TIMES MALANG, MALANG – Departemen Sastra Jerman Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan ujian sertifikasi Bahasa Jerman level B1 bertaraf internasional atau dikenal Goethe Zertifikat B1. Ujian ini terselenggara pada Kamis 18 Januari 2024 bertempat di Gedung D14 Lantai 2 Aula AVA Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Ujian sertifikasi B1 ini menitikberatkan pada kemampuan berbahasa Jerman mahasiswa pada level B1 atau menengah. Tahun ini ujian B1 diikuti oleh 40 mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Jerman yang terdiri dari 10 mahasiswa angkatan 2020, 26 mahasiswa angkatan 2021, dan 4 mahasiswa angkatan 2022.
Pemilihan mahasiswa yang mengikuti ujian ini melibatkan dosen pengampu mata kuliah Prufungvorbereitung B1(Persiapan ujian B1), dosen melihat track record mahasiswa yang sudah matang dan siap untuk diikutkan ujian.
Dalam ujian Sertifikasi B1 ini mengujikan 4 kemampuan berbahasa yakni kemampuan membaca (Leseverstehen), kemampuan mendengar (Hörverstehen), kemampuan menulis (Schreiben), kemampuan berbicara (Sprechen). Keempat kemampuan tersebut penting untuk dikuasai karena sebagai alat untuk memahami dan mengerti Bahasa Jerman.
Dr. Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd, Ketua Departemen Sastra Jerman, menjelaskan bahwa ujian sertifikasi ini bukan pertama kalinya terselenggara. Ujian sertifikasi ini terlaksana melalui kerja sama Departemen Sastra Jerman dengan Goethe Institut Indonesia.
“Pelaksanaan ujian B1 ini merupakan bentuk kerja sama MoU antara UM dengan Goethe Institut Indonesia, Bildungskooperation Deutsch (BKD). Kerja sama dengan pihak Goethe Institut ini sudah dijalin oleh Departemen Sastra Jerman sejak lama, ujian B1 ini sudah empat kali diselenggarakan sejak tahun 2018,” jelasnya, Jumat, (19/12/2024).
Dewi menjelaskan, lulusan Sastra Jerman UM harus memiliki standarisasi dengan kebahasaan Bahasa Jerman, yakni minimal B1 bahkan naik menjadi B2. “Jadi tuntutannya mahasiswa lulusan dari Prodi Pendidikan Bahasa Jerman minimal di Indonesia adalah minimal B1, itulah yang dapat menjamin mutu lulusan Pendidikan Bahasa Jerman UM,” ungkapnya.
Banyak keuntungan yang didapatkan mahasiswa jika sudah memiliki sertifikat B1 antara lain berkarir menjadi guru, mengikuti berbagai program, seperti Ausbildung, magang, melakukan kegiatan sosial dan bahkan tinggal di Jerman, karena sertifikat B1 merupakan standar hidup dan menetap di Jerman
Selain itu Dewi juga berharap, dengan memiliki sertifikat B1 minimal menjadi bukti standarisasi kebahasaan mahasiswa secara Internasional. "Kami harapkan mahasiswa bisa bersaing di dunia kerja baik menjadi guru maupun pekerjaan yang menuntut kompetensi berbahasa jerman,” harapnya.
Hannilette Diola, Sprachleitung Wisma Jerman, sekaligus salah satu penguji ujian sertifikasi Bahasa Jerman level B1 menjelaskan bahwa ujian B1 ini merupakan standar minimal kebahasaan untuk hidup di negara Jerman. “Jika kita memiliki sertifikat B1 otomatis berarti kita sudah bisa memahami Bahasa sehari-hari di Jerman, seperti pergi berbelanja, ngobrol di tempat umum dan mudah menjalani kegiatan di sana,” jelas wanita berkebangsaan Filipina ini.
“Selain itu sertifikat B1 juga berguna bagi mahasiswa yang ingin mengikuti program- program di Jerman seperti Ausbildung (pelatihan kerja) dan melanjutkan studi di Jerman,” jelas Hann.
Dalam ujian ini beberapa mahasiswa mengaku merasa gugup/ “Mungkin nervous ya karena ini ujian sertifikasi bahasa jerman pertama saya, ujian berlangsung dengan tenang dan mendebarkan juga buat saya pribadi,” ucap Ananda Rizki Azdi mahasiswa Departemen Sastra Jerman Angkatan 2021.
Sementara itu, peserta lain Sandra Imaniar merasa cukup memiliki persiapan matang namun juga masih sedikit takut. “Agak agak takut tapi gak terlalu nervous cuma sempet ngerasa kurang lega di sprechen (berbicara), tapi kami berterima kasih kepada Departemen Sastra Jerman, karena kami sudah diberi kesempatan ujian B1 dengan harga ekonomis,” ungkap Sandra. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sastra Jerman UM Kembali Gelar Ujian Berbahasa Jerman Goethe Zertifikat B1
Pewarta | : Yovika Indrisani (MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |