TIMES MALANG, MALANG – Industri kelapa sawit memiliki peran signifikan bagi Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB). Dalam tengah gencarnya kampanye negatif terhadap industri ini, fakta-fakta yang menunjukkan kontribusi positifnya menjadi hal yang penting bagi IKA UB.
Seminar yang membahas kontribusi industri sawit bagi keberlanjutan ekonomi dan lingkungan diadakan oleh IKA UB ini, berlangsung di Auditorium Gedung F Lantai 7 Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya pada Kamis (10/8/2023).
Sekretaris Jenderal IKA UB, Arif Subekti, dalam seminar ini mengungkapkan pentingnya industri sawit sebagai hal yang mendesak bagi IKA UB. Dalam tengah kampanye negatif yang melanda, ia menegaskan bahwa fakta-fakta mengenai kontribusi positif industri sawit harus diakui dan diapresiasi.
"Kekayaan alam kita bervariasi dan berharga. Bersama-sama, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga pemanfaatan yang tepat dari karunia kelapa sawit ini. Meskipun isu seputar sawit kontroversial, kita harus melihatnya dengan landasan fakta dan tidak dapat mengabaikannya," ujar Arif.
Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo, Rektor UB, turut berbicara dalam seminar ini. Ia menyoroti pentingnya industri sawit sebagai topik menarik, terutama dalam konteks generasi muda dan tantangan kemandirian bangsa.
"Permasalahan inti di negara kita berkaitan dengan kemandirian dalam membuat keputusan. Industri minyak sawit secara global sangat dipengaruhi oleh aspek politik. Sebelumnya, minyak kelapa adalah pilihan utama. Namun, dampak penjajahan membawa perubahan besar dengan beralihnya fokus kita ke tanaman sawit," jelas Prof. Widodo.
Indonesia saat ini merupakan produsen dan konsumen terbesar minyak sawit di dunia. Produksi minyak sawit mencapai 45,58 juta ton, dengan ekspor sebanyak 25,62 juta ton dan konsumsi dalam negeri sebesar 18,4 juta ton. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 16,8 juta hektare, menjadikannya perkebunan terbesar di dunia.
Kehadiran industri kelapa sawit di Indonesia memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi dan masyarakat. Minyak sawit tidak hanya menjadi bahan baku utama minyak goreng, tetapi juga digunakan dalam produksi biodiesel sebagai alternatif energi terbarukan.
Namun, Prof. Widodo mengingatkan bahwa perlunya kerangka hukum yang kuat untuk melindungi industri strategis ini.
"Sikap dan kebijakan negara terhadap industri sawit akan berdampak pada kelanjutan sektor ini. Namun, masih ada kekurangan dalam kerangka hukum yang memadai untuk melindungi komoditas strategis perkebunan di Indonesia," tandasnya.
Seminar ini menyoroti bahwa kontribusi industri kelapa sawit memiliki dampak besar pada skala global. Potensi sawit sebagai sumber bahan nabati melampaui produksi biji bunga matahari. IKA UB berkomitmen untuk mendorong pemahaman yang lebih baik mengenai industri sawit, mengingat pentingnya kontribusi sektor ini terhadap ekonomi dan lingkungan.
Para pemateri, yang terdiri dari tokoh-tokoh terkemuka dalam industri kelapa sawit, akan memaparkan wawasan mendalam tentang peluang dan tantangan yang dihadapi sektor ini.
Pemateri dalam seminar IKA UB ini yakni Eddy Abdurrachman, Direktur Utama Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), akan berbicara tentang strategi yang digunakan oleh lembaga ini dalam memajukan industri kelapa sawit.
Eddy Martono, Ketua Umum Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), akan memberikan pandangan industri mengenai perkembangan terkini serta langkah-langkah adaptasi terhadap tantangan yang ada.
Firman Soebagyo, Anggota DPR RI dari Komisi IV yang fokus pada masalah pertanian dan lingkungan, akan menguraikan upaya legislatif dalam mendukung pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
Dalam konteks akademik, Abdul Ghofar, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, akan membahas peran universitas dalam mendukung transformasi industri ini menuju keberlanjutan pangan dan energi.
Dalam suasana perayaan HUT ke-78 RI, IKA UB mengambil peran penting dalam menjembatani kolaborasi antara perguruan tinggi dan pelaku industri dalam upaya mengatasi tantangan ketahanan pangan dan energi di Indonesia.
Seminar IKA UB ini diharapkan menjadi wahana konstruktif untuk berdiskusi, berbagi pandangan, dan menciptakan inovasi guna memajukan industri kelapa sawit sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.(*)
Pewarta | : Imadudin Muhammad |
Editor | : Imadudin Muhammad |