https://malang.times.co.id/
Berita

95 Persen Kawasan Kota Malang Rawan Bencana, Hunian Sepanjang DAS Jadi Sorotan

Sabtu, 15 November 2025 - 12:07
95 Persen Kawasan Kota Malang Rawan Bencana, Hunian Sepanjang DAS Jadi Sorotan Pemukiman kawasan DAS yang berada di Kota Malang. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang menyebut sekitar 95 persen kawasan Kota Malang masuk kategori rawan bencana, terutama banjir, angin kencang, dan longsor. Hunian yang berada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi perhatian khusus karena berada di zona tidak stabil.

Kalaksa BPBD Kota Malang, Prayitno mengatakan, pihaknya telah mengirimkan peta rawan bencana ke 40 kelurahan yang dinyatakan memiliki tingkat kerentanan tinggi berdasarkan hasil kajian bersama Universitas Negeri Malang (UM).

“40 kelurahan dari 57 kelurahan di Kota Malang rawan bencana. Peta rawan sudah kami kirimkan ke camat dan lurah. Tiap RW yang rawan banjir dan longsor sudah kami catat dan petakan secara detail,” ujar Prayitno, Sabtu (15/11/2025).

BPBD juga memetakan warga yang berpotensi terdampak, sehingga dapat menentukan prioritas bantuan logistik, rencana evakuasi, hingga jalur penyelamatan. Peta rawan bencana tersebut dibuka untuk umum melalui tautan yang telah disiapkan BPBD.

Terkait status kebencanaan, Prayitno menyebut Indeks Risiko Bencana Kota Malang berada pada level sedang. Ancaman terbesar berasal dari cuaca ekstrem, banjir dengan kedalaman 70 hingga 150 cm, angin kencang, serta longsor yang banyak terjadi di kawasan DAS.

“Semua DAS di Kota Malang berpotensi longsor. DAS seharusnya memiliki jarak aman 10–15 meter dari hunian, namun faktanya banyak permukiman berdiri sangat dekat dengan tepi sungai,” ungkapnya.

BPBD juga mencatat 479 peristiwa bencana sejak 2022, didominasi banjir, disusul pohon tumbang, patah, serta longsor.

“Tim sudah melakukan catatan tahunan dan ini hampir sama setiap tahunnya,” katanya.

Saat ini Kota Malang memiliki 24 sistem peringatan dini (EWS) yang tersebar di lima kecamatan, termasuk EWS longsor di Kelurahan Blimbing, wilayah Bunul. Beberapa EWS lama juga dipindahkan ke titik padat hunian seperti Perumahan Ragil.

Meski kebutuhan EWS masih besar, Prayitno mengatakan pada 2026 belum ada rencana penambahan karena penyesuaian anggaran. 

“Kami pilih titik strategis dulu. Idealnya area padat hunian memiliki EWS, tapi untuk penambahan masih kami konsultasikan,” ucapnya. (*)

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.