TIMES MALANG, MALANG – Munculnya baliho apresiasi kepada petahana Bupati Malang, Sanusi, atas pembangunan jalan di beberapa desa, menarik perhatian publik.
Baliho yang seolah menyebut petahana 'Bapak Pembangunan Jalan' ini, disebut seperti pernah dimunculkan pendukung Presiden Joko Widodo, menjelang pilpres 2024 lalu.
Baliho apresiasi ini seperti diakui Kepala Desa Sonowangi, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Yadiono, yang menyebut sengaja dipasang warga sebagai ungkapan terima kasih atas mulusnya jalan di wilayah desa ini setelah dikerjakan pembangunannya.
Informasi yang dihimpun TIMES Indonesia, usut punya usut baliho serupa juga terpasangan di sejumlah desa lainnya. Seperti, di Desa Pujiharjo, Desa Purwodadi, dan Dumbertangkil, yang berada di Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang.
"Di tiga tersebut juga terpasang, sejak pertengahan Juli 2024 sampai sekarang masih ada. Yang di desa kami, ya dipasang karena masyarakat merasa bersyukur jalanya sudah enak dikewati, jadinya ekonomi warga terbantu," terang Kepala Desa Pujiharjo, Andik Arso, sembari menunjukkan foto baliho yang sudah terpasang, kemarin malam.
Menariknya, pada baliho yang dipasang di pinggir ruas jalan Desa Pujiharjo-Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo juga memuat gambar foto para sopir kendaraan wilayah setempat, yang biasa melewati jalan yang kini sudah diperbaiki.
Fenomena maraknya baliho yang berisi apresiasi kepada Bupati Malang atas pembangunan jalan ini, mendapatkan perhatian pakar Komunikasi Politik dari Universitas Negeri Malang, Dr. Akhirul Aminulloh.
Menurutnya, baliho apresiasi ini mirip dengan yang dilakukan pendukung Jokowi sebelum pilpres lalu. Yakni, menyebut Jokowi berhasil dalam pembangunan infrastruktur dan terima kasih atas berbagai kebijakan bantuan sosial yang dibuat pemerintah.
"Adanya baliho apresiasi kepada Bupati Malang tersebut sebenarnya wajar saja. Juga, dalam konteks petahana Sanusi akan maju kembali sebagai calon kepala daerah, tentu itu juga wajar saja untuk menaikkan elektabilitasnya," kata Aminulloh, melalaui pesan suaranya kepada TIMES Indonesia, Sabtu (24/8/2024).
Meski demikian, Aminulloh juga memberi bebebeapa catatan soal maraknya baliho apresiasi ini. Menurutnya, jika adanya baliho ini tidak dilakukan swadaya, dan sebaliknya memanfaatkan daya dukung pemerintahan desa, maka ini bisa dipertanyakan.
"Tidak masalah dilakukan secara swadaya, oleh warga. Asalkan, baliho itu tidak menggunaan anggaran desa atau dari pemda, juga tidak dilakukan oleh aparatur desa dan ASN," tandasnya.
Keberhasilan pembangunan yang dibiayai anggaran pemerintah, lanjutnya, memang sudah sewajarnya. Namun bisa jadi, ada indikasi baliho dipasang tim pemenangan calon kepala daerah, meski praktiknya dilakukan masyarakat atau relawan.
Selebihnya, Aminulloh juga menyinggung, adanya baliho serupa, yang dipasang di wilayah yang kebetulan belum tersentuh pembangunan oleh Bupati Malang.
"Sebetulnya, ketika sudah ada calon lawan pasti petahana, hal yang sama bisa dilakukan. Jadi, semacam baliho tandingan, yang isinya mengkritik kekurangan pemerintahan Sanusi. Baliho tandingan serupa, bisa saja dipasang di daerah yang memang tidak tersentuh pembamgunan selama ini," tandasnya.
Aminulloh menyebut, yang muncul pada baliho apresiasi ini merupakan pola kerja komunikasi politik, yang sengaja harus dilakukan membangun opini publik, untuk lebih meningkatkan popularitas dan elektabilitas.
"Itu bisa menjadi cara kerja komunikasi politik tim pemenangan meningkatkan elektabilitas, meski survei terakhir LSI, popularitas Sanusi sangat tinggi lebih dari 50 persen. Komunikasi politik melalui media peraga inj tetap dibutuhkan, sebelum pencalonan resmi bahkan sampai menjelang pemilihan pilkada 27 November nanti," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Marak Baliho Apresiasi Bupati Malang Sanusi, Ini Kata Pakar Politik
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |