TIMES MALANG, MALANG – Beberapa hari terakhir ini ramai diperbincangkan terkait kasus penipuan robot trading Auto Trade Gold (ATG) milik crazy rich Surabaya bernama Wahyu Kenzo.

Kasus ini bermula dari laporan yang masuk ke Bareskrim Mabes Polri dan dalam laporan tersebut, sebanyak 141 investor diduga menjadi korban robot trading dengan kerugian mencapai Rp15 miliar. 

Selanjutnya, kasus yang terus bergulir ini nampaknya meluas hingga wilayah Kota Malang. Langkah polisi ini, setidaknya ditandai oleh gerak cepat jajaran Polresta Malang Kota yang dikomandani Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Budi Hermanto.

Kinerja anggotanya pun membuahkan hasil cukup mengejutkan dan mendapat respons positif dari masyarakat serta para korban. Wahyu Kenzo berhasil ditangkap pada Sabtu (4/3/2023), hingga berlanjut ke gelar perkara dan penetapan status tersangka serta penahanan selama 20 hari.

Dalam pengembangan kasus, jajaran Polda Jawa Timur juga turut mendampingi. Kasus ini menjadi atensi dari Polda Jatim karena tergolong kejahatan luar biasa alias extraordinary crime. Sebab, setidaknya ada 25 ribu korban dengan kerugian sekitar Rp9 triliun.

Sosok Kombes Pol Budi Hermanto bukan kali ini saja muncul ke permukaan sebagai pemimpin dan penegak hukum yang menarik perhatian. Gaya leadership yang tegas berbaur dengan sentuhan humanis dalam setiap kasus yang ditanganinya, membuat pria yang akrab disapa Buher ini kerap menjadi sorotan. 

Pada Oktober 2022 lalu, sosok Buher menjadi sorotan ketika melakukan sujud massal usai doa bersama dengan para anggotanya, atas kelanjutan dari penanganan tragedi di Stadion Kanjuruhan. Saat itu Buher mengatakan, aksi bersimpuh dan bersujud dilakukan untuk memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus menggambarkan permohonan maaf yang terdalam kepada korban dan keluarganya serta seluruh Aremania dan Aremanita. 

Sebelum menjadi Kapolresta Malang Kota, Buher menjabat sebagai Wadirreskrimsus Polda Kalimantan Selatan. Ia juga pernah mengemban tugas sebagai Kapolres Blitar, Kapolres Batu, dan Kasatreskrim Polres Metro Jaksel.

Rekam jejak hebat lainnya yang pernah ditorehkan oleh Buher, ternyata tak melulu soal penegakan hukum dengan turun langsung ke lapangan atau offline. Ketika menjabat sebagai Kapolres Batu pada 2018, ia bahkan memimpin jajarannya melahirkan inisiatif layanan masyarakat melalui aplikasi digital.

Demi menumbuhkan rasa nyaman kepada masyarakat serta para wisatawan yang menyinggahi Kota Batu saat itu, Polres Batu meluncurkan aplikasi Apel Batu (Aplikasi Polisi Jelajah Batu). Aplikasi ini bisa diunduh oleh siapa saja melalui gadget masing-masing hingga hari ini. 

Buher kerap meninggalkan kesan mendalam dan positif di mata masyarakat. Dampaknya, kerap kali komentar positif dan dukungan pun datang menyusul kinerjanya yang nyata memberi manfaat bagi banyak pihak. 

Buher lahir di Pekanbaru, Riau pada 10 November 1976 dan merupakan lulusan Akademi Polisi (Akpol) tahun 2000, PTIK tahun 2007 dan Sespimmen Polri tahun 2014. 

Ia juga telah menyelesaikan Pendidikan Magister Kajian Ilmu Kepolisian di Universitas Indonesia pada tahun 2011. Berkarir selama 23 tahun sejak lulus Akpol, Buher telah menerima sejumlah tanda jasa Satya Lencana, diantaranya SL. Pengabdian XVI Tahun 2017, SL. Kesetiaan 8 Tahun 2007, SL. Jana Utama, SL. Ksatria Bhayangkara, SL. Karya Bhakti,SL. Dwidya Sistha, SL. Bhakti Nusa, SL. Dharma Nusa Aceh Tsunami tahun 2005, SL. Dharma Nusa Ambon tahun 2007, SL. Santi Dharma, SL. Bakti Sosial tahun 2005, SL. Operasi Kepolisian tahun 2014.

Kini, persoalan kasus yang menjerat Wahyu Kenzo tersebut masih terus berkembang. Terbaru, sejumlah mobil mewah milik Wahyu Kenzo telah berhasil disita Polresta Malang Kota. Kemudian, dalam waktu dekat istri dari Wahyu Kenzo akan segera dipanggil polisi untuk dimintai keterangan. (*)