TIMES MALANG, MALANG – Sebuah hasil riset menarik dalam bidang peternakan berhasil diciptakan oleh seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dosen atas nama Ir Suyatno, MSi ini berhasil menciptakan jenis ayam kampung baru yang disebut sebagai ayam kampung super.
Disebut super, karena ayam ini berbeda dengan ayam kampung pada umumnya dalam hal produktivitas bertelur. Ayam kampung biasa, rata-rata hanya mampu bereproduksi 4 kali dalam setahun, dengan jumlah produksi telur sebanyak 60 butir. Hal ini karena ayam kampung biasa memiliki masa mengeram hingga istirahat selama beberapa waktu.
Ayam kampung super hasil penelitian Suyatno ini mampu memproduksi telur setiap hari tanpa memerlukan pejantan, seperti ayam ras.
"Kami mencoba menyilangkan 4 jenis ayam kampung. Ada ayam kampung putih, ayam lurik merah, ayam wareng, dan ayam dari Tengger Semeru atau ayam Ranupane, kita silangkan dengan banyak silangan, akhirnya kami temukan yang paling bagus tadi, dan jadi final stock, yang kita beri nama UMMchick," ucapnya.
Dalam produktivitasnya, ayam kampung super ini mampu menghasilkan telur lebih dari 60 persen HDP (Hen Day Production) atau produksi telur harian.
"Jadi kalau ada ayam 100, yang bertelur 80, berarti 80 persen. Lha, ini mampu 60 persen. Kalau ayam kampung biasa bahkan tidak sampai 40 persen, jadi kecil sekali," jelasnya.
Suyatno menyebut, untuk bisa menghasilkan ayam kampung super ini, dia melakukan penelitian yang cukup panjang. Yakni sekitat 4 tahun, atau sejak tahun 2019. Pihaknya pun berniat untuk mengajarkan hasil penelitan ini kepada masyarakat yang ingin berternak ayam kampung petelur.
"Final stock yang saya hasilkan ini tanpa pejantan sudah bisa bereproduksi. Telurnya masih khas ayam kampung. Secara bentuk, warna, dan kualitasnya masih murni ayam kampung," tegasnya.
Meski bisa bertelur setiap hari, ayam kampung super ini tetap punya siklus produksi. Dimana pada masa tertentu, ayam tersebut akan berhenti bertelur.
"Ayam itu ada siklusnya, mulai dari produksi rendah, sedang, tinggi atau puncak, teru turun, terus berhenti dulu, rontok bulu. Kalau bahasa jawanya ngurak. Baru produksi lagi, nanti akan terus begitu," jelasnya.
Dia mengklaim, jenis ayam kampung super yang dia temukan ini adalah masih satu-satunya di dunia.
Dosen UMM ini berharap, hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi banyak orang, utamanya untuk menaikkan perekonomian para peternak ayam kampung petelur, serta meningkatkan daya saing ayam kampung indonesia di kancah dunia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dosen UMM Ciptakan Ayam Kampung Super, Mampu Produksi Telur Tiap Hari
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |