TIMES MALANG, MALANG – Peringatan 1.000 hari almarhum K.H. Ahmad Hasan digelar di Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Muhaasabah wal Mahabbah Bitaharil Imam Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Sabtu (22/06/2024) kemarin. Acara haul ini berjalan dengan khidmat. 

Haul atau peringatan 1.000 hari merupakan tradisi mengenang kematian seorang tokoh atau ulama, yang diadakan dengan tujuan untuk mendoakan ahli kubur agar semua amal ibadah yang dilakukannya diterima Allah SWT. 

Acara ini dihadiri sekitar 1.500 hadirin, terdiri dari para alumni, jamaah dan para muhibbin. Dalam haul ini sekaligus mengenang keteladan semasa hidup dari sosok tokoh yang diperingati tersebut.

KH. Ahmad Hasan adalah pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Muhaasabah wal Mahabbah Bitaharil Imam Tirtoyudo. Sejak mendirikan pondok pada 1999, dan selama 22 tahun, beliau mengasuh pondok tersebut. Pada September 2021, beliau dipanggil oleh Allah SWT.

Beberapa tokoh dan ulama yang pernah berinteraksi dan sering bersama dalam dakwah dengan almarhum semasa hidupnya, ikut hadir dalam haul ini. Di antaranya, Prof. Dr. Faishol Mahmud dan Prof. Dr. Bakri dari Sudan, KH. Musta'in Billah dari Sidoarjo, Gus Ahmad Bagus Maulana dari Sidoarjo dan Rais Suriyah MWC NU Tirtoyudo, KH. Ali Musthofa. 

KH. Zainul Arifin Ahmad, dalam sambutannya mengutip sebuah hadits, Rasulullah, “Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti adalah seseorang menyambung hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya.”  (HR. Muslim)

"Atas dasar Hadits Nabi tersebut, dalam acara ini kulo (Saya) sebagai anak ingin mengundang teman-teman seperjuangan Abi (almarhum), untuk menceritakan bagamana Abi dalam berjihad, sehingga akan menjadi motivasi bagi kami keluarga, para santri, alumni, para jamaah dan muhibbin Abi," ungkap KH. Zainul Arifin. 

Prof. Dr. Faishol Mahmud dan Prof. Dr. Bakri dari Sudan, dalam sambutannya juga memberikan testimoni yang sama terkait sosok KH. Ahmad Hasan. Keduanya menilai, KH. Ahmad Hasan adalah sosok yang ikhlas dalam berdakwah. 

"Saya tidak melihat sosok KH. Ahmad Hasan, kecuali yang ada dalam dirinya adalah ilmu, ilmu, ilmu dan dakwah, dakwah, dakwah," ungkapnya. 

Sebagai salah satu sahabat KH. Ahmad Hasan, KH. Musta'in Billah menyampaikan, bahwa almaghfirulah KH. Ahmad Hasan seorang ulama yang selalu memikirkan keselamatan ummat. 

Menurutnya, KH. Ahmad Hasan adalah sosok yang dalam hati dan pikirannya hanyalah berisi tentang agama, dan memiliki mimpi besar agar orang-orang di sekitar Beliau hidup sesuai aturan agama. 

Lebih lanjut, Gus Ahmad Bagus Maulana, yang juga sahabat KH. Ahmad Hasan menyampaikan, bahwa KH. Ahmad Hasan yang dhohiron wa bathinan.

"KH. Ahmad Hasan sangat memperhatikan rohani, bukan hanya lahir. Saya sering didawuhi (dinasehati), untuk selalu menjaga hati, jangan sampai dirusak oleh sifat-sifat seperti sombong dan bangga diri," kata Gus Ahmad. 

Sedangkan Rais Suriyah MWC NU Kecamatan Tirtoyudo, KH. Ali Mustofa menyampaikan keyakinannya, bahwa saat ini KH. Ahmad Hasan sudah bahagia dengan ganjaran surga di sisih Allah SWT.

"Seandainya Mbah Yai Ahmad Hasan diberi kesempatan untuk kembali ke dunia, pasti akan menolak, sebab Beliau saat ini sudah bahagia di sisi Allah, balasan atas amal dan pengabdiannya semasa hidup yang sangat luar biasa," yakin Gus Ali Mustofa. 

"Maka, mudah-mudahan Gus Zen (KH. Zainul Arifin Ahmad) diberi kekuatan dalam meneruskan perjuangan Mbah Yai," harapnya. 

Terakhir, Gus Zainul Arifin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung acara peringatan 1.000 hari kembalinya KH. Ahmad Hasan, sekaligus mendoakan agar para santri, alumni, jamaah, dan para muhibbin mendapatkan aliran keberkahan dari acara yang diikuti. 

"Mugi-mugi sedoyo angsal barakah acara niki," ucalnya. (*)