TIMES MALANG, MALANG – Semua calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur punya komitmen untuk tingkatkan bidang pertanian. Hal itu terungkap dalam seminar nasional yang digelar oleh Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) di Gedung Sport Center UB, Kamis (31/10/2024).
Dalam seminar dengan tema 'Inovasi dan Resolusi Pertanian dalam Perspektif Kepemimpinan Jawa Timur' itu, Paslon Cagub - Cawagub nomor urut 1 dihadiri langsung oleh Cagub Luluk Nur Hamidah. Untuk Paslon nomor urut dua dihadiri oleh Cawagub Emil Dardak, dan Paslon nomor urut 3 diwakili oleh Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno.
Emil Dardak datang sebagai narasumber pertama. Setiap calon, diberi waktu sekitar 30 - 60 menit dalam kesempatan yang berbeda, untuk berbicara sesuai tema dihadapan ribuan mahasiswa FP UB. Dalam kesempatan itu, Emil banyak menjelaskan tentang capaian Jawa Timur di bidang pertanian.
Dia banyak menjelaskan program kerja yang telah dia jalankan bersama Khofifah saat menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur pada periode sebelumnya. "Apa-apa yang sudah baik, tentu akan kami lanjutkan. Dan apa yang masih kurang baik akan kita sempurnakan," ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Cawagub nomor urut 2, Luluk Nur Hamidah, dimana dia juga punya konsen yang terhadap bidang pertanian yang ada di Jawa Timur. Menurutnya, Provinsi dengan Ibu Kota Surabaya ini mempunyai potensi di bidang pertanian yang sangat berlimpah. Sehingga hal ini harus bisa dikelola dengan maksimal, agar bisa memberikan dampak yang signifikan.
"Ke depan kita ingin kesejahteraan petani ini bisa terus meningkat. Pemerintah harus hadir mengawal dan membersamai para petani," ujarnya.
Ada banyak program strategis yang dia tawarkan apabila nanti dipercaya sebagai GubernurJawa Timur. Dimana semua bermuara pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani di Jawa Timur.
Terkahir, Paslon nomor urut 3, Tri Rismaharini diwakili oleh Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno juga tak jauh berbeda dengan Paslon lainya. Dia sepakat bahwa Jawa Timur yang saat ini berhasil menjadi lumbung pangan nasional harus terus dipertahankan dan ditingkatkan.
Untari mengatakan, Risma mempunyai track record yang sangat bagus ketika menjadi Wali Kota Surabaya. Di Bidang Pertanian, Risma kala itu berhasil menerapkan sebuah konsep penghijauan yang sangat efektif, hingga dampaknya di rasakan warga Surabaya hingga hari ini.
"Bu Risma berhasil menurunkan suhu Kota Surabaya yang awalnya 41 derajat menjadi 39 derajat. Tentu ini salah satu contoh kecil yang telah berhasil dia jalankan, dan sangat bisa nanti keberhasilan ini bisa dilakukan di skala Jawa Timur," kata dia.
Dari pemaparan 3 Paslon, dapat disimpulkan bahwa mereka semua sepakat untuk terus mempertahankan dan meningkatkan Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional.
Dekan FP UB, Prof Mangku Purnomo dalam press conference mengatakan, bahwa pihaknya memang ingin memberikan ruang bagi Gubernur
dan Wakil Gubernur untuk menyampaikan visi dan resolusi pangan Jawa Timur.
"Karena kita tahu Jawa Timur ini kan seluruh aspek pangan itu ada di high level dan memang kita menjadi lumbung pangan nasional. Kalau kemudian kita tidak bisa pertahankan itu, nanti akan menjadi masalah di kita. karena banyak pekerja ada di sana. Serapan tenaga kerjanya tinggi," ucapnya.
Prof Mangku menjelaskan, UB memiliki SDM yang kompeten di bidang pertanian. Sehingga dia berkomitmen untuk bisa mensupport Provinsi Jawa Timur dalam mengembangkan pertanian. "Tidak hanya sekedar menjadi lumbung pangan nasional, tetapi juga menjadi global player dari produk dan industri pertanian di Jawa Timur," tegasnya.
Dia percaya, pemerintah dan perguruan tinggi tidak bisa berjalan sendiri-sendiri dalam membangun kawasan atau wilayah. Semua butuh bersinergi untuk bisa mencapai tujuan bersama. "Mahasiswa kami itu sebagian besar dari masyarakat Jawa Timur. Hampir 30-40 persen. Ini yang kemudian kami konsen banget agar kita bisa menjadi bagian dari ekosistem pembangunan pertanian di Jawa Timur dan Indonesia," kata dia.
Prof Mangku berharap, Jawa Timur tidak puas hanya menjadi lumbung pangan nasional saja. Tetapi harus bisa meningkat menjadi global food players.
"Kita akan mensupport betul Jatim untuk menjadi global food players itu. Tidak hanya sekedar untuk menjadi lubung pangan. kalau kita hanya menjadi lubung pangan pasti rugi, pasti rugi kita. Sehingga kita dari sisi inovasi dan teknologi akan support penuh itu," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |