https://malang.times.co.id/
Opini

Membentuk Generasi Tangguh

Jumat, 11 Juli 2025 - 16:11
Membentuk Generasi Tangguh Wildan Pradistya Putra, Pendidik di Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) Malang.

TIMES MALANG, MALANG – "Rasa sakit itu sementara. Rasa sakit itu mungkin berlangsung semenit, sejam, sehari, atau setahun. Namun, jika saya menyerah, rasa sakit itu akan bertahan selamanya. Jika Anda khawatir terjatuh dari sepeda, Anda tidak akan pernah naik.”

Itulah pesan dari Lance Armstrong pembalap sepeda profesional berhasil menjuarai Tour de France sebanyak tujuh kali berturut-turut, yang terbanyak sepanjang sejarah. Barangkali pesan tersebut layak ditujukan untuk Gen Z yang lahir 1997-2012.

Banyak opini yang menyatakan Gen Z merupakan generasi lemah dan mudah menyerah. Gen Z dianggap generasi strawberry yang memiliki karakteristik seperti buah strawberry yang indah dan menarik dari luar tapi rapuh secara mental, terutama dalam menghadapi tantangan. 

Rhenald Kasali dalam Podcast dengan judul  “Kelebihan dan Kekurangan Gen Z Menurut Rhenald Kasali” yang tayang di Youtobe 15 Juni 2024 menyatakan “di balik strawberry generations, ada strawberry parents. Jadi bapak ibunya juga yang enggak tahan uji, enggak tahan mental melihat anaknya sakit sedikit mau diambil penyakitnya. Dikasih nilai tidak bagus oleh dosennya atau gurunya, mereka terlibat, Itu campur tangan secara berlebihan.” 

Anggapan negatif tentang Gen Z memang telah memenuhi ruang diskusi publik. Mereka tumbuh dengan didampingi teknologi canggih yang menyebabkan segala sesuatunya serba instan dan cepat. Beberapa hal yang dapat dilakukan agar generasi ini dapat tumbuh dengan positif, sebagai berikut. 

Pertama, biarkan anak merasakan kegagalan dan kekecewaan. Sekitar tiga minggu yang lalu anak saya yang kelas 1 SD pulang dalam keadaan menangis karena jualannya tidak banyak yang beli. 

Di sekolahnya ada agenda market day yang mana setiap siswa kelas 1 membawa 15 buah makanan atau minuman dengan harga yang sudah ditentukan. 

Dia menangis sambil menceritakan kekecewaannya dan mempertanyakan kenapa jualannya tidak banyak yang beli, sementara jualan teman-temannya habis. Kami pun sebagai orang tua mendengarkan dan memberikan motivasi.

Dari cerita di atas, saya ingin menyampaikan bahwa seorang anak harus memahami bahwa di dunia ini tidak selamanya harus seperti keinginan mereka. Ada saat mereka berhasil dan ada saat mereka gagal. 

Biarkan anak merasakan kekecewaan dan kegagalan lalu ajarkan mereka bangkit. Semakin banyak mereka terbiasa berjuang untuk mendapatkan yang mereka inginkan, maka semakin kuat mental mereka dalam menghadapi kegagalan. 

Kedua, beri tanggung jawab sejak dini. Memberikan tanggung jawab kepada anak sejak dini merupakan langkah penting dalam membentuk karakter yang mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab. 

Cara efektif yang bisa dilakukan seperti memberi tugas sederhana sesuai usia dan kemampuannya, memberikan kepercayaan, serta memberikan pujian dan bimbingan secara konsisten. 

Dengan terbiasa memiliki tanggung jawab sejak dini, harapannya ketika mereka sudah dewasa mereka dapat memilikul tanggung jawab yang lebih besar dan tidak terbiasa ‘melempar tanggung jawab’ ke orang lain.

Ketiga, hargai kreativitas dan minatnya. Secara emosional dan intelektual menghargai kreativitas dan minat anak penting untuk mendukung tumbuh kembangnya.

Berikan ruang dan dukungan terkait minat dan bakatnya. Sebab, anak yang dihargai akan memunculkan rasa percaya diri. Percaya diri inilah yang akan terus membersamai mereka sampai dewasa.

Membentuk generasi tangguh membutuhkan pendidikan yang mendukung dari orang tua dan lingkungan. Orang tua harus tahan melihat anaknya berusaha menangani permasalahannya sendiri. 

Selain itu, dengan menanamkan nilai tanggung jawab, dan ketahanan mental sejak dini, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan siap menghadapi tantangan zaman. Sebab, keberlangsungan bangsa ini beberapa dekade ke depan akan ber-estafet di pundak Gen Z. (*)

***

*) Oleh : Wildan Pradistya Putra, Pendidik di Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.