TIMES MALANG, JAKARTA – China siap berperang model apa saja dengan Amerika Serikat, setelah Donald Trump menyampaikan bea baru atas barang-barang China yang berlaku mulai Selasa (4/3/2025) bersamaan dengan pengenaan pajak 25 persen atas impor dari Meksiko dan Kanada.
Mendengar ungkapan Trump di depan Kongres AS, Selasa tadi malam, China langsung bereaksi keras.
Kementerian Luar Negeri China dengan tegas membalas. "Jika AS menginginkan perang, baik itu perang tarif, perang dagang, atau jenis perang lainnya, kami siap berperang sampai akhir," katanya.
Duta Besar China untuk AS juga memperkuat ancamannya dengan menyampaikan pernyataan yang sama.
Dalam pidatonya, Donald Trump juga mengungkapkan bahwa tarif lebih lanjut akan diberlakukan mulai tanggal 2 April, termasuk 'tarif timbal balik' dan tindakan non-tarif untuk menyeimbangkan ketidakseimbangan perdagangan selama bertahun-tahun.
Tarif tersebut, yang mengakibatkan kerugian hampir $2,2 triliun dalam perdagangan tahunan muncul setelah Trump menyatakan tiga mitra dagang utama Amerika gagal berbuat cukup banyak untuk membendung aliran fentanil dan bahan kimia prekursornya ke AS .
China membantah tuduhan tersebut dan dalam tanggapan pedasnya terhadap Trump, menyebut krisis fentanil sebagai 'alasan lemah' untuk menaikkan tarif pada produk China
Kementerian Luar Negeri China menuduh Pemerintahan Trump melakukan "pemerasan" dan memperingatkan bahwa "Intimidasi tidak membuat mereka takut. "Penindasan tidak mempan terhadap kami. Tekanan, paksaan, atau ancaman bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi China," kata Kemenlu China.
Peringatan itu muncul di tengah kekhawatiran akan terjadinya perang dagang yang bisa menghantam pertumbuhan ekonomi dan menaikkan harga bagi warga Amerika yang masih menderita inflasi tinggi selama bertahun-tahun.
Trump pada Selasa malam menegaskan kembali niatnya untuk mengenakan tarif timbal balik tambahan bulan depan, sebuah langkah yang kemungkinan akan semakin mengguncang pasar keuangan .
"Negara-negara lain telah menggunakan tarif terhadap kami selama beberapa dekade, dan sekarang giliran kami," katanya, seraya merujuk pada bea masuk tinggi yang dikenakan pada barang-barang AS oleh India, Korea Selatan, Uni Eropa, China, dan negara-negara lain.
China langsung bereaksi keras atas pidato Donald Trump itu, dan siap perang dengan AS, bukan hanya perang dagang, atau perang tarif, tetapi perang-perang yang lain. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Imadudin Muhammad |