https://malang.times.co.id/
Berita

70 Ton Eco Enzyme untuk Jinakkan PMK di Kota Batu

Kamis, 09 Juni 2022 - 21:02
70 Ton Eco Enzyme untuk Jinakkan PMK di Kota Batu Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSI saat panen Eco Enzyme di Desa Tulungrejo. (Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, BATU – Relawan Eco Enzyme di Kota Batu, Jawa Timur menyiapkan 70 ton cairan multiguna ini untuk menjinakkan penyakit mulut dan mulut (PMK) yang kini sedang menyusahkan peternak di berbagai daerah.

Cairan multiguna produksi para relawan ini, diyakini bisa mempercepat penyembuhan penyakit kuku dan mulut yang mengakibatkan banyak kematian hewan ternak di Kota Batu. Cairan ini siap didistribusikan jika ada peternak yang membutuhkan.

Beberapa peternak di Kota Batu sudah menggunakan cairan yang diproduksi dari buah afkir dan rempesan sayur ini untuk menyembuhkan PMK.

“Alhamdulillah, hari ini kita bisa memanen Eco Enzyme, bisa membantu percepatan penyembuhan hewan yang terkena PMK sehingga tidak ada hewan yang mati, mudah-mudahan seperti itu. Karena itu saya minta kepada Pak Aries (Kepala Dinas Lingkungan Hidup) agar betul-betul meneliti, apakah membantu hal-hal tersebut, supaya bisa diformalkan dan segera bisa didistribusikan kepada petani,” ujar Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko disela-sela panen Eco Enzyme yang dilaksanakan di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.

Meski belum ada penelitian, secara empiris beberapa peternak sudah melakukannya dan berhasil. Caranya, cairan ini dioleskan ke mulut dan kuku sapi yang terserang penyakit ini dan ternyata beberapa peternak merasakan hasilnya. Sapinya yang awalnya tidak mau makan, nafsu makannya kini sudah bangkit.

Walikota-Dewanti-1.jpg

“Sebetulnya sudah diteliti di Thailand selama 30 tahun, sudah sangat ada dasarnya, karena di Indonesia belum, ini harus dilakukan,” terang wali kota. Wali kota memberikan apresiasi kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang sudah memasalkan pembuatan eco enzyme ini.

Wali kota mengatakan DLH dan masyarakat melalui relawan Eco Enzyme sudah bersinergi sehingga semua desa di Kota Batu sudah memiliki relawan yang memproduksi cairan ini secara berkala. Sehingga bisa membantu meringankan pengeluaran belanja masyarakat, karena tidak perlu membeli sabun, detergen hingga cairan pel.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu, Aries Setyawan, mengatakan, pengelolahan sampah menjadi program prioritas dalam mendukung keberlangsungan lingkungan hidup di Kota Batu. Salah satunya melalui pembuatan Eco Enzyme.

“Mulai tahun 2020, kita sudah memberikan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat untuk membuat Eco Enzyme, dan saat ini kita rasakan begitu banyak manfaat dari pengolahan sampah menjadi Eco Enzyme,” kata Aries.

Selain bermanfaat sebagai pembersih rumah, pupuk alami dan pestisida, Eco Enzyme juga bermanfaat untuk mencegah pemanasan global dan membantu menyembuhkan hewan ternak yang mengalami sakit.

Walikota-Dewanti-2.jpg

Sementara itu, Relawan Eco Enzyme, Gung Endah Tuti Rahayu menjelaskan bahwa Eco Enzyme yang terkumpul ini merupakan produk dari para relawan di Kota Batu. “Saya tidak bisa menghitung berapa jumlah relawan kita, ribuan orang. Yang jelas, cairan yang kita panen ini merupakan hasil olahan relawan 3 bulan yang lalu atau 90 hari. Saya sudah tegaskan ke relawan, jangan sampai nunggu kehabisan baru produksi, karena kita butuh kesinambungan,” ujarnya.

Menurut Gung, cairan ini sudah digunakan setiap hari untuk kebutuhan sehari-hari. Beberapa lainnya dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti membuat sabun mandi berbahan eco enzyme dan produk turunan lainnya.

Dengan membuat eco enzyme, menurut Gung, bisa mengurangi beban TPA akibat sampah organic. Cairan ini juga membantu mencegah pemanasan global. Cairan ini juga bisa menjadi alternative produk kimia sintetis. (*)

Pewarta : Muhammad Dhani Rahman
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.