesantren sekaligus tokoh Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ngajum, Gus Idris tumbuh dalam lingkungan religius dan penuh keteladanan. Ia memiliki dua saudara perempuan, Ning Hikmah dan Ning Nanda.

Gus Idris menikah dengan Ning Kholifah, atau yang akrab disapa Umi Lifah, seorang perempuan asal Bantur, Kabupaten Malang. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai tiga anak: Hadad, Busroh, dan Haidar.

Jejak Pendidikan Gus Idris 

Perjalanan pendidikan Gus Idris dimulai dari SMP Riyadlul Qur’an, lalu melanjutkan ke SMA di Pakisaji dan lulus sebagai siswa berprestasi. 

Kemudian ia melanjutkan perjalanan menimba ilmu di Universitas Islam Raden Rahmad (UNIRA) dan STFI Al-Farabi Kepanjen, sekaligus memperdalam keilmuan agama di sejumlah pesantren ternama seperti Pondok Pesantren Riyadlul Qur’an Ngasem, Miftahul Huda Mojosari, dan Asyadily Sumber Pasir.

Ketekunannya dalam belajar, terutama dalam bidang Al-Qur’an, menjadikannya santri yang cerdas, disiplin, dan penuh semangat. Selama masa pendidikan, ia kerap meraih penghargaan di berbagai ajang lomba keislaman, baik di tingkat pesantren, kabupaten, maupun provinsi.

Dakwah yang Menyentuh Hati

Selepas menyelesaikan pendidikannya dan menghafal Al-Qur’an, Gus Idris mulai aktif berdakwah dari desa ke desa, masjid ke masjid. Meski usianya tergolong muda, ia dipercaya menggantikan sang ayah dan para guru untuk mengisi ceramah dalam berbagai majelis, bahkan hingga ke luar negeri, seperti Hongkong, Makau, dan Taiwan.

Namun, jalan dakwahnya tak selalu mulus. Ia menghadapi berbagai ujian: cemooh, kritik, hingga tantangan yang menguji mental. Tapi Gus Idris memilih untuk tetap istiqamah. 

“Semakin banyak ujian, semakin kuat keyakinan bahwa perjuangan ini karena Allah,” ungkap Gus Idris dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu, Gus Idris juga dikenal sebagai penceramah yang menyentuh hati dan mudah dipahami, terutama karena pendekatannya yang santun serta penuh kasih sayang. Ia juga memiliki suara merdu saat melantunkan Al-Qur’an dan shalawat, membuat para jamaah merasa tenang dan terhubung secara spiritual.

Kelebihannya ini membuat Gus Idris disukai lintas generasi. Banyak anak muda hingga kalangan orang tua yang terpikat pada isi ceramahnya yang membumi, lugas, tapi penuh nilai keislaman dan kebangsaan ala Ahlussunnah wal Jamaah.

Majelis Bersama Masyarakat 

Salah satu ciri khas Gus Idris adalah kedekatannya dengan masyarakat akar rumput. Ia tak pernah menolak undangan masyarakat, baik dari kalangan bawah maupun menengah atas. Jarak dan status sosial tak menjadi penghalang. 

“Semua manusia sama di hadapan Allah. Saya datang bukan karena siapa yang mengundang, tapi karena dakwah adalah amanah,” katanya.

Dorongan dakwah yang konsisten dan dukungan keluarga, mengantarkan Gus Idris mendirikan Majelis Thoriqul Jannah, sebuah forum pengajian yang kini memiliki ribuan jamaah. 

Majelis ini berkembang sebagai pusat pembinaan spiritual berbasis cinta, ilmu, dan amal, dengan misi membumikan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. (*)

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.