TIMES MALANG, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) resmi menyalurkan Beasiswa Dana Abadi kepada 50 mahasiswa terpilih pada tahun akademik 2024/2025. Penyerahan beasiswa ini dilakukan secara simbolis dalam rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025 yang digelar di Gedung Samantha Krida.

Beasiswa Dana Abadi UB ini menjadi yang pertama kali disalurkan sejak program tersebut digulirkan. Ketua Tim Pengelola Dana Abadi UB, Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng., Ph.D., IPU, mengatakan bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban mahasiswa, khususnya yang berasal dari keluarga kurang mampu.

“Beasiswa ini diharapkan bisa membantu mahasiswa dari keluarga ekonomi menengah ke bawah, sehingga mereka tetap dapat melanjutkan pendidikannya,” ujarnya.

Bentuk beasiswa yang diberikan adalah subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp3,5 juta per semester, berlaku hingga delapan semester.

“Saat ini, skema masih terbatas untuk biaya UKT, namun kami tengah mengkaji kemungkinan penambahan komponen bantuan biaya hidup di masa mendatang,” tambah pria yang akrab disapa Sony itu.

Program ini dibiayai dari hasil pengelolaan Dana Abadi UB yang bersumber dari sumbangan alumni, sivitas akademika, masyarakat, organisasi, dan mitra dalam maupun luar negeri. Dana pokok tidak digunakan, melainkan dikelola melalui investasi seperti deposito dan obligasi, sehingga manfaatnya dapat berkelanjutan.

“Konsepnya, sumbangan yang terkumpul di pokok Dana Abadi bersifat tetap, tidak akan pernah berkurang. Yang disalurkan adalah hasil pengelolaannya, dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk beasiswa, jadi manfaatnya akan terus mengalir untuk generasi mahasiswa di masa depan,” jelas Sony.

Pada tahun ini, UB juga menargetkan penambahan penerima beasiswa menjadi 62 orang, sejalan dengan usia universitas yang memasuki 62 tahun.

Seleksi penerima dilakukan oleh Direktorat Kemahasiswaan UB. Menurut Dr. Sujarwo, S.P., M.P, Direktur Kemahasiswaan UB, pendaftaran dilakukan melalui Sistem Informasi Akademik Mahasiswa (SIAM).

“Mahasiswa yang memenuhi persyaratan dapat mengajukan usulan beasiswa melalui akun SIAM masing-masing. Usulan tersebut kemudian diproses oleh Ditmawa untuk dijadikan basis data calon penerima. Selanjutnya, daftar usulan diseleksi dan ditetapkan oleh Tim Pengelola Dana Abadi,” papar Sujarwo.

Kriteria penerima antara lain belum menerima bantuan dari pihak lain, IPK minimal 3,00, penghasilan orang tua di bawah Rp4 juta, serta memiliki prestasi dan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan.

Dana beasiswa disalurkan melalui mekanisme pembayaran UKT. Jika bantuan Rp3,5 juta melebihi UKT mahasiswa, selisihnya dikembalikan ke rekening penerima.

Salah satu penerima, Ibadurrohman, mahasiswa Fakultas Pertanian, mengaku beasiswa ini sangat membantu.

“Saya sebelumnya terlalu memikirkan uang bulanan dan UKT, takut tidak cukup. Kadang menyambi berjualan martabak dan item game untuk tambahan uang jajan. Sekarang bisa dibuat simpanan dan diputar uangnya,” katanya.

Mahasiswa lain, Adelia Puspitasari dari Fakultas Teknologi Pertanian, juga merasakan manfaat sejak semester pertama.

“Kebetulan saat itu Beasiswa Dana Abadi baru rilis. Bantuan yang saya terima berupa pembayaran UKT sebesar Rp3,5 juta. Prosesnya tidak rumit karena penerima diseleksi langsung oleh pihak kampus,” ujarnya.

Selain untuk beasiswa, Dana Abadi UB juga diarahkan mendukung riset, inovasi, pengabdian kepada masyarakat, dan program berbasis Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dana ini tidak digunakan untuk membiayai kegiatan operasional rutin kampus, melainkan untuk program jangka panjang yang berkelanjutan. (*)