https://malang.times.co.id/
Berita

Trump Ancam Hamas, Yordania, dan Mesir Terkait Gaza: Bebaskan Sandera atau Gencatan Senjata Batal

Selasa, 11 Februari 2025 - 13:45
Trump Ancam Hamas, Yordania, dan Mesir Terkait Gaza: Bebaskan Sandera atau Gencatan Senjata Batal Presiden AS Donald Trump berdiri bersama Raja Yordania Abdullah II di Gedung Putih selama pertemuan mereka pada 25 Juni 2018. (FOTO : Arab News/AP)

TIMES MALANG, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan ultimatum tegas kepada Hamas untuk segera membebaskan seluruh sandera yang masih ditahan di Gaza.

Dalam pernyataannya di Gedung Putih, Senin (10/2/2025), Trump menetapkan tenggat waktu hingga Sabtu siang bagi kelompok tersebut untuk memenuhi tuntutannya.

"Sejauh yang saya ketahui, jika semua sandera tidak dikembalikan paling lambat Sabtu siang pukul 12, maka gencatan senjata batal. Biarkan kekacauan terjadi," ujar Trump kepada wartawan saat menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval.

Ultimatum itu disampaikan menyusul meningkatnya ketegangan akibat keputusan Hamas yang menghentikan pembebasan sandera.

Trump mengaku frustrasi dengan kondisi kelompok terakhir yang dibebaskan dan menegaskan bahwa pembebasan harus dilakukan sekaligus, bukan secara bertahap.

"Kami ingin mereka semua kembali," tegasnya.

Ancaman terhadap Yordania dan Mesir

Selain kepada Hamas, Trump juga mengarahkan ancamannya kepada Yordania dan Mesir. Ia memperingatkan bahwa bantuan Amerika Serikat kepada kedua negara bisa dihentikan jika mereka menolak menerima pengungsi Palestina yang direlokasi dari Gaza.

"Saya pikir saya bisa membuat kesepakatan dengan Yordania dan Mesir untuk menerima pengungsi Palestina. Amerika memberi mereka miliaran dan miliaran dolar setiap tahun," ujarnya dalam wawancara dengan Fox News.

Pernyataan tersebut muncul setelah usulan kontroversial Trump untuk merekonstruksi Gaza dengan mengambil alih wilayah itu dan menjadikannya “Riviera Timur Tengah.”

Ia menegaskan bahwa warga Palestina tidak layak kembali ke Gaza, bertentangan dengan sikap pejabatnya sendiri yang menyebut relokasi hanya bersifat sementara.

"Mereka tidak akan kembali karena mereka akan memiliki perumahan yang jauh lebih baik," katanya, seraya menambahkan bahwa pembangunan Gaza membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum dapat dihuni kembali.

Kecaman dan Reaksi Internasional

Usulan Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza menuai kecaman luas dari dunia internasional. Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menyebut pernyataan Trump sebagai sesuatu yang “tidak bertanggung jawab” dan memperingatkan bahwa rencana semacam itu bisa “membakar kawasan.”

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru memberikan sinyal dukungan terhadap gagasan Trump. Namun, ia menyatakan bahwa warga Palestina tetap bisa kembali ke Gaza setelah wilayah tersebut dibangun kembali.

Di sisi lain, negara-negara Arab, termasuk Yordania dan Mesir, dengan tegas menolak gagasan pemindahan warga Palestina, menyebutnya sebagai ancaman bagi stabilitas kawasan. PBB dan kelompok hak asasi manusia juga mengecam rencana itu, menyebutnya sebagai bentuk pembersihan etnis.

Ancaman Trump datang di tengah gencatan senjata yang semakin rapuh. Hamas sebelumnya mengumumkan penghentian pembebasan sandera setelah menuduh Israel melanggar perjanjian yang telah disepakati.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan bahwa warga Palestina mungkin harus “tinggal di tempat lain untuk sementara waktu” selama proses rekonstruksi, tetapi menolak untuk mengesampingkan kemungkinan pemindahan permanen.

Ketegangan ini menambah ketidakpastian mengenai masa depan Gaza, sementara dunia menunggu respons Hamas terhadap ultimatum Trump yang akan jatuh tempo pada Sabtu mendatang. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.