TIMES MALANG, MALANG – Insiden calon TKW yang kabur dari Balai Latihan Kerja Luar Negeri PT Central Karya Semesta (BLK LN PT CKS) membuat sejumlah mantan TKW yang pernah melakukan pelatihan di balai tersebut angkat bicara.
Seperti Gadis (nama samaran) yang berusia 26 tahun. Dia mengatakan bahwa memang sistem di BLK LN PT CKS tersebut terlalu ribet dan ketat hingga merasa sangat tertekan secara psikis.
Gadis yang pernah masuk di BLK PT CKS sekitar awal 2019 lalu, mengaku bahwa sepanjang masa pelatihan dirasakan seperti hidup di dalam penjara.
"Memang kalau sudah masuk situ gak bisa keluar-keluar. Mereka takut kalau kita kabur. Sepanjang saya di sana aja sudah ada dua kali kejadian calon TKW kabur," ujar Gadis yang sekarang telah tenang bekerja di Hongkong, Rabu (16/6/2021).
Gadis mengungkapkan, kegiatan pelatihan sehari-hari di BLK LN PT CKS seolah tiada henti. Dari pagi hingga malam, tenaga dan pikiran mereka terus menerus diforsir untuk belajar.
Aktivitas di sana, lanjut Gadis, sudah dimulai sejak pukul 06.00 WIB pagi. Diisi mulai kegiatan senam rutin, piket bersih-bersih hingga dilanjutkan kegiatan belajar sampai pukul 16.00 WIB. Lalu untuk waktu istirahat sendiri hanya diberi satu jam, yakni sejak pukul 12.00 sampai 13.00 WIB.
Kemudian, kegiatan belajar pun dimulai kembali pada pukul 21.00 WIB malam. Selama aktivitas tersebut, ponsel mereka disita, dikumpulkan jadi satu di manajemen.
"Ponsel baru diberikan jam 7 malam. Kalau misal telat ngumpulin, handphone baru bisa dibalikin jam 9 malam," katanya.
Lebih herannya lagi, kata Gadis, saat ada sidak atau kunjungan dari pihak luar, manajemen selalu mewanti-wanti para calon TKW untuk bersikap baik. Apa yang ditunjukan ke pihak luar, selalu yang baik-baik saja.
"Sehari-hari kita tidur gak pakai sprei dan sarung bantal. Dipasang kalau pas sidak saja. Terus dapur itu yang ditunjukan pasti dapur guru, bukan dapur kita sehari-hari. Kalau ada salah apa gitu, pasti kena hukuman," paparnya.
Dirinya juga selalu mengingat, bagaimana betapa mirisnya sewaktu makan. Menu makanan sehari-hari pun dirasanya sangat sederhana. Hanya nasi, tempe, tahu, sawi, kangkung dan nasi sup sayur.
"Kita dapat jatah daging itu seminggu sekali. Itu pun kecil banget," katanya.
Gadis juga pernah melihat, temannya yang sakit hingga pingsan oleh manajemen justru dianggap pura-pura saja. Padahal, tensi darahnya saat diperiksa itu sudah rendah.
"Dibilang pura-pura, dianggap mau kabur. Padahal saya tanya teman-teman di BLK lain itu gak separah itu," tuturnya.
Dari banyaknya pengalaman, Gadis pun sudah tak heran jika banyak calon TKW yang mengeluh. Bahkan merasa sudah tidak tahan dan berpikir untuk kabur saja.
"Kalau sudah kayak gitu kan pasti semua gak kerasan. Pasti juga pernah ingin kabur," imbuhnya.
Untuk sistem potongan gaji, diungkapkan Gadis bahwa potongan yang dibayarkan ke BLK LN PT CKS sebagai ganti uang pelatihan terbilang sangat tak wajar. Nominalnya pun mencapai hingga Rp 36 juta selama enam bulan. "Jadi wajar kalau ada TKW kabur. Nilai perjanjiannya segitu. Semakin mereka lama di BLK ya semakin banyak potongan gajinya," katanya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Faizal R Arief |