TIMES MALANG, MALANG – TIMES Indonesia melanjutkan gerakan penghijauan dalam program 1 dekade perjalanannya. Bukan dengan papan ucapan bunga, melainkan dengan menanam ribuan pohon.
Pada seri kedua kali ini, TIMES Indonesia kembali menanam 30 bibit pohon pinus di Petak 168 Alas Blongko, Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Minggu (24/8/2025).
Kegiatan ini melibatkan warga dan pemuda Desa Kebobang bersama Perhutani. Program ini menjadi bagian dari target tanam 10.000 bibit pohon yang digagas TIMES Indonesia di usia 1 Dekade.
Tujuannya, tidak hanya sekadar penghijauan, tetapi juga sebagai upaya konservasi hutan, reboisasi, menjaga ekosistem, serta melestarikan sumber mata air yang menjadi tumpuan hidup masyarakat sekitar.
“Melalui gerakan tanam pohon ini, kami ingin memulihkan ekosistem hutan, menstabilkan iklim dengan menyerap karbon dioksida, memproduksi oksigen, serta menjaga ketersediaan air," kata Saiful Anwar mewakili warga kebobang.
Saiful akrab disapa itu menjelaskan bahwa ia dan warga kebobang menanam 30 bibit pohon pinus ini untuk mencegah bencana alam seperti banjir, longsor, dan erosi.
Menurutnya, Alas Blongko memiliki nilai penting karena menyimpan banyak sumber mata air yang digunakan masyarakat.
Sementara itu, warga Desa Kebobang mengapresiasi program TIMES Indonesia di usia 1 Dekade.
“Kami warga Desa Kebobang sangat berterima kasih kepada TIMES Indonesia yang sudah memberikan 30 bibit pohon pinus ini. Bagi kami, bantuan ini bukan hanya sekadar pohon, tapi juga harapan untuk menjaga sumber mata air dan kelestarian Alas Blongko," ujarnya.
Dengan harapan agar pohon yang di tanamnya bersama warga dapat tumbuh subur. "Semoga manfaatnya bisa dirasakan anak cucu kami nanti,” tambahnya.
Pesan moral yang diusung dalam kegiatan ini, "Tinggalkan mata air, jangan tinggalkan air mata untuk generasi selanjutnya.”
Lebih lanjut, Joko Wiyanto, Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gendogo yang turut mendampingi penanaman 30 bibit pohon pinus itu menyampaikan bahwa langkah ini menunjukkan komitmen nyata media dalam ikut menjaga kelestarian lingkungan, terutama hutan rakyat di wilayah Kabupaten Malang.
Ia menjelaskan, penanaman pohon di kawasan Alas Blongko sangat penting karena wilayah ini merupakan kawasan tangkapan air yang menjadi penopang kehidupan masyarakat Desa Kebobang dan sekitarnya.
“Kalau hutan kita rusak, otomatis sumber mata air juga akan berkurang. Dampaknya langsung terasa bagi warga. Maka penanaman pohon ini harus kita dukung bersama,” ujarnya.
Selain menjaga sumber air, tambahnya, keberadaan pohon pinus yang ditanam akan memberi manfaat jangka panjang untuk mengurangi risiko bencana seperti erosi dan longsor.
“Hutan yang sehat akan menjaga keseimbangan alam dan menstabilkan iklim di wilayah ini,” imbuhnya.
Di akhir pernyataannya, Joko mengajak seluruh warga untuk ikut serta menjaga bibit pohon yang sudah ditanam agar tumbuh dengan baik.
“Tidak cukup hanya menanam, kita juga harus merawatnya. Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi awal yang baik, sekaligus motivasi bagi masyarakat untuk terus bergerak dalam menjaga kelestarian hutan,” pungkasnya.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |