https://malang.times.co.id/
Opini

School Leader Kunci Perbaikan Kualitas Pendidikan

Senin, 12 Mei 2025 - 08:25
School Leader Kunci Perbaikan Kualitas Pendidikan Hilmia Wardani, M.Pd., Chief of HCM Thursina IIBS

TIMES MALANG, MALANG – "Pendidikan adalah senjata paling kuat yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia." – Nelson Mandela. 

Quote dari Nelson Mandela ini cukup menyentil karena berkebalikan dengan kondisi pendidikan Indonesia yang cukup memperihatinkan. Kondisi ini dapat dilihat dari data dari UNESCO (2000) menunjukkan bahwa Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index) Indonesia yang makin menurun. 

Pada tahun 2023, IPM Indonesia mencapai 74,39, meningkat 0,62 poin (0,84 persen) dibandingkan tahun sebelumnya (73,77). Di sisi lain, Indonesia berada di peringkat ke-18 di skala Asia. Di skala Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat ke-6, di atas Filipina, tetapi di bawah Vietnam, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. 

Jika melihat tentang kebutuhan perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia, ada berbagai dimensi yang dibutuhkan. Mulai dari komitmen pemerintah untuk menciptakan kebijakan dan regulasi yang mendukung hingga pengembangan sekolah sebagai unit pengembangan pendidikan resmi yang paling kecil. 

Adapun salah satu cara untuk memperbaiki kualitas sekolah adalah dengan memastikan para school leader, sebagai ujung tombak dalam pengembangan sekolah, merupakan sosok yang inovatif sehingga mampu menelurkan kebijakan terbaik untuk sekolah yang dipimpinnya. 

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para school leader untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pertama, membentuk school culture yang positif. Budaya ini antara lain budaya berkolaborasi, budaya disiplin, dan budaya suka belajar. 

Budaya berkolaborasi ini sejalan dengan 4 C’s of 21st Century Skills (Critical thinking, Creativity, Collaboration, & Communication), yaitu bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Dengan berkolaborasi, berbagai upaya untuk mensukseskan visi misi sekolah akan semakin mudah. 

Budaya disiplin juga harus terus dibiasakan dan dikuatkan. Marie Forleo, seorang American entrepreneur yang juga  merupakan Founder dari Marie Forleo International menyebutkan bahwa “Success doesn’t come from what you do occasionally. It comes from what you do consistently." 

Adapun budaya suka belajar merupakan semangat yang harus dimiliki oleh setiap anggota sekolah untuk terus bisa mendapatkan exposure ilmu baru. School leader harus memastikan bahwa guru dan pegawai bisa mengakses training & development yang tepat untuk dirinya untuk bisa menjadi sosok yang lebih kompeten dan professional. 

Kedua, membuat ruang inovatif bagi siswa, guru, dan pegawai. Semangat berinovasi ini dapat digaungkan dalam berbagai dimensi. Misalnya inovasi dalam belajar-mengajar yang melibatkan teknologi sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar.

Ada pula inovasi dalam pembuatan program sekolah sehingga semakin kreatif dalam mendukung atmosfer belajar dan visi misi sekolah. 

Tidak cukup sampai disitu, semua inovasi yang muncul ini harus diapresiasi secara berkala. Hal ini sejalan dengan Maslow's Hierarchy of Needs, bahwa apresiasi berkaitan dengan kebutuhan akan penghargaan (esteem needs). 

Jika civitas akademika merasa dihargai dan diakui atas semua inovasi yang mereka lakukan maka mereka akan semakin termotivasi untuk mencapai aktualisasi diri. Dan aktualisasi diri ini tentu akan bermuara positif terhadap pengembangan kualitas sekolah. 

Hal terakhir yang harus dilakukan oleh para school leader adalah melakukan monitoring dan evaluasi dengan efektif. Setiap program harus dipastikan keterlaksanaannya sesuai dengan perencanaannya. 

Lalu dievaluasi untuk mendapatkan langkah perbaikan. Dengan proses ini, akan ditemukan program mana yang efektif sehingga bisa dipertahankan dan program mana yang kurang efektif sehingga butuh diimprove atau diganti dengan program lainnya. 

Sosok school leader merupakan komponen yang penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui sekolah yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, seorang school leader harus memiliki visi misi yang inovatif, mampu menciptakan school culture yang positif, hingga mendorong pertumbuhan inovasi yang optimal untuk semua civitas akademika yang ada. 

Tidak lupa monitoring dan evaluasi menjadi tools utama untuk memastikan setiap ide dan program bisa terlaksana dan mendapatkan follow up yang relevan untuk pengembangannya. Melalui kombinasi-kombinasi tersebut, kualitas pendidikan akan tercapai lebih baik di masa depan. (*)

***

*) Oleh : Hilmia Wardani, M.Pd., Chief of HCM Thursina IIBS.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

 

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.