TIMES MALANG, MALANG – Puluhan keluarga korban bersama aktivis Yayasan Keadilan Tragedi Kanjuruhan (YKTK) kembali mengikuti doa bersama di depan Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (27/7/2024).
Doa bersama ini juga diikuti sejumlah jajaran Waskita Karya dan Abipraya KSO, selaku pelaksana pekerjaan renovasi Stadion Kanjuruhan, pasca tragedi kelam 1 Oktober 2022 silam.
Kegiatan doa bersama ini dengan pembacaan Yasin dan tahlil, untuk para almarhum korban meninggal Tragedi Kanjuruhan, yang tercatat merenggut nyawa 135 supporter usai kerusuhan akibat gas air mata kala itu.
Sebelumnya, para keluarga korban tragedi Kanjuruhan dibuat marah dan kecewa, menyusul dibongkarnya area Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, yang dianggap 'saksi biksu' kejadian mengerikan tersebut.
Pihak pelaksana pembongkaran, Waskita - Abipraya KSO, juga sempat menjadi sasaran kekesalan, saat dimintai penjelasan dan pertanggungjawaban oleh keluarga korban, atas pembongkaran sisa sejarah pilu meninggalnya ratusan supporter Aremania di Pintu 13 tersebut.
Usai doa bersama, sesara khusus pihak Waskita - Abipraya KSO, yang dipimpin manajer proyek renovasi Stadion Kanjuruhan, Vino Teguh Pramudia, menyampaikan permintaan maaf, atas pembongkaran Pintu 13 yang sudah dilakukan. Di hadapan keluarga dan pihak yang hadir, permintaan maaf secara terbuka ini disampaikan Vino, dengan mengajak jajarannya berdiri.
"Saya atas nama pribadi, mewakili juga pihak Waskita - Abipraya KSO, serta manajemen konstruksi dan personel, memohon maaf sedalam-dalamnya atas yang sudah kami lakukan kemarin terkait Pintu 13. Dapat kami sampai pula, bahwa kami 100 persen berada di (kepentingan) keluarga korban," ungkap Vino, Sabtu (27/7/2024) petang.
Dilanjutkan Vino, pihaknya juga berjanji akan terus mengkomunikasikan dan mengindahkan harapan keluarga korban bersama YKTK, untuk memastikan terkait Pintu 13 dan monumen yang diharapkan keluarga korban.
Usai penyampaian maaf secara terbuka ini, Vino bersama perwakilan jajaran Waskita - Abipraya dan pelaksana proyek, mengelilingi keluarga Korban dan YKTK yang hadir, meminta maaf dengan menyalami mereka satu persatu.
Tuntutan Jaringan Solidaritas Keadilan Korban
Dalam acara yang sama, perwakilan keluarga korban tragedi Kanjuruhan juga menyuarakan sejumlah tuntutan dan pernyataan sikap Jaringan Solidaritas Keadilan Korban Tragedi Kanjuruhan sebagai berikut:
- Meminta Pemerintah RI menuntaskan dan mengusut tuntas peristiwa tragedi Kanjuruhan;
- Meminta Kementerian PUPR, dan dua kontrator pelaksananya, menghentikan aktivitas renovasi stadion Kanjuruhan, dan menhormati proses hukum yang sedang berjalan;
- Meminta Pemkab Malang dan Forkopimda untuk mengintruksikan pihak Waskita Karya dan PT Abripraya, untuk mengumpulkan sisa-sisa.
- Menyesalkan dan mengecam keras upaya intimidasi terhadap jaringan solidaritas keadilan yang mendampingi keluarga korban Kanjuruhan, dalam menyuarakan keadilan demokrasi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Doa Bersama, Solidaritas Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Suarakan Tuntutan Pintu 13
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |