TIMES MALANG, MALANG – Soal pembelian seragam sekolah di Kota Malang kini tengah menjadi perbincangan hangat para orang tua. Sebab, sebelumnya sempat viral aksi protes terkait kebijakan sekolah yang meminta seluruh Wali Murid membeli seragam di sekolah yang dinilai harganya cukup mahal.

Aksi protes tersebut dilakukan sejumlah Wali Murid melalui WhatsApp (WA) Grup oleh sejumlah wali murid di salah satu SMPN Kota Malang.

Seperti yang diutarakan oleh salah satu perwakilan keluarga wali murid SMP Negeri Kota Malang, Fahzah (28).

Ia membeberkan, pihak sekolah meminta wali murid untuk wajib membeli seragam sekolah di sekolah dengan harga yang sudah ditentukan.

Harga yang dikeluarkan sekolah, yakni ukuran normal sebesar Rp1.250.000 dan ukuran jumbo sebesar Rp1.325.000. Harga tersebut siswa sudah mendapatkan 4 stel seragam, tiga diantaranya berbentuk kain.

Jenis seragam yang didapat, yakni seragam biru-putih, Pramuka, batik dan olahraga. Hanya seragam olahraga saja yang diterima dalam bentuk jadi, tiga lainnya masih berbentuk bahan kain yang harus dijahitkan oleh masing-masing wali murid.

Jika dijabarkan, ukuran normal sebesar Rp1.250.000 untuk empat stel, maka setiap setelnya dikisaran harga Rp312.500. Harga itu belum termasuk biaya menjahit yang harus ditanggung oleh masing-masing wali murid.

"Itu wajib. Kemudian kita negosiasi alot minta keringanan. Akhirnya, diminta bayar Rp700 ribu itu dapat seragam batik (dalam bentuk bahan kain), seragam olahraga sama printilannya kayak kaos kaki, topi sama dasi," ujar Fahzah, Jumat (28/7/2023).

Menurut Fahzah, harga yang dipatok oleh pihak sekolah terbilang cukup mahal. Sebab, ia sendiri mencari seragam melalui platform online shop mendapatkan harga di kisaran Rp150 ribu saja untuk satu stel siap pakai.

"Di online beragam, kalau yang ukuran M Rp130 ribu kalau ukuran L Rp150 ribu. Itu sudah dapat atribut topi dan dasi," ungkapnya.

TIMES Indonesia pun mencoba mencocokan harga pasaran dengan mengunjungi pedagang seragam sekolah di Pasar Blimbing, Kota Malang.

Salah satu penjual seragam sekolah, Erwan membeberkan, di tempatnya untuk seragam tingkat SD dan SMP atasannya dihargai Rp50 sampai 55 ribu.

"Kalau satu stel yang SD sekitar Rp110 ribu. Itu lengan pendek dan panjang cuma besar Rp2 ribu saja," katanya.

Kemudian, untuk seragam SMP satu stel ditempatnya dibanderol dengan harga kisaran Rp130 ribu. Harga itu hanya terpaut Rp20 ribu saja dari seragam SD satu stel.

"Kalau ukuran besar seperti untuk anak SMA itu atasan saja Rp70 sampai 75 ribu. Kalau satu stel paling mahal Rp150 ribu," tuturnya.

Kemudian, untuk topi atau dasi memang dijual terpisah di tempatnya. Topi sekolah sendiri dibanderol dengan harga Rp12.500. Untuk harga dasi, Erwan membanderol dengan harga Rp2 ribu.

Disisi lain, Erwan mengaku penjualan seragam sekolah saat ini ditempatnya cukup menurun. Sebab, penurunan ini kata Erwan, karena setiap sekolah meminta seluruh wali murid membeli seragam di sekolah, tidak diluar sekolah.

"Penjualan ya berkurang. Kan sekolah kasih bahan, kadang semua dari sekolah. Ya penurunan saya sampai 30 persen kurang lebih," bebernya.

Dengan begitu, ia tak bisa berbuat banyak apalagi melarang atau memprotes kebijakan setiap sekolah.

Erwan hanya pasrah dan terus berjualan sampai saat ini. Kadang, kata Erwan, ada juga wali murid atau orang tua yang datang kepadanya untuk membeli seragam, karena di sekolah dinilai cukup mahal.

"Ya manut mau gimana lagi. Tapi kadang ada yang terpaksa cari ke saya. Katanya lebih murah. Lebih enak beli diluar, murah langsung jadi katanya, dari pada di sekolah mahal cuma dapat kain saja," pungkasnya. (*)