TIMES MALANG, BATU – Sebuah sajian istimewa bisa dinikmati wisatawan dan masyarakat Kota Batu, Rabu (16/2/2022) malam, karena di bawah sinar Padang Mbulan (malam bulan Purnama) mereka bisa menikmati Pagelaran Tari Arjuna Wiwaha.
Karya sastra pertama di Jawa Timur yang ditulis oleh Mpu Kanwa pada pemerintahan Prabu Airlangga kisaran tahun 1019 Masehi ini ditampilkan dalam bentuk tarian milineal oleh para seniman yang tergabung dalam Kelas Sinau Karsa Budaya Kota Batu.
Kegigihan Arjuna dalam tapa bratanya di puncak Gunung Arjuna ini ditampilkan dalam tarian yang dikemas tradisi dikolaborasikan dengan sentuhan milineal, hingga pertunjukan ini membuat kerasan siapa saja yang datang ke Sendra Tari Arjuna Wiwaha di Kelu 
Pagelaran yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Kota Batu ini menjadi pertunjukkan perdana dalam pertunjukkan rutin yang akan dilaksanakan setiap bulan pada malam bulan Purnama.
Diceritakan Arjuna yang sedang bertapa di gunung yang membuat Puncak Gunung ini terus bertambah ketinggiannya sehingga nyaris menembus khayangan. Kemudian para dewa mengirim tujuh bidadari untuk mengoda, namun tidak berhasil.
Kemudian Batara Indra datang menyamar sebagai seorang Brahmana tua saat itu datang seekor babi yang datang dan mengamuk hingga Arjuna memanah. Saat bersamaan datang seorang pemburu yang tidak lain adalah Batara Siswa hingga akhirnya Arjuna diberi tugas membunuh seorang raksasa yang bernama Niwatakawaca dan Arjuna berhasil.
“Pagelarna ini adalah keinginan besar Dinas Pariwisata yang ingin membangkitkan kebudayaan untuk meraih kejayaan. Alhamdulillah bisa terselenggara kali pertama, Pagelaran Tari Arjuna Wiwaha, yaitu sebuah lakon pewayangan yang menceritakan lakon luar biasa yang pada prinsipnya adalah sebuah budaya di Kota Batu,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Drs Arief As Siddiq MH.
Menurutnya, Kota Batu merupakan kota yang istimewa karena memiliki Gunung Arjuna, yang merupakan satu-satunya Gunung yang memiliki lakon pewayangan. Karena itu, Disparta menampilkan semangat membangkitkan kebudayaan, sekaligus edukasi dan hiburan untuk masyarakat Kota Batu dan wisatawan.

“Setiap malam Bulan Purnama, kita akan gelar pertunjukkan seni budaya, berkelanjutkan dan gratis bisa ditonton masyarakat dan wisatawan, kita ingin memviralkan di Kota Batu ada pagelaran seni yang diadakan rutin setiap bulan Purnama di Sendra Tari Arjuna Wiwaha, monggo wisatawan dan masyarakat menikmatinya,” ujarnya.
Arief mengatakan karena masih berada ditengah pandemic, pihaknya menerapkan protokol kesehatan ketat, wisatawan yang datang wajib masker, sudah menjalani vaksinasi dan harus scan barcode aplikasi peduli lindungi.
Sementara itu Seniman Kota Batu, Agus Mardianto mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pariwisata Kota Batu yang memberikan kesempatan untuk seniman berkarya. “Dinas Pariwisata Kota Batu sangat luar biasa, punya tempat pertunjukkan yang istimewa. Di Solo saja, kalau kita mau gunakan tempat seperti ini harus sewa, Rp 300 ribu perjamnya, kalau di Kota Batu gratis, malah selesai tampil di kasih makan,” ujarnya.
Karena itu ia berharap fasilitas untuk para seniman ini terus berkesinambungan dan membuat para seniman Kota Batu tertantang untuk menunjukkan kreatifitasnya. “Hari ini kita tampilkan yang berbeda dengan wayang orang, kita tampilkan pertunjukkan yang menunjukkan budaya milineal, milineal yang berbudaya. Kita jemput anak muda dengan pertunjukkan yang mereka sukai. Kita gabungkan dengan ikon Kota Batu, yakni tari bantengan dan jaran kepang,” ujarnya.(*)
| Pewarta | : Muhammad Dhani Rahman |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |