TIMES MALANG, MALANG – Pemkot Malang mengusulkan pembangunan ulang tiga jembatan yang dinilai dalam kondisi kritis kepada pemerintah pusat. Ketiga jembatan tersebut yakni Jembatan Muharto Barat, Jembatan Muharto Timur, dan Jembatan Glendang Pakem.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Julhardjanto mengatakan, usulan telah diajukan melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum. Ia menegaskan, Jembatan Muharto merupakan infrastruktur vital yang sudah lama tidak mendapatkan penanganan menyeluruh.
“Penanganan terakhir pada 2019 hanya bersifat sementara. Kondisi saat ini, terutama di bagian bawah jembatan, sudah sangat mengkhawatirkan sehingga perlu pembangunan ulang,” ujar Dandung, Senin (22/12/2025).
Menurutnya, kondisi struktur Jembatan Muharto tidak lagi memadai untuk menjamin keselamatan pengguna jalan. Upaya perkuatan yang dilakukan sebelumnya tanpa pembongkaran total dinilai tidak mampu menjadi solusi jangka panjang, mengingat usia jembatan yang telah melampaui 30 tahun.
Hal serupa juga terjadi pada Jembatan Muharto Timur yang dibangun pada periode yang sama dan kini membutuhkan penanganan total. Sementara itu, Jembatan Glendang Pakem di kawasan Madyopuro diusulkan untuk dibangun ulang akibat kerusakan berat pascabanjir besar tahun lalu.
Dandung mengakui, ketiga jembatan tersebut merupakan aset Pemkot Malang. Namun, keterbatasan anggaran daerah di tengah kebijakan efisiensi mendorong perlunya dukungan pendanaan dari pemerintah pusat.
Dukungan juga datang dari Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Dito Arief Nurakhmadi. Ia menilai kondisi Jembatan Muharto sudah masuk kategori darurat dan membutuhkan penanganan serius.
“Masih ada jembatan lain yang juga perlu perhatian, tetapi berdasarkan skala prioritas dan urgensi, tiga jembatan ini yang paling mendesak,” ungkapnya.
Dito menambahkan, keterlibatan pemerintah pusat maupun provinsi menjadi solusi realistis mengingat proyeksi anggaran daerah pada 2026 yang semakin terbatas seiring menurunnya Transfer ke Daerah (TKD).
“Di Jembatan Muharto sudah terjadi korosi dengan persoalan yang cukup kompleks, termasuk sampah di sekitar jembatan yang memicu kemacetan. Penanganannya harus menyeluruh,” ujarnya.(*)
| Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |