TIMES MALANG, MALANG – Kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Malang Hasil Pilkada 2020, HM. Sanusi-Didik Gatot Subroto, resmi dinyatakan pemberhentiannya, melalui Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Malang, hari ini, Selasa (11/2/2025).
Pasangan Bupati dan Wabup Malang terpilih yang lebih dikenal dengan singkatan SanDi (Sanusi-Didik) ini resmi dilantik pada 26 Februari 2021. Selama kepemimpinannya, Sanusi-Didik mengusung jargon dan visi misi Malang Makmur.
Baru genap kurang lebih 4 tahun, kepemimpinan SanDi membangun Kabupaten Malang, karena Pilkada Serentak yang ditetapkan digelar lebih awal, pada 27 November 2024 lalu.
Bupati dan Wakil Bupati Malang yang sama-sama merupakan kader PDI Perjuangan ini, harus menjalankan roda pemerintahan Kabupaten Malang yang harus dihadapkan situasi pandemi COVID-19, selama hampir 2 tahun.
Sebagai konsekuensi kebijakan darurat nasional, keduanya pun harus bekerja keras dan sepenuhnya, saling bahu membahu dalam upaya penanggulangan dan penanganan pandemi, dilanjutkan pemulihan dampaknya.
Upaya bangkit dari kesulitan pandemi, harus ditunjukkan secepatnya oleh Sanusi-Didik setelah itu. Maka, sejalan juga dengan visi misi SanDi mewujudkan Malang Makmur dan sejahtera, kepala daerah bersepakat untuk dilakukan berbagai percepatan pembangunan.
Percepatan pembangunan dengan berbagai capaian berhasil ditunjukkan Bupati dan Wakil Bupati Malang Sanusi-Didik hingga saat ini. Sanusi lalu menjadi petahana Bupati Malang, pada Pilkada 2024.
Dengan pasangan baru, Hj. Lathifah Shohih, komitmen Malang Makmur berkelanjutan tetap dipegang teguh. Bahkan, Abah Sanusi menasbihkan diri sebagai Bupati Malang yang selalu bisa menjadi solusi atas permasalahan masyarakat Kabupaten Malang.
Komitmen Membantu Bupati dengan Proporsional
Takdir berkata lain, kebersamaan Sanusi-Didik tidak berlanjut untuk bersama-sama memajukan Kabupaten Malang periode berikutnya. Meski sempat berniat maju calon kepala daerah pada Pilkada 2024 lalu, langkahnya tidak mulus. Ia tidak mendapatkan rekomendasi dari partainya.
Selama menjabat Wakil Bupati Malang, hasil kerja yang menjadi legacy Didik tidak banyak moncer ke publik, karena memang posisinya membantu tugas Bupati.
Meski demikian, bukan berarti Didik banyak berpangku tangan, apalagi hanya jadi ban serep Bupati Malang.
Dalam wawancara khusus dengan TIMES Indonesia, Wabup Malang Didik Gatot Subroto mengungkapkan, telah banyak memberi pertimbangan kepada Bupati Malang, HM Sanusi, dalam berbagai hal, baik itu gagasan baru atau pemecahan atas persoalan yang ada.
"Banyak hal, sering Saya sampaikan kepada Pak Bupati. Tetapi, ruang itu memang sebagai masukan, karena memang di keputusan dan eksekusi kebijakan harus Bupati, tidak boleh ada matahari kembar toh, dalam kepemimpinan daerah," ungkap Didik, belum lama ini.
Yang sangat menjadi atensinya, kata Wabup, adalah seperti urusan sistem pemerintahan desa dan tanggung jawab tata kelola keuangan desa, yang harus benar-benar didampingi sesuai ketentuan yang berlaku.
Contoh lainnya, terkait rencana sebelum dibangunnya SMA Taruna Nusantara, pihaknya terlibat di proses awal penetapan beberapa pilihan lokasi sebelumnya.
Selain itu, mendukung perjuangan dalam.pemecahan masalah honorer dan kesejahteraannya, juga terkait sertifikasi fasilitas umum seperti masjid dan lainnya.
"Saya sangat mendorong, supaya aset rumah ibadah agama apapun dipastikan sertifikasi, termasuk IMB-nya. Ini kami kawal betul, dan kita fasilitasi, termasuk melalui program PTSL. Alhamdulillah, banyak hasilnya (tersertifikasi)," terang Didik.
Selama menjadi Wabup Malang mendampingi Bupati Sanusi, Didik juga menegaskan selalu berusaha menjaga komitmen, dalam posisinya yang juga sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan.
"Komitmen sebagai Wakil Kepala Daerah Saya jaga, dengan tidak serta merta memaksakan kehendak, memerintah atau mendikte kebijakan-kebijakan Pak Bupati Malang," tegasnya.
Sekiranya untuk hal-hal menjadi program nasional, dan itu sama dengan kebijakan partai, lanjutnya, maka ini yang perlu didorong untuk diwujudkan. Namun, menurutnya tetap dalam konteks sebatas masukan kepada Kepala Daerah.
Ia tidak menampik, di awal-awal kepemimpinannya bersama Bupati Malang, sempat muncul rumor perpecahan. Namun, menurutnya itu hanya miskomunikasi yang sengaja diembuskan dari luar.
Sebaliknya, kata Didik, menjadi pemimpin yang bisa melayani rakyat lebih dikedepankannya.
Ketika ada program nasional yang juga sejalan kebijakan partai, menurutnya itu sebagai pesan moral yang dititipkan kepada kepala daerah untuk realisasinya.
"Tentu, kami tidak bisa memaksakan ego masing-masing, sebelum mengambil keputusan. Diantara keduanya (posisi Wabup dan Ketua DPC partai), sikap saling menghormati dan keterbukaan menjadi hal yang harus dijaga," tandas pria yang pernah menjabat Ketua DPRD Kabupaten Malang ini.
Setelah tidak lagi menjabat Wabup Malang, Didik menyatakan akan tetap berupaya menjadi bagian dari warga Kabupaten Malang punya kepedulian pada daerah.
Terlebih, selama ini ia mengaku setiap kali terjun lapangan mendapati masih ada beberapa masalah dan kebutuhan masyarakat.
"Ya, Saya berharap masih bisa memberi sumbangsih, karena ketika turun kami selalu belanja masalah, untuk ditangani secepatnya atau dimungkinkan di tahun-tahun berikutnya. Semoga, Bupati dan Wakil Bupati terpilih sama seperti sebelumnya, biasa belanja masalah dan bekerja gerak cepat menuntaskannya," harap Didik Gatot Subroto.
Bapak Honorer Sepanjang Masa, Terima Kasih Pak Didik!
Seperti disampaikan, secara khusus sosok Didik Gatot Subroto sangat dekat dengan kalangan pendidikan, terutama honorer guru dan pegawai tidak tetap (GTT/PTT).
Peran Didik ini bahkan sejak ia menjadi anggota DPRD Kabupaten Malang lalu, yang terus memfasilitasi dan mendorong aspirasi ribuan honorer bisa terwujud.
Hingga, oleh para GTT/PTT, Didik diakui punya jasa sepanjang masa, yang bisa dirasakan manfaatnya sampai saat ini. Didik disebut sebagai Bapak Honorer se Kabupaten Malang.
"Pak Didik Gatot Subroto di mata teman-twman GTT/PTT, khususnya honorer se Kabupaten Malang, beliau dikenal sebagai Bapak Pejuang Honorer Pendidikan," ungkap Pengurus Forum Komunikasi Honorer Indonesia Kabupaten Malang, Anas Khoirurosyudi, Selasa (11/2/2025).
Diantaranya, Pak Didik sangat mendukung program peningkatan kesejahteraan honorer Kabupaten Malang. Secara khusus, kata Anas, Pak Didik selalu mengapresiasi dan sangat mendukung apa yang menjadi harapan dan aspirasi honorer di lingkup pendidikan.
"Kami tentu sangat berterima kasih atas dukungan Pak Didik bersama Pak Bupati Sanusi selama ini," demikian mantan guru honorer yang kini berstatus guru ASN PPPK ini. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Imadudin Muhammad |