https://malang.times.co.id/
Berita

Profil Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid, Pelita Peradaban Perempuan Lombok

Selasa, 22 April 2025 - 16:17
Profil Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid, Pelita Peradaban Perempuan Lombok Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid

TIMES MALANG, LOMBOK – Di tengah arus zaman dan tantangan kepemimpinan perempuan dalam ranah keagamaan dan sosial, nama Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid, bersinar sebagai simbol pelita peradaban.

Lahir dari keluarga ulama ternama di Lombok, Ummuna tidak hanya mewarisi semangat dakwah ayahandanya, Pahlawan Nasional TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, tetapi juga membuktikan dirinya sebagai pemimpin visioner yang mengangkat martabat pendidikan dan peran perempuan dalam Islam.

Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (NW), Ummuna dikenal bukan hanya sebagai pengasuh pesantren, tetapi juga pelopor pembangunan sistem pendidikan Islam modern di Nusa Tenggara Barat. 

Perjuangannya membentang dari pelosok Lombok hingga ke berbagai wilayah Nusantara, dengan tekad kuat membangun peradaban melalui ilmu, dakwah, dan keteladanan.

Mengenal Siapa Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid?

Ummuna merupakan pelopor gerakan sosial perempuan modern di Nusa Tenggara Barat (NTB), sekaligus perempuan pertama yang memimpin organisasi Islam di wilayah tersebut.

Ia melanjutkan perjuangan Ayahandanya, Pahlawan Nasional TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dalam memperkuat dakwah Islam dan pendidikan melalui organisasi Nahdlatul Wathan (NW).

Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar NW hasil Muktamar ke-X di Praya, Ummuna dikenal sebagai pemimpin pesantren dan pengasuh lembaga pendidikan yang berdedikasi tinggi.

Ia merawat dan membangun kembali sistem pendidikan yang dirintis Ayahandanya demi kemaslahatan umat, khususnya dalam mencerdaskan generasi muda melalui lembaga-lembaga pendidikan Islam.

Pendidikan dan Latar Belakang Keluarga

Lahir pada tahun 1952 dari pasangan Hajjah Rahmatullah binti Hasan Jenggik dan Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Ummuna dibesarkan dalam lingkungan keluarga ulama yang sarat akan nilai-nilai moral dan spiritual Islam. Sejak kecil, ia telah mendapat bimbingan langsung dari kedua orangtuanya, baik secara jasmani maupun ruhani.

Pendidikan formalnya dimulai dari SD Negeri 2 Pancor, dilanjutkan ke MTs dan MA Muallimat NW Pancor. Meski begitu, pendidikan sejatinya diperoleh melalui interaksi langsung dengan keluarga dan lingkungan pesantren, yang membentuk karakter Ummuna sebagai sosok perempuan tangguh, santun, dan penuh semangat pengabdian.

Tantangan dan Hijrah Pengabdian

Setelah menikah dengan seorang bangsawan sekaligus murid kesayangan Ayahandanya, Ummuna sempat menghadapi tantangan berat pasca wafatnya sang Ayah. Ketidaknyamanan suasana di Pancor, yang dipicu oleh penolakan terhadap kepemimpinannya hanya karena ia perempuan, mendorongnya hijrah ke Desa Kalijaga.

Meski berpindah tempat, semangat Ummuna tidak pernah padam. Ia mendirikan Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW di Anjani, sebuah lembaga pendidikan Islam yang kini menaungi puluhan unit pendidikan, dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

Nahdlatul Wathan dari Pancor ke Nusantara

Di bawah kepemimpinan Ummuna, NW mengalami perkembangan luar biasa. Saat ini, Yayasan Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Anjani memiliki lebih dari 14.000 siswa, terdiri dari 1.809 laki-laki dan 1.603 perempuan.

Beberapa lembaga bahkan secara khusus memisahkan pendidikan berdasarkan gender, seperti MTs. Muallimat NW Anjani (469 santriwati) dan MTs. Muallimin NW Anjani (461 santriwan).

Secara keseluruhan, hingga tahun 2025, NW telah mendirikan 2.399 lembaga di NTB, yang mencakup TK/RA/PAUD, MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK, majelis taklim, panti asuhan, media dakwah, dan perguruan tinggi.

Dakwah dan Jejak Perjuangan

Aktivitas dakwah Ummuna tidak terbatas di Lombok. Ia aktif berdakwah ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Batam, Bali, Sulawesi, Sumbawa, Dompu, Sumba (Flores), hingga Merauke. 

Dalam setiap kunjungannya, Ummuna selalu berusaha membeli tanah dan membangun madrasah sebagai kontribusi nyata dalam menyebarkan ilmu dan membangun peradaban Islam.

Perempuan dan Peradaban 

Dalam kelembutan sikap dan keteguhan pendiriannya, Ummuna mengajarkan bahwa perubahan tidak selalu membutuhkan suara lantang. Dengan konsistensi, kesabaran, dan cinta, perubahan bisa dilahirkan dalam diam namun memberi dampak besar.

Ummuna adalah sosok perempuan dalam Islam yang tidak mencari sorotan, tetapi tetap berada di garda terdepan perjuangan. Kita tidak hanya mengenang Kartini di tanah Jawa, tetapi juga menyapa Ummuna di Lombok, sebagai teladan bagaimana perempuan dapat menjadi penjaga warisan, pengasuh umat, dan pelita peradaban.

Pengakuan dan Penghargaan

Atas dedikasi dan kiprahnya, Ummuna dianugerahi gelar kehormatan oleh para ulama Timur Tengah:

Pertama, al-Mujāhidah (pejuang di jalan Allah). Kedua, al-Nāsikah (perempuan yang taat beribadah). Ketiga, al-Barrah (yang sangat berbakti). Keempat, al-Ṣāliḥah (perempuan salehah).

Selain itu, beliau juga menerima Gelar Doktor Honoris Causa, sebagai bentuk penghargaan akademik atas kontribusi luar biasa di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial keumatan.(*)

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.