TIMES MALANG, MALANG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Jawa Timur menggelar uji emisi pada kendaraan roda empat yang dimulai sejak Selasa (5/10/2021) hingga Kamis (7/10/2021) mendatang. Uji emisi dilakukan guna menakar kualitas udara di Kota Malang ini.
"Uji emisi ini kan kita melihat kadar CO2 nya. Jadi kalau ada kendaraan yang memang uji emisi ada yang tidak lulus, maka disarankan ke bengkel untuk setel mesin, karena mesin ini kalau padat karbondioksidanya tidak bagus," ujar Kepala DLH Kota Malang, Wahyu Setianto, Selasa (5/10/2021).
Wahyu mengungkapkan, untuk uji emisi ini memang baru dilakukan di tahun 2021 ini dengan melibatkan uji traffic counting yang sejalan dengan uji emisi.
Lalu untuk uji ambience yang melihat kadar udara di Kota Malang telah dilakukan pada 2020 silam. Di tahun 2021 ini dilakukan tiga tahap uji, yakni emisi, traffic counting dan ambience.

"Iya uji emisi memang baru dilakukan baru tahun ini setelah tujuh tahun tidak ada, karena tidak ada anggarannya," ungkapnya.
Wahyu menjelaskan, untuk menganalisa gas emisi ini DLH Kota Malang bekerjasama dengan konsultan dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Hasil dari analisa gas emisi tersebut nantinya akan keluar di bulan mendatang.
"Selama tiga hari ini nanti ada 500 kendaraan kurang lebih yang akan kami uji gas emisi," katanya.
Saat ini, pengujian guna menakar kualitas udara dilakukan di tiga lokasi, yakni Alun-Alun Kota Malang, Jalan Simpang Balapan dan sekitaran Jaln Mayjend Sungkono di GOR Ken Arok.
"Ini nanti berpindah-pindah untuk tiga pengujian itu. Kan tidak mungkin kalau kita lakukan uji emisi di sini (Simpang Balapan) lalu kita lakukan uji ambience juga di sini. Kan pasti kadar udara tinggi, soalnya kalau uji emisi kan harus mengeluarkan gasnya," bebernya.
Wahyu menyebutkan bahwa untuk uji ambience yang dilakukan pada tahun 2020 lalu, hasilnya kualitas udara di Kota Malang pun dirasa cukup bagus. Hal ini dikarenakan memang selama pandemi Covid-19 mobilitas masyarakat yang dikurangi mengakibatkan memang kendaraan yang ada pun juga berkurang.
Dengan adanya ketiga indikator pengujian ini dan nantinya telah keluar hasil evaluasi tersebut, Wahyu menuturkan bahwa hasil itu bisa dijadikan pijakan dalam membuat beberapa program.
"Misalnya nanti ketika uji traffic counting ternyata kendaraan padat di Kota Malang, mungkin akan ada kebijakan untuk memperbanyak transportasi publik atau kebijakan dalam mengurai kemacetan," ucapnya. (*)
| Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |