TIMES MALANG, MALANG – Prodi Bahasa Inggris, Politeknik Negeri Malang (Polinema) kembali menggelar International Conference on Applied Linguistics and Communication (ICALCom) 2024 bertempat di Auditorium lantai 8, Gedung Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang, Sabtu (07/09/2024).

ICALCom merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun oleh Prodi Bahasa Inggris Polinema. Pada tahun kedua ini, ICALCom mengambil tema “Referending Language Learning: Exploring Technology Impacts and Opportunities”. Berkolaborasi dengan delapan negara, ICALCom menghadirkan 4 pemateri yaitu Siti Rohani (Polinema/Indonesia), Hayo Reinders (Amerika Serikat), Willy Renandya (Singapura), dan Misita Anwar (Australia).

Penyerahan vandel oleh Supriatna Adhisuwignjo selaku Direktur Politeknik Negeri Malang kepada Siti Rohani sebagai pemateri ICALCom 2024, Malang. (FOTO: Abbel Glory Firnandiz/TIMES Indonesia)

Keterlibatan delapan negara yang terdiri dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Turki, Sri Lanka, Australia, dan Amerika Serikat dalam ICALCom 2024 menunjukkan komitmen kuat dari Polinema untuk mengembangkan jaringan global, khususnya di bidang linguistik terapan dan komunikasi.

ICALCom ditargetkan untuk semua praktisi dalam ilmu bahasa seperti guru, dosen, dan mahasiswa yang mempunyai hasil riset. Melalui hasil riset yang mereka bagikan dalam ICALCom, diharapkan dapat memperkaya wawasan peserta tentang perkembangan terbaru dalam pengajaran bahasa dan teknologi yang mendukungnya.

Nadia Hanayeen, Ketua Pelaksana ICALCom 2024, menjelaskan bahwa konferensi ini bertujuan untuk menjadi platform diseminasi penelitian, terutama di bidang bahasa Inggris terapan dan komunikasi, serta mendorong interaksi dan kolaborasi antar-akademisi.

“Ada beberapa topik yang dicakup dalam ICALCom tahun ini, antara lain teaching and learning english, translating and interpreting, english skill, translanguaging dan masih ada topik-topik lain” Nadia Hanayeen.

ICALCom 2024 juga menyoroti peran penting teknologi dalam dunia pengajaran bahasa, seiring dengan tema konferensi yang menekankan pada eksplorasi dampak dan peluang teknologi. Salah satu pemateri, Siti Rohani yang juga sekaligus merupakan ketua Prodi Bahasa Inggris Polinema membahas topik tentang “Menarik minat orang yang sedang belajar bahasa inggris pada komik yang dihasilkan AI berdasarkan cerita rakyat Indonesia”.

Siti Rohani menjelaskan bahwa penggunaan komik yang dihasilkan oleh AI berdasarkan cerita rakyat Indonesia merupakan pendekatan inovatif dalam pembelajaran bahasa Inggris. Komik ini tidak hanya memperkenalkan elemen budaya lokal, tetapi juga membantu pembelajar bahasa Inggris meningkatkan keterampilan membaca, memahami konteks budaya, serta memperkaya kosakata mereka dengan cara yang interaktif dan menyenangkan.

“We are trying to use engaging media and encourage application to the use of folklore. We try to use AI for dynamic effective storytelling the Indonesian folklore (Kami mencoba menggunakan media yang menarik dan mendorong penerapan penggunaan cerita rakyat. Kami mencoba menggunakan AI untuk mendongeng cerita rakyat Indonesia yang dinamis dan efektif),” ujar Siti Rohani.

Ia juga menambahkan bahwa pendekatan ini tidak hanya mendorong minat belajar, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif para pembelajar. Melalui komik, pembelajar dapat terlibat lebih dalam dengan cerita, memahami alur, karakter, serta pesan moral yang ada dalam cerita rakyat Indonesia, sekaligus belajar bahasa Inggris secara kontekstual. Dengan menggunakan teknologi AI, komik ini dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan bahasa pembelajar, sehingga materi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan dan pemahaman mereka.

Penggunaan AI dalam pembelajaran bahasa dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif terlibat dalam proses belajar. Dengan menggunakan komik yang dihasilkan oleh AI, pembelajaran bahasa Inggris menjadi lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Inovasi-inovasi seperti ini selaras dengan tujuan ICALCom 2024 yang akan terus berkembang dengan semakin banyak tema riset yang bisa dipublikasikan, mencakup topik-topik yang lebih luas dan mendalam dalam bidang linguistik terapan dan komunikasi.

Selain itu, ICALCom mengharapkan jumlah presenter dari luar negeri terus meningkat, memperkaya wawasan serta memperluas jaringan internasional. ICALCom juga terbuka untuk negara-negara yang belum pernah bergabung sebelumnya, dengan harapan mereka dapat turut berpartisipasi dalam konferensi mendatang. Tak kalah penting, mahasiswa juga didorong untuk aktif mempresentasikan hasil riset mereka, sehingga konferensi ini bisa menjadi wadah bagi akademisi di semua tingkatan. (*)