TIMES MALANG, JAKARTA – Universitas Brawijaya (UB) bersama Ikatan Alumni (IKA) UB menginisiasi forum strategis lintas sektor dalam Public & Business Leader Forum: 2026 Outlook & Challenges, Sabtu (13/12/2025). Kegiatan yang digelar di Jakarta Pusat ini menjadi bagian penting dari rangkaian Dies Natalis ke-63 Universitas Brawijaya, sekaligus ruang dialog antara pemerintah, dunia usaha, dan akademisi.

Forum bertajuk tersebut mengangkat tema “Integrating Public Policy and Business Transformation Under Disaster Sensitivity”. Isu-isu strategis seperti disrupsi teknologi, perubahan iklim, dinamika geopolitik global, serta meningkatnya risiko bencana alam menjadi fokus utama pembahasan.

Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, menegaskan bahwa tantangan masa depan menuntut pendekatan baru yang lebih adaptif dan berorientasi keberlanjutan. Menurutnya, baik pemerintah maupun pelaku usaha tidak bisa lagi bertumpu pada pola konvensional dalam merumuskan kebijakan dan strategi pembangunan.

“Bisnis dan pemerintah juga harus sadar terhadap perubahan lingkungan serta keberlanjutan organisasi, negara, dan bangsa kita,” ujar Prof Widodo.

Ia menilai, mitigasi dan respons bencana saja tidak cukup. Ke depan, kebijakan publik dan transformasi bisnis harus terintegrasi dengan sensitivitas terhadap risiko lingkungan dan sosial agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga dalam jangka panjang.

Forum ini mempertemukan sejumlah tokoh nasional dari berbagai sektor. COO Danantara sekaligus Kepala Badan Pengaturan BUMN, Dony Oskaria, S.Sos., MBA, hadir sebagai keynote speaker. Diskusi panel juga diisi oleh Direktur Utama Bank Mandiri Riduan, Direktur Utama PT Pertamina Ir. Simon Aloysius Mantiri, MBA, Sekretaris Utama BNPB Dr. Rustian, serta Guru Besar UB sekaligus Presiden IAPA Prof. Dr. M. R. Khairul Muluk, M.Si.

Diskusi diarahkan untuk memperkuat sensitivitas pemerintah dan dunia usaha terhadap perubahan lingkungan strategis yang bergerak cepat, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Rektor UB berharap forum yang menjadi bagian dari Dies Natalis ke-63 ini mampu menghasilkan pandangan komprehensif dan rekomendasi kebijakan yang relevan bagi pemerintah dan dunia usaha. Melalui kegiatan ini, Universitas Brawijaya menegaskan posisinya sebagai mitra strategis negara dalam menghadirkan solusi berbasis riset, inovasi, dan dialog kebijakan yang konstruktif di tengah dinamika global.

Ketua Pelaksana kegiatan, Fadillah Amin, menjelaskan bahwa forum ini juga merespons target pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup ambisius. Ia menilai, pencapaian target tersebut harus diiringi dengan kebijakan yang mampu memberi insentif bagi dunia usaha tanpa mengabaikan risiko bencana.

“Sektor perbankan dan energi kami libatkan untuk membahas pembiayaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Jangan sampai upaya pembangunan yang besar hancur seketika akibat bencana alam,” ujarnya.

Fadillah menambahkan, hasil diskusi akan dirumuskan dalam bentuk policy brief yang ditujukan kepada para pengambil kebijakan. Dokumen ini diharapkan dapat membantu pemerintah menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, peningkatan layanan publik, dan pengelolaan risiko bencana.

“Target ekonomi harus tercapai, pelayanan kepada masyarakat meningkat, tanpa mengabaikan risiko-risiko yang ada,” katanya.

Selama sesi berlangsung, para panelis juga mengulas isu ketahanan ekonomi, transformasi energi nasional, penguatan manajemen kebencanaan, serta peran institusi publik dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang adaptif. (*)