TIMES MALANG, MALANG – Perpaduan antara seni dan teknologi tampil memukau dalam acara “Kembali ke Asal, Asal Kembali”, lewat penampilan visual imersif dari Agnivana Production House.
Untuk pertama kalinya, Agnivana mendukung sebuah pertunjukan publik dengan sajian visual jockey berbasis lukisan yang diproyeksikan secara digital—menghadirkan pengalaman visual yang tidak hanya hidup, tapi juga emosional.
Berbeda dari VJ konvensional yang umumnya menggunakan elemen grafis digital abstrak, Agnivana memulai proses kreatif mereka dari karya lukis manual.
Lukisan tersebut kemudian dipindai, diolah ulang menggunakan perangkat digital seperti Adobe Illustrator, dan diproyeksikan melalui teknologi canggih.
Hasil akhirnya bukan sekadar tampilan visual besar, melainkan lukisan yang ‘dihidupkan’ dengan gerakan, pencahayaan, dan alur visual naratif yang mendalam.
Direktur Agnivana, M. Akhdan Vannes, menyebut pendekatan ini sebagai bentuk terobosan untuk membangun ekosistem seni digital di Kota Malang.
“Banyak seniman di Malang bergerak dalam berbagai medium, dari lukisan hingga patung. Kami ingin menciptakan ruang pertemuan antara seni dan teknologi. Ini adalah langkah awal membentuk ekosistem kolaboratif yang berkelanjutan,” jelasnya.
Melalui pertunjukan satu hari yang intens dan penuh daya tarik visual, Agnivana tidak hanya memperkenalkan karya, tapi juga membangun identitas brand sebagai ruang kreatif baru.
Bersama seniman lokal seperti Santos, mereka menghadirkan karya visual yang mampu menyentuh sisi emosional sekaligus merangsang imajinasi audiens.
Proyek ini sekaligus menjadi bukti bahwa seni tidak harus terikat pada media konvensional. Dengan bantuan AI, projection mapping, dan pengolahan digital lainnya, Agnivana ingin menunjukkan bahwa seni bisa lebih inklusif, adaptif, dan relevan dengan perkembangan teknologi.
Bagi yang ingin mengikuti jejak langkah dan karya Agnivana lebih jauh, bisa mengunjungi akun Instagram mereka di @agnivana. (*)
Pewarta | : Kurniawan Saputro |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |